Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur KABUPATEN SITUBONDO
Kisah misteri GUA yang tembus ke madura
- 16 April 2015

Kisah misteri GUA yang tembus ke madura

5

Mengunjungi Petilasan Syekh Maulana Ishaq di Bukit Pecaron
Meski hanya sebuah petilasan (tempat munajat), dalam kamar utama bertuliskan Syekh Maulana Ishaq itu terdapat sebuah bangunan makam. Terdapat juga dua batu hitam mengkilap di kamar berukuran 4 x 4 meter. Batu itulah yang diyakini sebagai tempat duduk sang Syekh dalam bermunajat kepada Yang maha Kuasa.
Begitu sampai di Bukit Pecaron, pengunjung sudah bisa bernafas lega. Mereka sudah tidak perlu lagi mengatur irama nafasnya, sebagaimana yang dilakukan saat mendaki jalan setapak menuju ke puncak Pecaron. Para pengunjung juga sudah dapat beristirahat sejenak sebelum berdoa di depan petilasan Syekh Maulana Ishaq.
Ada dua bangunan di puncak bukit Pecaron. Satu bangunan berukuran sekitar 4 meter x 6 meter. Pelataran ini biasanya digunakan untuk tempat peristirahatan sekaligus tempat antre para pengunjung yang akan masuk ke tempat munajat Syekh Maulana Ishaq. Saat pengunjung penuh, masuk ke tempat petilasan Ayahanda Sunan Giri itu memang tidak bisa seenaknya.
Pengunjung harus sabar antre hingga tiba gilirannya. Tempat munajat Sang Syekh kini sudah dibuat kamar khusus dengan ukuran sekitar 4 x 4 meter. Di atas pintu masuk kamar itu ada tulisan ’Syekh Maulana Ishaq’. Kamar berlantai keramik itu hanya mampu menampung belasan pengunjung. Sebab, di dalamnya bukanlah ruangan yang terhampar layaknya tempat munajat pada umumnya.
Di dalam kamar berlantai keramik itu justru ada sebuah makam. Dari sini, kemudian sebagian warga percaya kalau petilasan adalah makam Syekh Maulana Ishaq. Di depan pintu masuk, ada dua batu hitam cukup mengkilat yang menonjol di lantai keramik putih. Batu itulah yang diyakini sebagai tempat duduk Syekh Maulana Ishaq.
Sujud, seorang staf di Bagian Pariwisata Disperindagpar Situbondo mengatakan, saat dirinya bertanya kepada juru kunci Petilasan, H Halili, sang juru kunci mengakui kalau tempat di Bukit Pecaron itu hanya petilasan Syek Maulana Ishaq. “Kalau pun ada yang menganggap makam, tak jadi soal. Yang penting menambah keyakinan dan kekhusukan pengunjung berdoa kepada Allah. Yang penting,berdoa bukan minta pada kuburan,” terangnya.
Saat berdoa di depan Petilasan Syekh Maulana Ishaq, Halili biasanya membantu pengunjung memimpin doa. Sebelum berdoa, dilakukan beberapa ritual kepercayaan pengunjung. Ada yang mengirim doa dengan membaca surat Al Fatihah atau membaca tahlil dulu. “Ini juga agar pengunjung tidak salah tujuan datang ke sini. Perlu saya jelaskan dan luruskan niatnya,” kata Halili.
Satu lagi yang cukup menjadi perhatian pengunjung saat datang ke Bukit Pecaron. Di bawah bukit ada sebuah gua. Sayang gua ini hanya bisa dinikmati dari luar. Tidak ada yang berani memasuki gua tersebut. Selain lokasinya gelap dan berbahaya, warga sekitar menganggap gua itu mempunyai kekuatan magis yang cukup besar. Yang jelas, karena jarang ada yang nekat masuk menelusurinya, kisah tentang gua tersebut menyimpan banyak misteri. “Dulu kabarnya pernah ada warga yang masuk, namun dia tak pernah keluar lagi,” terang Zainullah, warga Kapongan yang datang ke bukit Pecaron.
Akhirnya, banyak beredar kisah misteri seputar gua tersebut. Ada versi yang menyatakan kalau gua tersebut kalau ditelusuri, konon bisa menembus hingga ke Pulau Madura. Ada juga versi kisah misteri yang mengatakan bahwa dengan memasukinya, bisa tembus ke Makkah. “Namun tentunya, yang masuk (gua tersebut) bukan orang-orang biasa. Tapi orang yang dekat dengan Allah. Kalau orang biasa yang masuk, biasanya tidak kembali lagi,” terang salah seorang warga.
Sementara itu, Disperindagpar diam-diam sudah menyusun sebuah buku yang menceritakan asal-usul Bukit Pecaron. Diceritakan, Bukit Pecaron jadi dikenal berawal dari kedatangan Syekh Maulanan Ishaq ke Tanah Jawa. Ketika itu, dia mendengar ada sayembara di Kerajaan Blambangan. Sang Raja Blambangan, Minak Sembuyut mengeluarkan sayembara. Isinya, siapa saja yang bisa menyembuhkan putrinya yang sedang sakit parah, maka dia akan dijadikan menantu.
Syekh Maulana Ishaq pun mengikuti sayembara tersebut dan berhasil memenangkannya. Sejak saat itu, sang Syekh mencoba meng-Islamkan sang istri maupun seluruh isi istana. Sayang, kesuksesan Syekh Maulana Ishaq mengundang iri dan dengki Patih kerajaan. Karena tidak ingin terjadi pertumpahan darah, Sang Syekh memilih menyingkir dari istana. Dia hanya berpesan kepada istrinya yang sedang hamil, agar jika anaknya lahir diberi nama Raden Paku dan dihanyutkan ke laut. Setelah besar, Raden Paku ini menjadi salah satu wali yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa yakni Sunan Giri.
Syekh Maulana Ishaq sendiri, setelah menyingkir dari istana memilih terus berkelana ke arah barat. Selama perjalanan itu, dia terus menyebarkan ajaran Islam. Di Situbondo, ada tiga tempat yang diyakini sebagai tempat petilasan Syekh Maulana Ishaq. Yakni di Bukit Bantongan, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan; Bukit Tampora, Kecamatan Banyuglugur serta di Bukit Pecaron, Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan.

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline