masyarakat adat
523 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tebu dalam Upacara Potong Gigi
Ritual Ritual
Bali

Dalam Upacara Potong GIgi, tebu digunakan sebagai sarana  sesajen / banten dan sebagai singgang gigi/ pedangal agar mulut tetap terbuka, sehingga mudah dilakukan pengikiran/pemotongan. Upacara ini bertujuan untuk mengurangi/ mengendalikan hawa nafsu yaitu sifat manusia yang dianggap kurang baik, bahkan sering dianggap sebagai musuh di dalam diri sendiri. Tebu dipandang memiliki makna sebagai simbul rasa untuk merasakan dan membedakan “ sad rasa ” (enam rasa) yang hanya dapat dirasakan di dalam mulut. Keenam rasa tersebut yaitu manis, pahit, asin ( pakeh) , pedas ( lalah) , asam ( masem) dan kecut ( sepet) . Varietas tebu yang digunakan dalam upacara potong gigi adalah tebu ratu, tebu kuning, tebu hitan, tebu malem , tebu tiying, dan tebu swat . Terdapat 8 varietas tebu yang dimanfaatkan dalam upacara adat yakni: tebu ratu/raja, tebu tiying , tebu kuning, tebu selem (hitam/ cemeng / ireng ), tebu malem , tebu tawar , tebu salah dan tebu swat...

avatar
Aze
Gambar Entri
Pemakaian Saput Poleng Pada Pohon di Bali
Ritual Ritual
Bali

Pemakaian saput poleng pada pohon-pohon besar di Bali merupakan bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan masyarakat Bali. Demikian terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Ideologi Pelestarian Lingkungan Hidup Dibalik Pemakaian Saput Poleng Pada Pohon Besar di Bali” yang ditulis oleh I Ketut Suda dari Fakultas Ilmu Agama, Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar yang dipublikasikan dalam Jurnal Bumi Lestari, Volume 10, Nomor 2 Tahun 2010. Ketut Suda menuliskan upaya masyarakat Bali melilitkan saput poleng pada pohon besar bukan sekedar perbuatan iseng yang terjebak pada utopia, melainkan memiliki latar belakang ideologis. Artinya dibalik budaya melilitkan saput poleng pada pohon besar yang merupakan bagian dari sistem nilai masyarakat Bali mengandung pula nilai-nilai kearifan ekologis. Ideologi yang terkandung disini yaitu konsep Tri Hita Karana . Harmonisasi hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang diaktualisasikan dala...

avatar
Aze
Gambar Entri
Soma Ribek
Ritual Ritual
Bali

Soma Ribek  atau Senin ( Soma ) wara Pon wuku Sinta atau hari yang jatuhnya 2 hari setelah Hari Raya Saraswati selalu identik dengan sebutan hari pangan gaya Bali.Alasannya pada saat Soma Ribek , masyarakat Bali disadarkan akan pentingnya pangan dalam kehidupan, mengingat tanpa pangan manusia tidak bisa hidup dan menjalani kehidupannya. Dalam sebuah artikel berjudul “Hari Soma Ribek dan Kutukan Dewi Sri” yang dimuat dalam mantrahindu.com disebutkan bahwa berdasarkan tradisi Bali, cara mensyukuri karunia ibu pertiwi adalah dengan menjaga dan merawat serta menanam segala jenis tanaman sumber kehidupan. Mengingat kegiatan menanam tidak saja memberi sumber kehidupan tetapi juga menyegarkan tanah.   Sedangkan dalam swarahindudharma.com disebutkan yang dipuja saat Soma Ribek adalah Sang Hyang Tri Pramana yaitu: Dewi Sri, Bhatara Sadhana dan Dewi Saraswati, dengan menghaturkan upakara di lumbung dan di pulu ( gentong beras ). Banten atau sesaj...

avatar
Aze
Gambar Entri
Banyu Pinaruh
Ritual Ritual
Bali

Sehari setelah Hari Saraswati, pada Minggu Paing Sinta umat Hindu melanjutkannya dengan malaksanakan prosesi Banyu Pinaruh . Secara filosofi Banyu Pinaruh bermakna menyucikan pikiran dengan menggunakan air ilmu pengetahuan. Demikian terungkap dalam sebuah artikel berjudul “Banyu Pinaweruh: Bersihnya Jiwa Dengan Air Pengetahuan” yang ditulis oleh Drs. I Wayan Astika, M.Si dan dipublikasikan dalam phdi.or.id . Banyu Pinaruh , berasal dari kata banyu (air) dan pinaruh atau pangewuruh (pengetahuan). Secara nyata, umat memang membersihkan badan, mandi, keramas di laut atau sumber-sumber air.  Sebagaimana diuraikan dalam pustaka Bagavadgita sebagai berikut: ” Abhir gatrani sudyanti manah satyena sudayanti .” Artinya, badan dibersihkan dengan air sedangkan pikiran dibersihkan dengan ilmu pengetahuan. Disebutkan dalam artikel tersebut bahwa Banyu Pinaruh diibartkan sebagai air ilmu pengetahuan. Pada hari ini umat Hindu membersihkkan di...

avatar
Aze
Gambar Entri
Ngusaba Padi
Ritual Ritual
Bali

Petani di Bali khususnya di subak Uma Utu Desa Adat Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan memiliki cara unik untuk menyampaikan bentuk rasa syukur atas keberhasilan panen padi yaitu melalui upacara ngusaba padi .Makna upacara Ngusaba Padi yang dilaksanakan di Pura Subak Uma Utu Desa Adat Babahan ialah sebagai bentuk rasa syukur terhadap Dewi Sri atau manifestasi Tuhan Sebagai Dewi kemakmuran atau kesuburan. Para peneliti I Made Krisna Dinata, I Nyoman Sueca, dan Ni Nyoman Mariani dalam artikel berjudul “Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Upacara Ngusaba Padi D i Pura Subak Uma Utu , Desa Adat Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan” menuliskan bahwa rasa syukur adalah ungkapan untuk merefleksikan suatu rasa terimakasih kepada Tuhan atas pencapaian yang telah diperoleh, jika dalam konteks Upacara Ngusaba Padi , rasa syukur tersebut adalah ketika mendapati hasil panen sesuai yang diharapkan. Rasa syukur tersebut dicurahkan oleh masyarakat Desa B...

avatar
Aze
Gambar Entri
Meluspusin
Ritual Ritual
Bali

Meluspusin  merupakan ritual yang biasa digelar oleh petani di Bali  ketika tanaman sudah mulai berbuah (berisi) atau padi wau mawoh.  Ritual ini adalah ritual untuk memohon kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widi Wasa) sebagai Sedan Carik agar padi tidak diserang hama seperti wereng, ulat, burung dan sebagainya. Peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian  masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017 menuliskan bahwa ritual meluspusin juga disebut mabahin ‘padi berbuah’. Upacaranya disertai dengan memasang sanggah catu yang berisi kober gana (bendera) pemujaan kepada Sanghyang Siwa yang ditemani oleh Dewi Uma sebagai istri dewa Siwa. Terdapat pemujaan kepada dewa-dewa di Pura Ulun Danu (Batur) sebagai pradhana. Berdasarkan hal ini ketika bertani sudah ada pemujaan purusa dan pradana. Ritual...

avatar
Aze
Gambar Entri
Byakukung
Ritual Ritual
Bali

Ritual Byakukung merupakan salah satu upacara yang dilakukan petani di Bali saat tanaman padi mulai mengandung( beling ). Ritual byakukung ini adalah ritual untuk menghilangkan bahaya (untuk keselamatan) padi yang sedang hamil dan siap untuk melahirkan. emikian dituliskan peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian  masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017. Sartini memberikan ulasan bahwa kata byakukung berasal dari kata bya dan kukung. Bya dari kata byut ‘bahaya’, kata kukung berasal dari bahasa Jawa Kuno makukung ‘badan’, tertelungkup bungkuk, bagian tengah terangkat ke atas. Badan yang tertelungkup bungkuk itu menyerupai orang yang sedang hamil. Pendapat lain mengatakan bahwa byakukung berasal dari bya ‘prabea’ dan kung ‘kasmaran’. Dalam hal ini...

avatar
Aze
Gambar Entri
Dedinan Kapertama
Ritual Ritual
Bali

Petani di Bali benar-benar memperlakukan tanaman padi ibarat manusia. Buktinya pada saat tanaman padi berumur 35 hari dibuatkan sebuah ritual yang dinamakan dedinan kapertama atau dedinan pertama. Peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian  masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017 menuliskan bahwa sama halnya dengan ritual manusia, pada usia satu bulan Bali yaitu 35 hari juga dilakukan ritual dedinan pertama. Ketika tanaman padi berusia 35 hari sarana ritualnya semakin kompleks antara lain nanceb sanggah catu, sesajen ketipat dampulan, asem panca pala, kalungah maksturi, bjayang muah ketipat sari,mesawen kayu sugih, kayu gegirang. Memberi persembahan kepada Rare Angon yaitu nasi takilan, ulam bawang, sambel telengis,tipat lepet, maulam sudang taluh dan tak berem. Ritual juga disertai juga dengan pecut lidi 3 batang,...

avatar
Aze
Gambar Entri
Pantun Mayusa
Ritual Ritual
Bali

Ritual yang dilakukan masyarakat Hindu di Bali merupakan implementasi dari Tri Hita Karana yang terdiri atas tiga hubungan harmonis. Salah satunya yang dilakukan para petani di Bali yaitu ritual pantun mayusa . Sebuah ritual dimana petani memperlakukan tanaman padi ibarat memperlakukan manusia. Peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian  masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017 menuliskan Pantun mayusa berasal dari kata pantun ‘tanaman padi’ mayusa artinya ‘berumur, berusia’. Rangkaian ritual pertanian yang dilakukan ini sesuai dengan umur tanaman padi yaitu 12 hari, 17 hari, 27 hari, 35 hari, 24 hari dan 70 hari. Setiap peringatan terhadap usia tanaman padi tersebut dilakukan ritual sesuai dengan usia tanaman padi. Hal ini menunjukkan sebuah tradisi budaya memperlakukan tanaman padi ibara...

avatar
Aze