Upacara Tumpe merupakan ritual penyerahan telur Maleo pertama dari Luwuk ke Pulau Banggai. Tumpe sendiri mempunyai arti "pertama". Burung Mua' Mua (Maleo) merupakan burung endemik Sulawesi yang hidup di kawasan pantai. Di Banggai berada di Bangkiang Kecamatan Batui. Upacara tumpe dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan Batui (Kabupaten Banggai) dan masyarakat kota Banggai (Kabupaten Banggai Laut). Upacara Tumpe ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan september saat musim pertama bertelurnya burung Mua' Mua (Maleo). Sejarah awal Upacara Tumpe bermula ketika raja Banggai yang bernama Adi Jawa mencari istrinya yang bermama Sitti Amina dan anaknya yang bernama Abu Kasim yang pergi meninggalkan Banggai. Kepergian Sitti Amina yang membawa anaknya ini dikarenakan ia difitnah oleh istri kedua raja Adi Jawa. Pencarian raja Adi Jawa menggunakan perahu layar ke Bola dan Matindo tidak membuahkan hasil. Akhirnya sang raja memutuskan untuk berlayar ke pulau Jawa dan tidak akan kembali lagi ke B...
Rumah adat Sulawesi Tengah disebut Rumah Tambai. Rumah tambai berupa rumah panggung dan atapnya sekaligus berfungsi sebagai dinding anak tangga dengan jumlah ganji menandaan rumah kepala adat dan yang berjumlah genap adalah milik penduduk desa. Alas rumah tersebut terdiri dari balok balok yang disusun, sedangkan pondasi atau dasarnya terdiri dari batu alam. Tangga untuk naik terbuat dari batang batang kayu bulat dan atap rumah Tambai itu terbuat dari daun rumbai atau bumbu yang dibelah dua.
Datuamas merupakan raja asli yang berada di Kab. Tolitoli, Sulawesi Tengah. Dalam suatu daerah di Indonesia, pastinya tidak terlepas dari suatu sejarah, mitos, maupun legenda yang mempelopori berdiri tegaknya suatu pemerintahan di daerah tersebut. Seperti karakteristik legenda di daerah Tolitoli yang belum diketahui oleh banyak orang. Awalnya daerah ini sama sekali tidak memiliki pemimpin satupun, sampai datangnya 3 pendekar / penggagas daerah Tolitoli. Mereka datang dari berbagai asal yang tidak bisa dipastikan secara akal manusiawi keberadaannya, untuk itulah marilah kita simak asal-usul para Datuamas ini. Datuamas yang pertama diberi nama “ Olisanggulan ” yang berarti bambu emas / bambu kuning, Datuamas yang kedua diberi nama “ Umbunglanjat ” yang berarti Putri Langsat dan Datuamas yang ketiga diberi nama “ Uwesaka ” yang berarti manusia dari rotan. Namun yang akan saya jelaskan legendanya hanyalah yang Olisanggulan dan Umbunglanjat sedangkan y...
Sebuah Karya Motif kain Luwuk Banggai, yang sudah Internasional dan bisa menjadi saingan Batik Tenun Nambo Kabupaten Banggai adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan perkembangan zaman Kab Banggai telah banyak berkembang. Karena semakin banyaknya investor yang ingin memulai usahanya disini karena mereka melihat potensi wisata, budaya dan lainnya di Kab Banggai ini yang akan terus berkembang. Salah satu hal yang akan saya bicarakan disini yaitu Motif tenun nambo yang sekarang sudah mulai menanjak ketenarannya. Potensi tenun Nambo kain tenun khas dari Kecamatan Nambo di Kabupaten Banggai akan menjadi daya tarik tersendiri selain keindahan wisata bahari di Kabupaten Banggai. Tenun Nambo, tenun kerajinan lokal warisan budaya yang menjadi andalan Kabupaten B...
Tesa’ana nu Madika kaili Nosangaka I Randa Ntovea Nipalili Ritana Njambali ranga Pomperapi Ntodea Rimadika Ala Masalama nu Ngatana Na’asi rara I Randa Ntovea Mbaturusi perapi Ntodea Mbapalaisi totua Mbapotovena Damo doa’na Ritupu Allah Ta’ala Ala Rapaka voe Duana Kuasa Tupu Allah Ta’ala Nipakatukana Bengga Bula Nompaka Voe dua I Randa Ntovea Haimo hai Najadi Niposabana Nombali Nontambai Kagayana Nakarebamo Ritotuana Madika’ta ri Tana Kaili Nituduna bo Nipekipokiona Manjili Rapoviaka Adana Moviaka ada Salamana Manjili Rapoviaka Adana Moviaka ada Salamana Manjili Rapoviaka Adana Moviaka ada Salamana…
Salah satu lagu daerah yang sangat terkenal di kalangan pelajar kabupaten buol adalah lagu daerah yang berjudul "Vuoyo Rlipu Koponuku". Lagu ini sendiri bercerita tentang kecintaan dan kebanggaan kita terhadap daerah sendir. Lirik Lagu : Vuoyo rlipu koponuku, Vuoyo rlipu kosayangu, Rlipu ni Inaku ni amaku, Pino nganakan no kunaku, Sambe maate diila korlipatangu, Vuoyo rlipu koponuku Terjemahan : Kota Buol yg kucinta, Kota Buol yg ku sayang, Kota ibu dan bapakku, tmpat aku dilahirkan, sampai mati tidak akan kulupakan, kota buol yang kucinta
Tarian Manca adalah salah satu tarian yang sangat populer dikalangan masyarakat Bajo.Tarian ini dilakukan pada saat ada pesta pernikahan yang resmi (Massuro). Biasanya tarian ini dibawakan oleh sepasang pamanca (tukang manca) terdiri dari dua orang yang masing-masing saling membawa peddah (pedang). Tarian ini sudah merupakan turun temurun dari nenek moyang mereka.Si pamanca sudah terlatih sejak kecil,sehingga gerak badannya sangat lentur sesuai dengan irama sarroni/sulleh(seruling) dan gandah (gendang). Sumber: http://auteurdelaction.blogspot.com/2014/07/suku-bajo-arsitektur-sosial.html
Silat kampung merupakan tradisi adat istiadat suku bajo.Ini bersinambungan dengan manca artinya semua jurus-jurus yang didapat dari silat kampung diterapkan dalam manca.Silat kampung ini tidak sembarangan orang untuk mempelajarinya.Syaratnya harus sudah cukup umur.Untuk mempelajari silat ini dibutuhkan empat minggu ini sudah sempurna.Prinsipnya silat adalah jalan hidup yang meliputi berbagai aspek kehidupan seorang manusia. Sumber: http://auteurdelaction.blogspot.com/2014/07/suku-bajo-arsitektur-sosial.html
Dikisahkan bahwa Raja Palu memiliki seorang permaisuri dan putra bernama Bolampa. Satu hal yang diwariskan Raja Palu kepada Bolampa adalah kesaktiannya. Dia juga kebal terhadap segala macam senjata. Cerita Rakyat Asal Usul Sungai Palu Kisah Dari Sulawesi Di tengah kegembiraan keduanya mengasuh Bolampa. Permaisuri hamil lagi. Namun, hal ini diam-diam menimbulkan kecemburuan di hati Bolampa. Karena, besar kemungkinan kasih sayang yang selama ini tercurahkan untuknya akan tidak ditujukan lagi untuknya, melainkan untuk adiknya. Pada saat bersamaan, Raja Palu menderita sakit hingga menyebabkannya meninggal dunia. Kesedihan pun mewarnai Kerajaan Palu. Termasuk permaisuri dan Bolampa. Bolampa yang hatinya masih diliputi iri dengan kehadiran adiknya, segera minggat keDesa Sidiru, di daerah Sibolga. Di sana, dia melampiaskan dendam kepada orang-orang secara membabi buta. Karena, dia terlalu kuat, tak pelak, Bolampa membuat tewas orang-orang itu. Hal ini tentu membuat masyarakat Sid...