Soppeng - Misteri hilangnya Nurdin (75) di dalam hutan Galimpuae, Desa Pissing, Kecamatan Donri-Donri, Soppeng, Sulsel, menyimpan misteri. Masyarakat Soppeng percaya hutan itu sebagai hutan keramat. Meski korban telah ditemukan pada Rabu (3/1/2018) pagi, cerita dari mulut ke mulut oleh sejumlah warga membuat penasaran. Tokoh masyarakat setempat, Mulyadi, menceritakan lokasi yang disakralkan penduduk tersebut. "Di sana ada kuburan kuno yang dipercaya milik 'dato' setempat. Ada juga sumur kuno besar (Galimpuae), penunggunya wanita cantik, sering dilihat warga," ungkap Mulyadi dengan tenang saat berbincang dengan detikcom , Rabu (3/1). Mulyadi bercerita, dulu di hutan tersebut sudah banyak korban yang hilang. Konon korban hilang karena melihat tanaman cabai yang buahnya besar seperti tanduk kerbau. Bila melihatnya, korban tidak bakal lagi bisa kembali dari dalam hutan. Tidak pula bisa ditemukan meski banyak orang mencarinya. Di lokasi ter...
Bugiswarta.com, Soppeng – Kekayaan adat istiadat suku bugis belakangan ini kembali dimunculkan, beberapa model kegiatan dilakukan sebagai wujud menjaga teradisi dan warisan leluhur. Seperti halnya pesta adat tiga matoa kembar "Marale Paroto Berru" di Kelurahan Ujung Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng kembali digelar pukul 17.00 Wita Kamis, 26 Oktober 2017 Beberapa kegiatan yang jarang lagi ditemukan masyarakat Bugis, Pada pesta adat ini kembali ditampilkan kegiatan unik seperti "Mabbuang Majang, Mallogo, Maggasing, Massawung Manu, Maddaga, Sirawu Sulo Api (Perang Api) Dan Mabbele Ale (Memukul Diri Dengan Senjata Tajam). Camat lilirilau A. Damrah, S.Sos, M.Si menyampaikan atas nama pemerintah Kabupaten Soppeng mengapresiasi dan terima kasih atas terlaksananya kegiatan ini. "Saya berharap kegiatan ini menjadi wadah silahturahim untuk mempererat persatuan antara masyarakat dan dapat melestarikan budaya bangsa"...
Merdeka.com - Ragam rupa cara warga memeriahkan peringatan hari jadi kemerdekaan RI. Mulai dari upacara ceremoni bernuansa perjuangan, kemerdekaan hingga permainan-permainan rakyat yang menghibur. Di Kabupaten Gowa, di dua dusun hasil pemekaran yakni Dusun Tama'la'lang Timur dan Tama'la'lang Barat di Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong atau sekitar 10 kilometer dari Kota Makassar lain lagi. Di sana warganya serentak membuat menu khas di rumah masing-masing dan menyuguhkan ke kerabat yang datang ke rumah. Sukacita saat menyantap bersama menjadi kegembiraan tersendiri saat kerabat kembali ke rumah masing-masing dengan membawa pulang oleh-oleh penganan khas dari pesta rakyat ini. Menu khas yang dimaksud adalah 'kaddo bulo' atau makanan dalam bambu. Proses membuat dan menikmati penganan ini disebut 'akkaddo bulo'. Kaddo bulo berbahan dasar dari nasi ketan baik ketan hitam maupun putih. Dimasukkan dalam seb...
Saat itu salah satu keponakanku sedang kupakaikan baju bodo’ (sebutan baju adat Sulawesi-Selatan) sembari menghiasi wajah rupawannya. Bagiku, untuk menghadapi seorang gadis jelita berumur 5 tahun butuh sedikit kesabaran karena prosesinya agak rumit. Biasanya anak seumuran ia kelakuannya sangat lincah, mulai dari cerewet, rewel dan tidak bisa diam. Belum lagi banyak item-item atau aksesoris sebagai pelengkap baju adat tersebut. Aku teringat pada seorang seniorku, ia mengatakan “Malebbi sekali kuliat pake baju bodo’ saat aku memposting kegiatan itu di salah satu akun sosial mediaku. Banyak tahap-tahap yang harus dilakukan dalam tradisi mappaselleng seperti, si anak terlebih dahulu dibimbing untuk wudhu karena ia harus dalam keadaan bersih, kemudian dimasukkan ke dalam kamar tempatnya di katte’ , di sana sudah ada s anro ana ‘ sedang menuggunya beserta wadah yang ia siapkan yang telah di isi b...
E rang, bocah lelaki berumur 7 tahun, seperti dipaku pada tempatnya berdiri. Rambut halus ditengkuknya meremang. Keringatnya mengucur deras. Tepat didepan matanya. Peristiwa mengerikan terjadi kurang dari selompatan kaki orang dewasa dari tempatnya berdiri. Sosok raksasa setinggi seratus langkah mendengus lencang. Nafas yang keluar dari hidungnya menggoyangkan semak belukar dimana Erang bersembunyi. Mulut raksasa itu mengecap-ngecap. Ia baru saja menelan ibu bapak Erang sekaligus. Purnama hari keempat belas. Dibelahan dunia yang lain sedang bersuka cita memandang keindahan bulan. Tapi disini, disebuah desa tempat keluarga Erang bermukim, purnama sepuluh tahun sekali adalah pertanda malapetaka. Raksasa kejam yang berdiam dihutan menjadikannya jadwal berburu manusia di desa Erang. Erang tak kuasa menahan tangis. Kesedihannya tak tertanggungkan lagi. Ibu bapaknya, belahan jiwanya, telah pergi meninggalkan dirinya. Erang memandang pilu kearah rumahnya. Kondisinya memprihatinkan...
Sawerigading adalah Putra Raja Luwu Batara Lattu’, dari Kerajaan Luwu Purba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dalam bahasa setempat, sawerigading berasal dari dua kata, yaitu sawe yang berarti menetas (lahir), dan ri gading yang berarti di atas bambu betung. Jadi, sawarigading berarti keturunan dari orang yang menetas (lahir) di atas bambu betung. Menurut cerita, ketika Bataraguru (kakek Sawerigading yang merupakan keturunan dewa) pertama kali diturunkan ke bumi, ia ditempatkan di atas bambu betung. Sawerigading mempunyai saudara kembar perempuan yang bernama We Tenriabeng. Namun, sejak kecil hingga dewasa mereka dibesarkan secara terpisah, sehingga mereka tidak saling mengenal. Suatu ketika, saat bertemu dengan adik kandungnya itu, Sawerigading jatuh cinta dan berniat untuk melamarnya. Berhasilkah Sawerigading menikahi We Tenriabeng, saudara kandungnya itu? Kisah selengkapnya dapat Anda ikuti dalam cerita Sawerigading berikut ini. * * * Alkisah, di daerah Luwu, Sulawesi...
La Kuttu-kuttu Paddaga adalah nama seorang pemuda yang gagah dan tampan. Ia adalah seorang yang sangat ahli bermain sepak raga, sebab pekerjaannya setiap hari tiada lain hanyalah bermain sepak raga bersama teman-temannya. Pada suatu hari ia diajak oleh teman-temannya bertandang ke desa tetangga untuk bermain sepak raga melawan para pemuda di sana. Dan, secara kebetulan lapangan yang digunakan untuk bermain berada di dekat rumah seorang gadis penenun. Setelah beberapa lama bermain, La Kuttu-kuttu Paddaga merasa haus. Oleh karena rumah yang terdekat adalah rumah sang Gadis Penenun, maka ia segera menuju ke sana dengan maksud hendak meminta air minum. Setelah naik ke rumah dan bertemu dengan Sang Gadis yang sedang menenun di Serambi. La Kuttu-kuttu Paddaga lalu berkata, bolehkah saya meminta air barang seteguk?" Si Gadis yang waktu itu kebetulan sedang sendiri, segera menjawab, "maaf langsung ambil sendiri saja di dapur. Saya belum bisa keluar dari alat tenun ini, sebab benan...
Ritual pesta adat warga Kecamatan Gantarangkeke, Kecamatan Bantaeng, atau yang disebut Pa'jujukang ini merupakan agenda tahunan setiap pertengahan Bulan Sya'ban, menyambut bulan Suci Ramadan. Setiap tahun pesta ritual ini dihelat, ribuan warga berdatangan dari berbagai penjuru Bantaeng bahkan dari seluruh nusantara. Pesta adat yang dipusatkan di Desa Dampang, Kecamatan Gantarangkeke tersebut adalah warisan dari budaya Makassar kuno. Gantarankeke dikenal sebagai tanah Toa (tanah tua/leluhur) bagi suku makassar. Di wilayah ini dulunya dijadikan sebagai tempat bertemunya para pemimpin dan tokoh adat dari empat penjuru angin untuk saling menjaga hubungan dengan mengadakan pesta. Itulah mengapa di Gantarangkeke ini masih tersimpan pusaka-pusaka tertua yang masih tersimpan dengan baik. Ritual ini lestari dan terus dilaksanakan hingga muncul gerakan Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI TII) pimpinan Kahar Muzakkar yang kebetulan masuk ke pedalaman Bantaeng, termasuk ke...
Suro'baca atau berdoa bersama untuk para leluhur menjelang Ramadhan merupakan tradisi turun-temurun di kalangan suku Bugis Makassar di Sulawesi Selatan (Sulsel).Acara tradisi ini biasanya dilakukan mulai sepekan hingga satu hari sebelum bulan suci Ramadhan (H-7 sampai H-1 Ramadhan). Tradisi yang masih tetap terjaga baik di kalangan masyarakat pedesaan hingga perkotaan ini, biasanya diselenggarakan baik per rumah tangga ataupun berkelompok.Sebelum menggelar suro'baca, keluarga mempersiapkan aneka hidangan atau masakan seperti ayam gagape' (mirip opor ayam), ikan bandeng bakar yang dibelah dan diberi cabe dan garam yang sudah dihaluskan, lawa' (urap) dari pisang batu, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan ekonomi si empunya hajatan.Untuk kue pencuci mulutnya, dipilih kue-kue tradisional misalnya kue lapis, onde-onde, dan cucuru' bayao. Setelah semua hidangan tersebut siap disantap, terlebih dahulu diatur sedemiki...