TEMBANG-TEMBANG MERDU, RIBUAN BAIT SYAIR LAHIR DARI KESENIAN DIDONG Pada ujung utara rangkaian Bukit Barisan di Pulau Sumatera, terletak dataran tinggi Gayo yang merupakan tempat orang Gayo bermukim. Di tempat ini mereka terbagi dalam beberapa kelompok yang disebut dengan orang Gayo Lut, orang Gayo Deret, orang Gayo Lues dan sebagainya. Dari orang Gayo ini muncul kesenian yang dikenal dengan nama kesenian saman. Salah satu kesenian rakyat lainnya adalah Didong, suatu bentuk kesenian yang luwes menyesuaikan diri dengan jaman dan lingkungan. Sejak kapan kesenian Didong ini dikenal, hingga kini belum diketahui dengan pasti, demikian pula arti kata Didong yang sesungguhnya. Ada orang yang berpendapat bahwa kata "didong" mendekati pengertian kata "dendang" yang artinya" nyanyian sambil bekerja atau untuk menghibur hati atau bersama-sama dengan bunyi-bunyian". Dalam bahasa Gayo dikenal dengan kata "denang" atau "donang" yang artinya mirip dengan hal tersebut. Menurut...
Masyarakat Aceh terkenal sebagai masyarakat yang mempunyai hobi minum kopi. Kita dapat menjumpai warung kopi di setiap sudut kampung maupun di warung-warung kopi di kota dengan gaya modern. Hobi minum kopi yang telah menjadi kebiasaan ini didukung oleh kondisi Aceh sebagai daerah penghasil kopi. Salah satu bubuk kopi yang cukup terkenal yaitu kopi Uleekareng. Keunggulan kopi ini ialah cita rasa khas Aceh yang ditawarkannya. Kopi ini bahkan sudah terkenal sampai ke mancanegara. Komitmen mempertahankan cita rasa alami 100% kopi asli, diwujudkan dengan cara pengolahan secara modern tanpa mengesampingkan pola tradisional bubuk kopi Ulee Kareng yang dikemas dalam berbagai kemasan sering dijadikan sebagai souvenir selain sebagai kebutuhan rumah tangga, hotel, restoran dan warung kopi.
Peupok lemo dalah sejenis pernainanan mengadu sapi dari Aceh Besar. Mulanya permainan ini dimainkan oleh kalangan peternak sapi. Zaman dahulu peupok leumo diselenggarakan sekelompok peternak di sebuah permukiman atau perkampungan setiap seminggu sekali. Penyelenggaraannya tergantung pada cuaca dan musim tertentu. Biasanya sehabis panen atau hari-hari besar lain.
lepat adalah makanan khas gayo yang terbuat dari berbagai macam bahan dasar ada yang terbuat dari tepung ketan (pulut), labu tanah (petukel Gayo) dan ada yang berbahan dari singkong (gadung Gayo). L epat hampir sama dengan timpan Aceh sama-sama dibungkus dengan mengunakan daun pisang. Yang membedakannya ukuran lepat lebih besar dari timpan Aceh, daun pisang yang digunakan tidak harus daun mudanya serta inti atau dalaman lepat berisi kelapa yang diparut yang terlebih dahulu dimasak dengan menggunakan gula aren atau gula pasir biasa.B iasanya pada hari-hari besar masyarakat Gayo lebih sering membuat lepat dari tepung ketan daripada lepat lainnya. Cara membuat lepat dar i tepung ketan yaitu tepung terlebih dahulu diaduk air gula aren yang telah dimasak dan kebiasaan orang dulunya tepung ketan itu di aduk menggunakan manesen (air aren yang diambil dan langsung dimasak), sehingga nantinya hasil adukan tepung ketannya akan berwarna coklat. lepat hampir sama dengan timpa...
Berikut ini cerita rakyat dari Provinsi Aceh, mengenai seorang anak kecil bernama Cabe Rawit. Di sebuah rumah kecil hidup sepasang suami istri yang sudah tua. Kehidupan mereka sangat miskin. Sang suami berkerja menjadi buruh di pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di usia mereka yang telah senja, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Keduanya tidak pernah berhenti berdoa. Setiap hari mereka selalu berdoa kepada Tuhan agar diberikan seorang anak. “Tuhan, berikanlah kami seorang anak yang akan melanjutkan keturunan. Walaupun anak kami hanya sebesar cabe rawit, kami akan senang menerimanya.” demikian doa sang suami di suatu ketika. Di suatu hari, sang istri sakit. Sebenarnya sang istri tengah mengandung. Hanya saja bayi di kandungan istrinya berukuran sangat kecil, sehingga mereka berdua tidak menyadarinya. Beberapa bulan kemudian, sang istri melahirkan seorang bayi berukuran sangat kecil, sebesar ukuran cabe rawit. Mereka berdua kemudian memberinya...
Asam Sunti adalah sejenis bumbu dapur khas Aceh yang terbuat dari belimbing wuluh atau sering disebut belimbimg sayur yang dikeringkan, diberi garam lalu dijemur diterik matahari berkali-kali sehingga kering dan dapat disimpan lama. Asam sunti bahkan dapat disimpan selama setahun. Kandungan asam yang tinggi pada asam sunti dapat menghambat proses pembusukan oleh mikroorganisme. Sebelum ditambahkan pada masakan asam sunti biasanya digiling terlebih dahulu. Asam sunti biasa digunakan untuk memasak kuah asam pedas, kari, dan juga untuk asam atau sambal. Asam sunti adalah bumbu khas Aceh yang membuat masakan Aceh kaya rasa, enak, dan lezat. Asam sunti lah yang membuat masakan khas Aceh jadi sempurna, rasa asamnya unik, dan berbeda dengan menggunakan asam Jawa. Bagi orang Aceh, bumbu tradisional ini wajib ada di dapur. Selain membuat masakan jadi lezat, pada masakan ikan, menggunakan asam sunti akan membuat bau amis pada ikan hilang....
Ayam Tangkap mungkin tidak asing lagi di telinga masyarakat Banda Aceh. Ayam tangkap adalah salah satu kuliner khas Aceh yang terbuat dari ayam yang digoreng dengan bumbu dan rempah-rempah khas. Dinamakan ‘ayam tangkap’ karena ayam tersebut merupakan ayam kampung yang perlu ditangkap dahulu sebelum diolah. Nama ‘ayam tangkap’ sendiri ternyata baru populer di kalangan masyarakat sekitar 6-8 tahun belakangan. Pengolahan ayam ini tidaklah sulit yaitu hanya dengan menggoreng setelah sebelumnya sudah terlebih dahulu diberi bumbu agar gurih saat disantap. Bumbu yang digunakan seperti bawang putih, lada, kemiri, garam, dan jahe. Setelah dibumbui, ayam lalu digoreng sekitar 5–10 menit. Pada saat yang bersamaan, dimasukkan pula beberapa genggam daun yang akan disajikan bersama ayam sehingga rasa rempah dedaunan turut meresap ke dalam daging ayam. Daun yang digunakan, di antaranya daun kari i , potongan daun pandan, dan salam. Setelah ayam matang,...
Pinto Khop adalah salah satu situs Peninggalan Purbakala atau peninggalan sejarah Aceh tempo dulu pada masa Kerajaan Sultan Iskandar muda abad ke-XVI. Terletak pada bagian barat atau di belakang Pendopo Gubernur saat ini, yang posisinya di kelurahan Sukaramai Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Secara astronomis Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°16′ 15″ – 05° 36′ 16″ Lintang Utara dan 95° 16′ 15″ – 95° 22′ 35″ Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut. Situs Pinto Khop berbatasan sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Kejaksaan Tinggi - Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Nyak Adam Kamil - Sebelah Timur berbatasan dengan komplek per...
Serune Kalee adalah terompet khas Aceh dengan dengan struktur bentuk mirip klarinet. Serune Kalee biasa dimainkan sebagai instrumen utama dalam sebuah pertunjukan musik tradisi di Aceh, diiringi geundrang, rapai, dan sejumlah instrumen tradisional lainnya. Hingga hari ini, Serune Kalee masih hidup lestari di lingkungan masyarakat Aceh, serta berperan besar dalam ritus-ritus sosial warga Aceh. Instrumen ini diklasifikasikan ke dalam jenis aerofon, atau instrumen yang memiliki sumber bunyi dari hembusan udara pada rongga. Sejatinya, Serune Kalee berasal dari dua kata, yakni (serune) yang merujuk pada instrumen tradisional Aceh, dan (kalee) yang merupakan nama desa di Laweung, Kabupaten Pidie. Jadi secara sederhana, Serune Kalee bisa diartikan sebagai serunai/seruling dari daerah Kalee. Sangat mungkin penamaan tersebut dikaitkan dengan kemunculan atau tempat pembuatan serunai/seruling tersebut. Selain di Aceh, sejatinya alat musik serupa juga bisa dijumpai di daerah lainnya d...