×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam

Asal Daerah

Banda Aceh

Pinto Khop

Tanggal 13 Jun 2015 oleh Oase .

Pinto Khop adalah salah satu situs Peninggalan Purbakala atau peninggalan sejarah Aceh tempo dulu pada masa Kerajaan Sultan Iskandar muda abad ke-XVI. Terletak pada bagian barat atau di belakang Pendopo Gubernur saat ini, yang posisinya di kelurahan Sukaramai Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh.

Secara astronomis Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°16′ 15″ – 05° 36′ 16″ Lintang Utara dan 95° 16′ 15″ – 95° 22′ 35″ Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut. Situs Pinto Khop berbatasan sebagai berikut :

-          Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Kejaksaan Tinggi

-          Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Nyak Adam Kamil

-          Sebelah Timur berbatasan dengan komplek perhubungan Militer

-          Sebelah Barat berbatasan dengan jalan T. Umar atau simpang Empat

 

Pintu khop dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada masa kejayaannya yang dipergunakan sebagai pintu penghubung antara Istana dengan taman sari Gunongan atau Taman Gairah terletak di halaman istana bagian belakang. Pinto khop saat ini sudah ditata rapi dan dikelilingi kolam yang airnya sangat jernih dan bersih yang airnya dialiri dari sungai darul Ashiqi, sungai ini bukan sungai alam akan tetapi sungai yang sengaja dibuat panjangnya sekitar ± 5 km dari pegunungan Mataie kecamatan Darul Imarah Kab. Aceh Besar, sungai ini dibagi dua arah yang satu arahnya ke punge tembus ulee lheue (ulelee) dan yang satu lagi arahnya melewati kolam pinto Khop yang mengalir hingga bawah Istana (melalui Pendopo Gubernur saat ini) yang menembus ke sungai Krueng Aceh.

Lingkungan atau area Lokasi Pinto Khop memiliki luas ±5 ha atau 4.760 m2 yang saat ini dijadikan taman rekreasi wisata dikelola oleh pemda kota Banda Aceh. Pada umumnya pengunjung lokal sangat ramai di sore hari mencari hiburan bersama anak-anak dan keluarganya. Taman ini hanya berjarak ±1 km dari Masjid Raya Baiturrah Banda Aceh dan objek yang sangat menarik dan unik di taman ini adalah Pinto Khop.

Informasi dari Aceh Pedia menerangkan bahwa Pinto Khop (Pintu Biram Indrabangsa) secara bebas dapat diartikan sebagai pintu mutiara keindraan atau kedewaan/raja-raja. Pinto Khop atau Gerbang pada pada bagian belakang istana merupakan pintu penghubung antara istana dengan Taman Ghairah (Taman sari Gunongan). Pada masa kerajaan Sultan Iskandar Muda gerbang ini berada dalam satu kompleks dengan Taman Sari Gunongan, sehingga bentuk dan pola hias yang ada di pinto khop seirama dengan relif yang ada di gunongan.

Bangunan Pinto Khop terbuat dari bahan batu dan kapur dengan rongga sebagai pintu dan langit-langit berbentuk busur dapat dilalui dari arah timur dan barat. Bagian atas pintu masuk berhiaskan dua tangkai daun yang disilang, sehingga menimbulkan fantasi (efek) stiliran figur wajah dengan mata dan hidung serta rongga pintu sebagai mulut. Atap bangunan yang bertingkat tiga dihiasi dengan berbagai hiasan dalam bingkai-bingkai, antara lain biram berkelopak (mutiara di dalam kelopak bunga seperti yang juga ditemukan pada bangunan gunongan) dan bagian puncak dihiasi dengan sangga pelinggam (mahkota berupa topi dengan bagian puncak meruncing) pada bagian atap merupakan pelana dengan modifikasi di empat sisi dan berlapis tiga dan menurut cerita rakyat pada sisi utara dan selatan ada pagar atau tembok yang tingginya 130 cm dan tebalnya 50 cm yang diduga pembatas antara lingkungan kraton dengan taman sari, namun tembok tersebut sudah tidak ditemukan.

Pinto Khop  sebelumnya  dilindungi  oleh UPT Pusat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala atau saat Kantor  BPCB ( Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh) dengan menempat satu orang Juru Pelihara. dan sekarang ini dikelola penuh oleh Pemda Kota Banda Aceh.

 

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1883/pinto-khop

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...