Legenda Lau Kawar merupakan sebuah legenda yang berkembang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki wilayah seluas 2.127,25 km2 ini terletak di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan, Sumatera Utara. Oleh karena daerahnya terletak di dataran tinggi, sehingga kabupetan ini dijuluki Taneh Karo Simalem. Kabupaten ini memiliki iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17C dan tanah yang subur. Maka tidak heran, jika daerah ini sangat kaya dengan keindahan alamnya. Salah satunya adalah keindahan Danau Lau Kawar, yang terletak di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Air yang bening dan tenang, serta bunga-bunga anggrek yang indah, yang mengelilingi danau ini menjadi pesona alam yang mengagumkan. Menurut masyarakat setempat, sebelum terbentuk menjadi sebuah danau yang indah, Danau Lau Kawar adalah sebuah desa yang bernama ‘Kawar’. Dahulu, daerah tersebut merupakan kawasan pertanian yang sangat subur. Mata pencaharian utama penduduknya...
Pohon Enau dalam bahasa Indonesia disebut pohon aren, dan sugar palm atau gomuti palm dalam bahasa Inggris. Di Sumatera, tumbuhan ini dikenal dengan berbagai sebutan, di antaranya ‘nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk, dan bagot’. Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan baik dan mampu mendatangkan hasil yang melimpah pada daerah-daerah yang tanahnya subur, terutama pada daerah berketinggian antara 500-800 meter di atas permukaan laut, misalnya di Tanah Karo Sumatera Utara. Tumbuhan enau atau aren dapat menghasilkan banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman serba-guna, setelah tumbuhan kelapa. Salah satunya adalah tuak(nira). Selain sebagai minuman sehari-hari, tuak memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan sosial-budaya bagi sebagian masyarakat Batak di Sumatera Utara, terutama yang tinggal di daerah dataran tinggi. Dalam tradisi orang Batak, tuak juga digunakan pada upacara-upacara tertentu, seperti upacara manuan ompu-ompu dan manulangi. Pada up...
Gundala-gundala adalah atraksi kesenian pada Masyarakat Kabupaten Karo dengan menggunakan "topeng" kayu. Gundala-gundala pada masa lampau ditampilkan dalam upacara "ndilo wari udan" (memanggil hujan) pada musim kemarau panjang (di beberapa desa masih dilaksanakan sampai sekarang). Pada mulanya atraksi ini ditampilkan di Desa Seberaya mengisahkan legenda/dongeng si Gurda Gurdi. Menurut kisahnya, di masa lampau di dataran tinggi Karo hidup masyarakat yang rukun dan damai dipimpin seorang raja yang disebut "Sibayak" Sang raja memiliki satu-satunya keturunan yaitu seorang anak perempuan. Anak raja diperlakukan sebagai sorang putri yang yang sangat dimanjakan raja dengan sejumlah dayang-dayang yang senantiasa siap melayaninya. Setelah dewasa, sang putri menikah dengan seorang pemuda yang gagah perkasa, seorang pegawai istana yang saat itu bertugas sebagai kepala pengawal raja. Setelah perkawinannya, sang pengawal raja diberi jabatan baru sebagai Panglima Kerajaan. Suatu...
Babi Guling (di Bali disebut be guling) adalah sejenis makanan yang terbuat dari anak babi betina atau jantan yang perutnya diisikan dengan bumbu dan sayuran seperti daun ketela pohon dan lalu dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang dengan ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi kecoklatan dan renyah. Awalnya babi guling pada mulanya digunakan untuk sajian pada upacara baik upacara adat maupun upacara keagamaan, namun saat ini babi guling telah dijual sebagai hidangan baik di warung-warung, rumah makan, bahkan hotel-hotel tertentu di daerah Bali. Nama babi guling untuk daerah Bali lebih dikenal dengan be guling. Sebetulnya be guling dapat dibuat dari jenis daging lainnya seperti itik dan ayam. Babi guling yang paling terkenal berasal dari kabupaten Gianyar.
Opak merupakan makanan khas yang sudah menjadi identitas Kampung Seni Yudha Asri sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Makanan ini hampir kita bisa jumpai disetiap keluarga di Kampung Seni dan mayoritas masyarakatnya pun bisa membuatnya. Bahan dasar opak terdiri dari beras, gula pasir, daun pandan, kelapa dan bahan-bahan lain. Proses pembuatannya tergolong sederhana namun perlu keahlian khusus. Untuk membuat opak yang benar-benar enak, harus melalui proses yang panjang, pertama kita harus menyiapkan beras yang sudah di cuci bersih, kemudian dimasak terlebih dahulu sehingga berbentuk nasi, setelah masak, nasi tersebut di masukan ke "Dulang" yang selanjutnya dihaluskan menggunakan "Halu". Setelah semuanya sudah halus dan bumbu sudah tercampur dengan baik, barulah dibuat opak dengan berbentuk bulat dengan menggunakan alas tikar yang terbuat dari jerami, atau oleh masyarakat setempat disebut "Samak Lampit". Setelah semua opak sudah terbentuk, kemudian di jemur sampai kering. Ji...
uli adalah jenis makanan yang berasal dari ketan yang proses pembuatannya dengan cara ditubuk, ketan yang sudah matang( nasi) dicanpur dengan parutan kelapa kemudian ditumbuk menggunakan alu( alat penumbuk padi) di dalam luweng sampai lembut. uli merupakan makanan khas yang biasa disajikan saat pesta pernikahan adat betawi, dan lebih nikmat bila di santap dengan tape ketan merah.
Bisa disebut Buronggo, disajikan sebagai makanan penutup. Kue Barongko sangat mudah dijumpai di acara adat, acara jamuan di daerah Bugis seperti acara perkawinan, sunatan, pengajian dsb. Buronggo adalah makanan yang berbahan dasar pisang kepok matang yang dikukus beserta daun pisangnya. Barongko atau Buronggo adalah salah satu penganan khas asli Bugis. Barongko sangat mudah dijumpai dalam acara-acara adat, acara perjamuan dan kegiatan-kegiatan lain di daerah Bugis, seperti misalnya acara pengantin, Mappanre Temme (khatam Qur’an), sunatan, pengajian dan lain-lain. Biasanya kue Barongko yang juga kadang disebut Buronggo disajikan sebagai makanan penutup setelah makanan pokok. Penganan ini berbahan dasar pisang kepok matang yang dikukus dengan daun pisang. Untuk membuat Barongko atau Buronggo, berikut ini resepnya : Bahan: 8 buah pisang kapok matang 2 butir telur, kocok lepas 50 gram gula pasir...
Rendang pada umumnya berbahan dasar daging sapi. Digodok dalam kuali bersama santan kelapa yang diberi bumbu antara lain cabe merah, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, daun salam dan batang serai. Rendang juga memiliki filosofi, yang tersirat dalam bahan-bahannya. Daging Berasal dari daging sapi. Daging merupakan lambang dari Ninik Mamak yang merupakan para pemimpin suku adat di Sumatera Barat. Kelapa Orang Minang sering menyebutnya dengan Karimbia, yang merupakan lambang dari cerdik pandai (kaum intelelek). Cabai Cabai (lado) merupakan lambang alim-ulama yang pedas dan tegas dalam mengajarkan agama. Bumbu Pemasak (bumbu) dapat diartikan sebagai lambang keseluruhan masyarakat Minang. TEMPAT RUMAH MAKAN: Restoran Sederhana, Jl. Ampera Raya No. 99 Jakarta Selatan, +(021) 78840042 Restoran Sederhana, Pasar Bendungan Hilir Los H Blok A 47/51 Jakarta Pusat, +(021) 5736810 / 570504...
Bika Ambon & Lapis Legit merupakan salah satu buah tangan khas Kota Medan. Bika, yang merupakan kue khas Melayu, juga terdapat di daerah Riau. Namun perbedaan yang mencolok terdapat pada bentuk, warna, dan rasa. Konon, kata Bika Ambon diperkirakan kehadirannya atas dua versi. Yang pertama adalah saat saudagar Ambon yang berdagang ke Malaysia, namun Bika Ambon ini tidak laku dan akhirnya hijrah ke Kota Medan. Ternyata, kue ini, mendapat antusias dari masyarakat Medan sendiri. Versi selanjutnya karena kue ini, pertama kali Jalan Ambon, Medan. Sehingga masyarakat setempat menjuluki sebagai Kue Bika Ambon. Sementara Lapis Legit (Thousand Layers Cake - English, Spekkoek - Dutch) merupakan modifikasi dari Kue Lapis. Pada Tahun Baru Cina (Imlek), kue ini banyak dicari karena menggambarkan pencapaian kesuksesan pada tahun selanjutnya. Artinya, semakin banyak lapisan pada kue, sukses yang dicapai juga semakin banyak. Lapis Legit aslinya beraroma kayu manis (cinnamon), namun sekarang i...