Merboni-boni saputangan pada masyarakat Dairi berarti bermain sembunyi-sembunyian saputangan . Merboni- boni Sapu Tangan dibentuk dari : mer + boni- boni, karena didalam permainan ini sapu tangan merupakan alat utama, dan permainan ini berlangsung dalam bentuk cara- cara menyembunyikannya. Permainan seperti ini juga ada di daerah Karo dengan nama merbuni-buni saputangan dan di daerah Melayu dengan nama bermain selampai . Dimainkan anak laki-laki bersama-sama anak perempuan berumur antara 6 sampai 10 tahun dengan jumlah mencapai 15 sampai 20 orang. Permainan ini tidak terikat dengan peristiwa lain, dan biasanya dimainkan pada waktu siang hari. Sebelum permainan dimulai lebih dulu diadakan suit untuk menentukan seorang pemain yang bertindak sebagai pembawa saputangan secara berkeliling dan menjatuhkannya pada tempat yang dikehendakinya. Peserta lainnya berdiri rapat membentuk...
Masjid Jami' Ismailiyah terletak di Desa Beringin, Kecamatan Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebelah utara masjid berbatasan dengan Sungai Bedagai dan rumah penduduk, sebelah timur dengan jalan besar, sebelah selatan dengan kebun rakyat serta bekas kerajaan Negeri Bedagai, dan sebelah barat dengan kebun rakyat. Adapun bekas kerajaan yang masih terlihat adalah struktur bata merah serta tanah lapang yang luas. Masjid yang merupakan masjid kerajaan ini berdiri di atas lantai bata yang ditata rapi, luas tanah sekitar 900m 2 , dan dibangun dua lantai dengan pagar tembok dan besi di sekililingnya. Kepemilikan dan pengelolan masjid diatur oleh keturunan Sultan Bedagai, dimana sampai saat ini fisik dan fungsinya masih terjaga. Menurut ahli waris Sultan Bedagai, masjid dibangun pada tahun 1884. Pemugaran dilakukan pada tahun 1937, yakni penggantian atap yang semula dari genteng menjadi seng, meninggikan posisinya melebihi bangunan istana yang masi...
Dalam sejumlah kelompok masyarakat di Nusantara, nyanyian kubur bagi yang mati dan puisi pujian tentang hubungan antara lehuhur dengan manusia, masih sering dipraktikkan hingga kini, dan hal tersebut menerangkan pada kita bahwa leluhur serta berkahnya menempati posisi paling agung dan sakral dalam kehidupan sosial mereka—seperti mereka menempatkan upacara yang berkaitan dengan daur pertanian. Ada yang unik dalam hal kepercayaan terhadap jasad orang mati di antara masyarakat tradisional Nusantara. Mereka percaya bahwa kematian bukanlah sebatas perginya roh dari jasad dan maka itu harus dikubur lalu selesai. Kematian bagi mereka adalah sebuah perjalanan gaib si mati di mana perjalannya itu harus dibantu oleh sanak-keluarga yang masih hidup agar roh si mati kelak bisa bergabung dengan roh-roh leluhur di “dunia atas” sana. Tujuan upacara (apa pun) bagi masyarakat tradisonal adalah pencapaian keserasian dengan alam dan arwah leluhur serta guna mening...
Bangsa suku Batak banyak menganut agama Kristen dan Islam. Tetapi ada sebuah kepercayaan yang dianut sebagai agama asli suku Batak, yakni Parmalim atau disebut juga Ugamo Malim. Ugamo artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan alam spiritual (ngolu partondion), sementara Malim artinya suci. Dengan demikian, Ugamo Malim adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alam spritual yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip kesucian. Agama ini tidak mengenal surga dan neraka. Agama ini hanya percaya kepada Debata Mula Jadi Na Bolon sebagai Tuhannya. Hidup dan mati manusia dalam Parmalin berada pada kuasa Debata Mula Jadi Na Bolon. Mereka juga percaya terhadap keberadaan Arwah-arwah leluhur. Namun belum ada ajaran yang pasti pemberian reward atau punisnhment atas perbuatan baik atau jahat, selain mendapat berkat atau dikutuk menjadi miskin dan tidak punya keturunanan. Orang Batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon....
Selain Masjid Jami’ Ismailiyah dan Masjid as-Syakirin, di Deli Serdang masih terdapat masjid bersejarah lain, yakni Masjid Raya Bandar Khalifah. Terletak di pinggir Jalan Bandar Khalifah dan secara administratif masuk ke dalam Desa Gelam, Kecamatan Banda, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Masjid ini berdiri di antara permukiman penduduk yang mayoritas bermata pencaharian petani. Berdasarkan informasi dari masyarakat, masjid dibangun sekitar tahun 1890 oleh Tengku Haji Nurdin yang bergelar Maharaja Muda Wazir Negeri Deli. Gelar tersebut merupakan pemberian Sultan Deli, dimana Tengku Haji Nurdin merupakan generasi kedelapan dari kerajaan Negeri Padang yang berpusat di Bandar Khalifah. Kerajaan tersebut bernama ‘Padang’ karena raja selalu memerintahkan rakyatnya untuk membuka ladang, dimana dalam istilah Melayu padang berarti ladang. Oleh karena itu, kerajaan tersebut lebih dikenal dengan nama Negeri Padang. Adapun kepengurusan masjid sampai saat ini dikelol...
Ciri khas dari bangunan istana raja Simalungun di Pematang Purba adalah lantai rumah yang tinggi serta tanduk kerbau bertengger di atas bubungan atap. Bentuk bangunan demikian itu telah berlangsung turun temurun seperti yang pernah dibuat oleh nenek moyang jaman dahulu. Setiap bagian dari struktur bangunan mengandung makna simbolis yang bertolak dari kepercayaan dan adat istiadat. Bentuk bangunan yang unik, ragam hias yang mempesona dan peninggalan sejarah lainnya, membuat istana raja Simalungun menarik untuk dikunjungi. Memasuki kompleks istana raja Simalungun yang luas akan dijumpai berbagai bentuk banunan yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Melawati pintu masuk dapat dijumpai Balai Butu yang berfungsi sebagai rumah penjagaan, Rumah Bolon yang berfungsi sebagai tempat tinggal raja, Balai Bolon, jambur¸ dua buah Pattangan, losung dan Rumah Jungga. Balai Buttu yang terletak di pintu masuk selain berfungsi sebagai rumah jaga juga dimanfaatkan sebagai tempat tidur anak-a...
Pulau Nias di tepian Samudera Hindia dan berhadapan dengan pantai Sibolga itu bersama dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya (± 130 pulau) merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Luas 5.625 km2 dan berpenduduk sekitar setengah juta jiwa. Tanahnya terdiri dari dataran rendah dan bukit-bukit dengan suhu udara tropis yang cukup nyaman (antara 17° -30° C). Tanah yang subur dengan hutan dan nyiur melambai sepanjang pantai mengandung pesona alami yang memikat hati. Memang letaknya terpencil, tetapi justru masih aman dari kebisingan deru mesin, asap pabrik dan limbah industri. Kehidupan masyarakat dan budayanya pun belum banyak tercampur oleh pengaruh asing yang negatif. Budayanya yang asli, yang tradisional, masih banyak bertahan hingga sekarang. Tradisi megalitik dari masa prasejarah pun masih mewarnai kehidupan sehari-hari, demikian pula seni patungnya. Seni patung Nias sebenarnya sulit dipisahkan dari seni patung Batak...
Sarune merupakan salah satu alat musik tradisional khas suku Batak Karo dan Toba di Sumatera Utara . Alat musik tiup ini adalah melodi dalam ensambel dari Gendang Lima Sidalanen. Sarune sendiri tergolong pada aerophone (alat musik tiup/alat musik yang menghasilkan bunyi akibat getaran udara). Masyarakat adat Batak Karo dan Toba menggunakan Sarune dalam acara-acara khusus, seperti upacara adat, pernikahan, kemalangan (kematian), dll. Sarune Batak Karo Pada masyarakat Karo, pemain musik tradisionalnya diberi nama Sierjabatan (Pengual) yang berfungsi sebagai pengiring musik upacara adat Suku Karo, baik itu pernikahan, pesta panen, kemalangan atau lainnya. Sierjabatan memiliki keahlian dalam bemain berbagai macam alat musik Tradisional Karo yang terdiri atas Serune, Gendang, Singanaki, Gendang Singindungi, Gendang penganak, dan gung. Setiap pemain alat musik mempunyai nama masing-masing sesuai alat musik yang mereka mainkan. Pemain Sarune sendiri disebut dengan...
Orang Batak menempatkan posisi seseorang secara pasti sejak dilahirkan hingga meninggal dalam 3 posisi yang disebut Dalihan Na Tolu (bahasa Toba), Di Simalungun disebut Tolu Sahundulan. Istilah tersebut berasal dari Batak Toba. Dalihan Na Tolu memiliki arti tungku berkaki tiga. Dalihan Na Tolu ini begitu dijunjung tinggi oleh Bangsa Batak pada umumnya, bahkan dijadikan falsafah dalam kehidupan masyarakat Batak. Dalihan Na Tolu memiliki nilai-nilai kehidupan yang sangat baik bahkan unik karena sifatnya yang saling mendukung satu sama lain. Maksudnya, dalam tradisi Batak terdapat tiga posisi penting kekerabatan bangsa Batak. Pertama, Hula-hula atau Tondong, yaitu kelompok yang posisinya "di atas", sehingga disebut Somba Somba Marhula Hula yang berarti harus hormat kepada keluarga pihak istri agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan. Kedua, Tubu atau Sanina, yaitu kelompok orang orang yang posisinya "sejajar". Posisi tersebut yaitu teman/saudara semarga, s...