1
398 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
TONDOK KADIDIANGKU
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Sulawesi Tengah

Marampa' madale' kadadiangku Ri padang digente' Toraya Lebukan Sulawesi Membuntu, mellombok, mentanetena Nakapu' uma siapa'lak Nasakkai' Salu Sa'dan Kami sang Torayaan Umba-umba padang kimalei Tontong kipalan ara' Maparri', masussa ki tammui Sunga'ki ma'din kipamalean Tae' kipomabanda' penaa lamo passanan tengkoki Umpansundun rongko'mu Damai (dan) beruntung kelahiranku Di negeri yang dinamakan Toraya, Pulau Sulawesi Yang bergunung, yang berlembah, yang berbukit-bukit Diliputi sawah dan kebun, disejukkan oleh Sungai Sadang Kami semua orang Toraja Ke negeri manapun kami pergi tetap kami ingat dalam hati Suasah derita dapat kami jumpai kami tidak berkeberatan hati Itulah kewajiban kami menyempurnakan kejayaanmu

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
TADULAKO BULILI
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tengah

Di desa suatu desa bernama Bulili hiduplah 3 orang tadulako atau panglima perang. Mereka masing-masing bernama: Bantaili, Makeku dan Molove. Mereka terkenal sangat sakti dan pemberani. Tugas utama mereka adalah menjaga keselamatan desa itu dari serangan musuh. Pada suatu hari Raja Sigi mempersunting seorang gadis cantik Bulili. Mereka tinggal untuk beberapa bulan di desa itu hingga gadis itu mengandung. Pada saat itu Raja Sigi meminta ijin untuk kembali ke kerajaannya. Dengan berat hati perempuan itu melepas suaminya. Sepeningal Raja Sigi itu, perempuan itu melahirkan seorang bayi. Pemuka-pemuka Bulili lalu memutuskan untuk mengirim utusan untuk menemui suami perempuan itu. Utusannya adalah tadulako Makeku dan Bantaili. Sesampainya di Sigi, mereka bukannya disambut dengan ramah. Tetapi dengan sinisnya raja itu menanyakan maksud kedatangannya. Mereka pun menguraikan maksud itu. Mereka menyampaikan bahwa mereka diutus untuk meminta padi di lumbung untuk anak raja yan...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
GORE-GORE
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tengah

  Salah satu makanan khas Sulawesi Tengah yang menjadi ikon adalah Gore gore. Gore gore adalah makanan dari daging sapi goreng khas Kaili  yang memiliki  cita-rasa sederhana dengan bumbu yang sederhana pula. Makanan tradisional ini biasanya  disajikan dalam acara kematian. Proses pembuatan gore-gore sendiri terbilang cukup sederhana.Bahan utama dari gore-gore adalah daging sapi has dalam, yang kemudian dicampur dengan bumbu rempah. Ada dua jenis bumbu yang digunakan untuk memasak gore-gore, yakni bumbu halus dan iris. Bumbu halus terdiri atas cabai rawit, bawang putih, merica, dan garam. Sedangkan untuk bumbu iris, kita membutuhkan tomat, bawang merah, dan cabai merah. Berikut ini resep pembuatanya : Bahan: - 1 kg daging sapi, potong dadu - air untuk merebus secukupnya - 250 ml minyak goreng - 10 butir bawang merah, iris tipis - 5 bh cabe merah besar, iris memanjang - 5 sdm air asam jawa (dari 1 ruas panjang) Bumbu halus:...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
KALEDO
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Tengah

Makanan tradisional yang paling digemari di Palu adalah kaledo. Makanan ini sejenis sup yang berisi tulang sapi yang dicampur dengan asam dan cabai.  Kaledo terbuat dari tulang kaki lembu dan dagingnya, dicampur asam Jawa mentah, dengan bumbu cabe rawit, garam dan jeruk nipis. Setelah masak Kaledo seperti sup dengan kaki lembu dan sedikit daging. Jika kurang pedas, kita bisa menambahnya dengan sambal cabe rawit. Agar terasa wangi biasanya ditambahkan bawang goreng. Cara penyajianya pun sangat berbeda karena disajikan dengan ubi Kaledo termasuk jenis masakan berkuah bening agak kekuning-kuningan dengan rasa yang sangat khas, yakni asem gurih dan pedas. Pada awalnya, masakan ini hanya berbahan baku tulang kaki sapi dengan sedikit dagingnya. Namun, karena penjual kaledo semakin banyak, sehingga tulang kaki sapi semakin sulit didapatkan. Untuk menggantikan tulang kaki tersebut, maka tulang belakang sapi pun disertakan sebagai tambahan bahan utama.  ...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
Arca Megalitik Pokekea
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Tengah

Kebudayaan megalitik merupakan istilah untuk menyebutkan kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar.  Mega  berarti besar dan lithos  berarti batu, kebudayaan megalitik selalu berdasarkan pada kepercayaan akan adanya hubungan antara yang meninggal, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari salah satu yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Objek-objek batu yang berukuran kecil, dan bahan-bahan seperti kayu pun harus dimasukkan ke dalam klasifikasi megalitik bila benda-benda itu jelas dipergunakan untuk tujuan sakral tertentu, yakni pemujaan kepada arwah nenek moyang (Soejono dkk, 1990: 205). Tradisi megalitik yang tersebar luas di Lembah Behoa muncul pada masa neolitik (masa bercocok tanam). Menurut  Von Heine Geldern  (1945) berpendapat, tradisi megalitik di Indonesia terbagi menjadi dua periode, yaitu megalitik tua yakni dari tahun 2.500 – 1.500 Sebelum Masehi dan megalitik muda da...

avatar
Oase
Gambar Entri
Pakaian Adat Sulawesi Tengah
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Sulawesi Tengah

Pakaian tradisional merupakan bentuk fisik atau artefak budaya yang dimiliki suatu wilayah. Pakain budaya dapat memperlihatkan keragaman dan kekayaan negeri ini. Pakaian daerah juga dapat memperkokoh jatidiri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memegang teguh semboyan “ Bhineka Tungga Ika ”. Apabila di jawa terkenal dengan kebayanya, lantas di nias terkenal dengan pakaian baru oholu untuk pakaian laki-laki dan Õröba Si’öli untuk pakaian perempuan,. Maka di Sulawesi Tengah kita akan banyak menemukan berbagai pakaian adat.  Di Sulawesi Tengah, setiap etnis memiliki pakaian adatnya tersendiri. Misalnya pakaian adat etnis Kaili Kota Palu. Pakaian adat untuk perempuan dikenal dengan nama baju nggembe. Baju Nggembe merupakan busana yang dipakai oleh remaja putri. Biasanya baju ini dipakai saat upacara adatnya. Baju Nggembe berbentuk segi empat, berkerah bulat berlengan selebar kain, panjang blus sampai pinggang dan berbentuk long...

avatar
Oase
Gambar Entri
Situs Tadaluko
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Tengah

Situs ini terletak di desa Doda, Kecamatan Lore Tengah. Disekitar situs juga terdapat Kalamba – kalamba dan Batu Dakon. Kalamba adalah sejenis wadah penampung air yang berukuran besar dan terbuat dari batu.   Luas Areal: Luas areal lokasi ± 5 hektar.   Jarak Tempuh: ± 2Km dari Ibukota Kecamatan.   Transportasi: Dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua, selanjutnya berjalan kaki ± 1 Km ke lokasi obyek.  

avatar
Roby Darisandi
Gambar Entri
Tarian Dero Atau Madero
Tarian Tarian
Sulawesi Tengah

Tarian Dero  atau  Madero  adalah tarian yang berasal dari  Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah . Tarian ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Suku Pamona yang masih dipertahankan sampai saat ini. Suku Pamona adalah masyarakat asli Kabupaten Poso yang mendiami hampir seluruh wilayah kabupaten bahkan sampai ke sebagian wilayah kabupaten Morowali. Nenek moyang suku pamona sendiri berasal dari Luwu Timur daerah yang masuk ke wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Suku Pamona adalah kesatuan dari beberapa etnis di wilayah Sulawesi tengah. Meskipun demikian masyarakat Suku Pamona hidup rukun dan berdampinagn. Hal ini tergambar dari salah satu kesenian yang berasal dari suku tersebut yaitu tari dero poso. Bagi masyarakat Suku pamona, Tari Dero adalah tari yang melambangkan sukacita atau kebahagiaan. Tarian ini telah lama dipertahankan oleh masyarakat Poso khususnya masyarakat di yang tinggal di sepanjang lembah danau Poso. Bagi masyarakat setempat tarian ini adalah&...

avatar
Oase
Gambar Entri
Kutika
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Tengah

Kutika merupakan naskah yang terbuat dari kain kulit kayu dan ditulisi dengan berbagai macam tulisan tangan serta gambar dan simbol-simbol. Digunakan untuk melihat hari-hari baik dalam melakukan aktivitas kehidupan, seperti pernikahan, syukuran, dan lain sebagainya. Sumber informasi dan foto: Museum Sulawesi Tengah   "Informasi Lain" Naskah Kutika ditengarai berasal dari abad ke-17, artinya sudah berumur sekitar 400-an tahun, sehingga kuat dugaan berasal dari periode syiar Islam yang sama dengan masa Datokarama berdakwah. “Ada tiga naskah Kutika. Satu berukuran besar dan dua lainnya berukuran lebih kecil. Ketiganya punya fungsi yang sama namun cara hitungnya berbeda,” ujar staf Seksi Teknis Museum Sulteng, Drs Iksam, M.Hum. Iksam menjelaskan, naskah Kutika tersebut digunakan sebagai panduan untuk melihat hari-hari baik berdasarkan perhitungan bulan Islam. Misalnya melihat hari-hari apa saja yang baik dalam bulan Muharram untuk melakukan kegiatan...

avatar
Gandung Aryopratomo