gohu ikan adalah Salah satu masakan khas Ternate. Penyebutannya harus lengkap: gohu ikan. Soalnya, kalau hanya disebut gohu, maka artinya adalah rujak pepaya muda yang juga populer di Sulawesi Utara. Gohu ikan khas Ternate dibuat dari ikan tuna mentah. Tidak heran bila banyak orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate.
Makanan Khas ini dibuat dari ikan tuna mentah. Tidak heran bila banyak orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate. Umumnya, di Ternate, gohu ikan dibuat dari ikan tuna (yellowfin tuna = Thunnus albacares). Bila tuna sedang tidak musim, ikan cakalang (skipjack) juga dapat dipakai – sekalipun teksturnya tidak semulus tuna. Daging tuna segar (baca: mentah!) dipotong kecil-kecil, dicuci, kemudian dilumuri dengan garam dan perasan lemon cui (semacam jeruk nipis yang harum dan dalamnya berwarna kuning-jingga), kemudian dicampur dengan rajangan kasar daun balakama (kemangi). Bawang merah dan cabe rawit (disebut rica gufu di Ternate) dirajang kasar, lalu ditumis dengan sedikit minyak kelapa. Minyak kelapa panas dengan bawang merah dan cabe rawit ini kemudian dituangkan ke potongan ikan tuna mentah. Kemudian ditaburi kacang tanah goreng yang ditumbuk kasar.
Salah satu minuman khas Halmahera Maluku adalah Air Goraka . Minuman hangat tersebut terdiri dari beberapa bahan yang mudah dicari, antara lain jahe merah, daun pandan, gula aren yang warnanya tua dan diserut, gula pasir dan garam. Untuk penambah rasa berikan biji kenari diatasnya. Campuran Air Jahe dan gula kelapa yang disajikan dengan biji kenari ini sangat menghangatkan tubuh. Biasanya bila menaiki kapal dan bersandar di beberapa pelabuhan, maka ada beberapa penduduk menjajakan minuman tersebut ke dalam kapal bagi para penumpang dengan harga yang cukup murah yaitu Rp5.000,- per botol. Air Goraka biasanya dimasukkan ke dalam botol kemasan dan cukup untuk kita minum sepanjang perjalanan dan membuat tubuh hangat. Bila anda hendak mencoba membuat sendiri karena tidak tahu kapan akan melancong ke Halmahera, maka berikut adalah cara membuat air Goraka: Bahan : - 500 gram Gula Merah - Air 2 liter - 100 gram Jahe Merah - 100 gram Kenari ( bahan baku khas Mal...
Salah satu senjata tradisional Provinsi Maluku dan Maluku Utara yang unik ialah Parang dan Salawaku. Saat ini, senjata ini biasanya dipakai oleh para penari pria saat mempertunjukkan tarian Cakalele. Pada senjata ini, terdapat ukiran-ukiran bermakna khusus yang terbuat dari kulit kerang laut. Keunikan setiap senjata tradisional itu bisa terlihat dari bentuk, pemilihan bahan, teknik pembuatannya, atau hiasan yang dipergunakan dalam senjata tersebut. Dalam Buku Genius Senior dideskripsikan bahwa senjata parang memiliki panjang 90-100 cm, sedangkan salawaku merupakan perisai bermotif. Parang tersebut terbuat dari bahan besi yang keras dan ditempa oleh seorang pandai besi. Kepala para terbuat dari kayu keras seperti kayu besi atau kayu gupasa. Seperti halnya gagang parang, salawaku juga terbuat dari kayu yang keras. Ukuran badan penari Cakalele berpengaruh pada ukuran parang dan salawaku. Parang Salawaku sudah merupakan satu paket senjata tradison...
Duduk termenung , Di tepi pantai Nikamati malam,,, purnama dan indah permai se akan beta,,, ada disana di pantai ambon, dengan pasir putihnya...... siang jadi kenangan,, malam menjadi impiaannn selalu amboina yang di rindu dan di cinta.... semakin larut, malam purnama semakin daku merindukan Amboina....
Tarian tide-tide merupakan tari pasangan yang berasal dari suku Togela (tobelo dan Galela). Tarian ini menggambarkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan pada masyarakat Maluku Utara. Pakaian dan aksesoris yang digunakan cukup sederhana. Penari perempuan (biasanya disebu juga sebagai pasisi, sama seperti di cakalele) mengenakan kebaya dan samping batik. rambutnya disanggul dan biasanya mengenakan aksesoris rambut berupa kembang goyang ataupun aksesoris kreasi. Penari laki-laki mengenakan setelan rapih, seperti kemeja atau celana bahan. bisa juga pakaian yang menyerupai pelaut portgis pada zaman dahulu, yaitu baju putih longgar, celana hitam, dan kain penutup kepala berwarna merah
Permainan ini menggunakan batok kelapa sebagai alatnya. Permainan dimulau dengan membuat sebuah garis di tanah sebagai garis start. Selanjutnya 2 orang pemain melempar batok kelapa dibelakang garis start untuk menentukan finishnya. Kedua orang tersebut harus berlomba menuju garis finish dan kembali ke garis start dengan membawa batok kelapa. Cara membawanya berbeda-beda di setiap level, antara lain, dengan menggunakan kaki, dengan menutup mata, dan lainnya
Batu Belah adalah cerita legenda yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Maluku Utara, Indonesia. Dinamakan Batu Belah karena konon batu tersebut dapat menelan manusia dengan cara terbelah dan kemudian mengatup kembali. Suatu waktu, ada seorang ibu mendatangi dan meminta kepada batu itu agar menelan dirinya. Siapakah ibu itu dan mengapa ia meminta dirinya ditelan oleh batu tersebut? Berikut kisahnya dalam cerita Batu Belah. Pada zaman dahulu, daerah pesisir Tobelo, Maluku Utara, memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah. Berbagai jenis ikan hidup di daerah tersebut. Salah satu di antaranya adalah ikan papayana. Jenis ikan ini sangat digemari oleh nelayan setempat karena dagingnya lezat dan mempunyai banyak telur yang enak dimakan. Selain itu, telur ikan papayana dipercaya dapat menjaga keselamatan para nelayan ketika sedang mencari ikan di laut dalam keadaan cuaca buruk. Caranya sangat mudah yaitu menyimpan telur ikan papayana tersebut d...
Empat Sultan di Maluku Utara adalah sebuah cerita yang sangat melegenda di kalangan masyarakat Maluku Utara, Indonesia. Keempat sultan tersebut adalah bersaudara kandung dan merupakan keturunan bidadari dari Kahyangan. Menurut masyarakat setempat, dari merekalah lahir pemimpinpemimpin Maluku. Bagaimana kisahnya sehingga keempat sultan tersebut dikatakan sebagai keturunan bidadari? Lalu, bagaimana mereka bisa diangkat menjadi sultan? Ikuti kisah selengkapnya dalam cerita Empat Sultan di Maluku Utara berikut ini! Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Maluku Utara, ada seorang pemuda tampan bernama Jafar Sidik. Tak seorang pun warga yang mengetahui asalusul keluarganya. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil di Desa Salero Ternate. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Jafar Sidik mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya ke pasar. Di tengah hutan tempat ia biasanya mencari kayu bakar terdapat sebuah telaga yang berair jernih, sejuk, dan dikelilingi oleh pepohonan y...