Tarian Kinyah Uut Danum merupakan Tarian perang dari suku Dayak Uut Danum dengan menceritakan kewaspadaan dan kelincahan dalam melawan musuh. Karena Tarian ini banyak yang meminati maka sering ditampilkan dalam acara khusus untuk penyambutan tamu penting yang datang ke Kalimantan Barat. Tarian ini memerluka fisik yang kuat karena gerakannya yang terus bergerak dan menggunakan senjata tradisional Ahpang ( mandau ) yang asli, tameng dan baju adat. Tarian ini merupakan tarian yang sulit untuk dipelajari karena peralatan untuk tarian menggunakan senjata tajam sehingga jika kurang berhati hati akan bisa celaka.
Di dalam Tradisi Tionghoa, perayaan tahun baru Imlek diadakan selama 15 hari. Cap Go Meh merupakan penutupan rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, berarti perayaan ini jatuh pada hari ke-15 bulan pertama tahun Imlek. Masyarakat yang merayakan tahun baru imlek hanya boleh menyampaikan selamat tahun baru imlek selama rangkaian perayaan Imlek, oleh sebab itu, Cap Go Meh juga menjadi hari terakhir untuk menyampaikan selamat tahun baru imlek. Perayaan Cap Go Meh diawali dengan pawai dengan pertunjukkan budaya Tionghoa seperti barongsai dan diakhiri dengan makan bersama keluarga Pawai Pawai dalam acara Cap Go Meh merupakan hal yang cukup baru. Sebelum era reformasi, perayaan Cap Go Meh lebih sederhana. Keluarga saling berkumpul dan makan bersama, tidak ada pawai dan tidak ada perayaan meriah di tempat umum. Setelah era reformasi, perayaan Cap Go Meh menjadi lebih meriah dengan diadakannya pawai. Acara Cap Go Meh dimulai pada sore hari, sesuai dengan arti dari Cap Go Meh...
Tari Batu Kundur adalah tari tradisional asli dari daerah Sintang,Kalimantan Barat. Tari ini menceritakan cerita rakyat tentang seorang pemuda yang menggoyangkan sebuah batu keramat yang diletakkan di Keraton Darajuanti Al Mukarromah di Sintang,setelah beberapa saat terjadilah badai yang sangat dahsyat yang meluluhlantakkan desa pemuda tersebut. Sampai sekarang batu keramat tersebut masih disimpan di museum Keraton Darajuanti Al Mukaromah dan tidak diperkenankan untuk disentuh oleh orang sembarangan. Konon batu tersebut merupakan warisan turun temurun dari para pemimpin atau sultan Keraton Al Mukaromah yang memiliki unsur magis di dalamnya. Tari batu kundur ini dibawakan oleh 9 orang wanita dengan memakai busana melayu yang keislaman serta diiringi musik melayu yang gemulai. #OSKMITB2018
Lagu Daerah Sambas – Alok Galing Alok galing lasong labban Numbok amping bekawan-kawan Alok galing lasong lasong labban Numbok amping di tarang bulan Bille padi dah kuning nak masak Ramailah urang di dese Iye dih kawan musimnye nak dare Rioh sidare ngamping Alok galing lasong laban Numbok amping bekawan-kawan Alok galing lasong lasong laban Numbok amping di terang bulan Ape nang ditumbok long Ape nang ditampek Ape nang ditumbok long Ape nang ditampek Baras sigantang Banyak antahnya Timak burung Antah sari Timak burung Antah sari Jurailah-jurai long Daon lah mangkeku Jurailah-jurai long Daon lah mangkeku Daon lah rimbun Luroh ke tanah Timang burung Antah sari Timang burung Antah sari Alok galing lasong laban Numbok amping bekawan-kawan Alok galing lasong lasong laban Numbok amping di terang bulan Ape nang ditumbok long Ape na...
Cap Go Meh adalah lafal dialek Tio Ciu dan Hokkian, artinya malam 15. Sedangkan lafal dialek Hakka adalah Cang Njiat Pan , artinya Pertengahan bulan satu. Di daratan Tiongkok dinamakan Yuan Xio Jie dalam bahasa Mandarin yang berarti festival tanggal 15 bulan satu Kalender Tionghoa.jadi Cap Go Meh adalah perayaan yang diperingati oleh etnis Tionghua setiap tahunnya pada saat hari kelima belas setelah Tahun Baru Imlek. Banyak versi yang menyebutkan asal muasal perayaan Cap Go Meh. Salah satu versi menyebutkan Dinasti Zhou (770-256 Sebelum Masehi) yang diyakini mengawali perayaan Cap Go Meh setiap tanggal 15 malam bulan satu Imlek. Perayaan ini diperingati oleh kebanyakan etnis Tionghua di Indonesia. Namun perayaan terbesarnya dan yang paling terkenal terletak di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Pada saat perayaan Cap Go Meh di Singkawang sering diadakan atraksi tatung. Warga etnis Tionghoa di Singkawang meyakini tatung sebagai tokoh yang menjadi medium arwah para ksatri...
Tari Kondan merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kalimantan Barat. Tarian ini adalah tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau Kapuas. Tari Kondan bertujuan sebagai ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya dengan melakukan tarian bersama dan berbalas pantun. Tarian ini biasanya sering digunakan dalam beberapa acara seperti pernikahan, acara adat istiadat ataupun acara keagamaan serta ritual. Sumber: http://berita.baca.co.id/16258805?origin=relative&pageId=6ae97211-acf7-46d4-8114-701eaff9f31a&PageIndex=2
Tari Pingan merupakan sebuah tarian tunggal yang dilakukan pada masyarakat Dayak Mualang. Tarian ini memberikan gambaran mengenai rasa syukur untuk semua rezeki yang telah diberikan dan selalu dilimpahkan oleh Tuhan kepada masyarakat Dayak Mualang. Tarian ini dibagi menjadi dua, yaitu Tari pingan laki dan indu. Diantara kedua macam tarian tersebut ada kesamaan dan juga perbedaan. Biasanya penari membawa piringan putih, pada zaman dulu piringan masih menggunakan piringan batu dan menggunakan cincin yang seukuran jari tengah penari. Tari tersebut diiringi dengan musik tradisional bernama Tebah Undup Biasa. Sumber: http://www.ragamseni.com/13-macam-tarian-adat-yang-berasal-dari-kalimantan/
S enjata tradisional Kalimantan Barat ini menjadi senjata yang biasanya dijadikan pelengkap Mandau. FUngsinya bukan untuk menyerang, namun untuk melindungi diri dari serangan lawan. Bentuk telawang seperti perisai biasa yang menggunakan kayu ringan namun cukup kuat untuk menangkis lawan. Bahkan jenis kayu ini juga dapat bertahan hingga ratusan tahun lamanya. Ukuran panjangnya bisa mencapai 1-1,5 meter dan lebar 30-50 cm. Perisai Telawang ini dilengkapi dengan pegangan yang ada di bagian dalam serta ukiran yang ada di bagian luar. Ukiran-ukiran pada bagian luar telawang ini yang menjadi daya tarik. Bentuknya juga sangat khas dan etnik sehingga membuat banyak wisatawan domestic maupun luar menjadikan senjata tradisional ini sebagai kenang-kenangan . Konon menurut cerita turun temurun, ukiran yang terdapat di telawang memiliki magis yan bisa membangkitkan semangat bahkan hingga membuat orang yang menggunakannya menjadi kuat. Untuk ukiran biasanya menggunakan motif burung tingang...
Silotong merupakan salah satu peralatan musik hasil ekspresi budaya Suku Jagoi yang ada di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Alat musik yang terbuat dari bambu ini sudah dipakai oleh penduduk asli suku Jagoi sejak zaman nenek moyang. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tori manah basah, yang merupakan jenis bambu asli di wilayah Jagoi Babang. Bambu ini sudah ditanam nenek moyang mereka secara turun-temurun sampai sekarang. Bambu ini biasanya ditemukan di daerah perbukitan Kabupaten Bengkayang. Selain bambu, rotan juga digunakan untuk dekorasi ornamen. Asal-usul nama “Silotong” berasal dari suaranya yang berbunyi tangting- tung-tong. Suaranya yang merdu membuat alat musik ini digunakan sebagai hiburan dan sarana pengiring upacara ritual adat yang disertai dengan pertunjukan tari-tarian dan syair. Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018