Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Cina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pag...
Tayub merupakan salah satu kesenian tradisional Tuban dan merupakan peninggalan dari budaya leluhur yang telah memasyarakat secara turun menurun. Penari Tayub biasanya terdiri dari 2 orang sampai dengan belasan penari. Para penonton dapat ikut serta menari bersama dengan penari Tayub. Acara akan semakin ramai dan hangat ketika penari Tayub yang disebut sindir menyanyikan gending-gending (lagu) yang sedang in dan digemari oleh penonton, sehingga akan banyak penonton yang turut serta menari dengan gerakan tari yang mereka bisa lakukan. Sindir biasanya selalu memenuhi keinginan penonton dengan melantunkan lagu yang diminta. Tarian ini biasanya diselenggarakan untuk memeriahkan acara perrnikahan, khitanan, atau acara keluarga lainnya. Acara berlangung selama sehari atau bahkan sampai dua hari, tergantung pesanan dari penyewa tarian tersebut.
Candi Boyolangu merupakan kompleks percandian yang terdiri dari tiga bangunan perwara. Masing-masing bangunan menghadap ke barat. Candi ini ditemukan kembali oleh masyarakat pada tahun 1914 dalam timbunan tanah. Bangunan pertama disebut dengan bangunan induk perwara, karena bangunan ini berukuran lebih besar dibanding dengan bangunan kedua dan bangunan lainnya. Letak bangunan ini di tengah bangunan lainnya. Candi Boyolangu berada di tengah pemukiman penduduk di wilayah Dusun Dadapan, Desa Boyolangu, kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulunaggung, Wilayah Provinsi Jawa Timur. Bangunan induk perwara terdiri dari dua teras berundak yang hanya tinggal bagian kakinya. Bentuk bangunan berdenah bujur sangkar dengan panjang dan lebar 11,40 m dengan sisa ketinggian kurang lebih 2,30 m (dengan mengambil sisi selatan). Di dalam bangunan ini terdapat sebuah sempalan arca w...
Upacara Adat Temanten Kucing adalah tradisi masyarakat Desa pelem Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung. Upacara ini merupakan tradisi di msuim kemarau jika desa dilanda kekeringa. Dengan ritual ini masyarakat berharap Tuhan menurunkan hujan. Ritual Temanten Kucing ini tak bbisa dilepaskan dari upaya warga untuk memohon turunnya hujan ketika musim kemarau panjang di Desa Pelem. Sayangnya perhelatan ritual Temanten Kucing kini tak sesakral ritual serupa yang dilangsungkan pada jaman dahulu. Sekarang ritual ini cenderung makin instant. Tradisi Temanten Kucing sudah semakin punah. Mitos-mitosnya pun jarang diperhatikan masyarakat. Temanten Kucing adalah salah satu upacara yang ada di Kab.Tulungagung yang dilestarikan sebagai cagar budaya dan juga sebagai upaya warga Desa Pelem untuk memohon turunnya hujan saat musim kemarau panjang. Menurut Murkidi (56 thn,Dsn.Bangak,Ds.Pelem) Dahulu, pada saat di Desa Pelem...
Ulur-ulur merupakan upacara tradisional yang dilakukan di Danau Buret setiap tahun di Sabtu Legi di bulan Suro. Pada upacara tersebut, terdapat prosesi "Nglampet", yaitu menghalangi air danau, yang dieksekusi bersama-sama untuk irigasi. Budaya ini masih menempel di warga Sawo dan sekitarnya sampai hari ini. Mereka juga biasanya mengadakan 'Gugur Gunung' (gunung musim gugur) dan 'Bersih Desa' (desa bersih) aktivitas.
Grebeg Pancasila adalah suatu upacara hari lahirnya Pancasila pada tanggal 1 Juni yang didesain sebagai peristiwa budaya. Upacara ini berbeda dengan upacara lainnya. Ritus upacara ini berisi 3 (tiga) mata acara pokok yaitu: Upacara Budaya Kirap Gunungan Limo Kenduri Upacara ini selalu diadakan sekali dalam setahun di kabupaten Blitar. Hal ini ditujukan untuk mengenang proses pembuatan Pancasila yang menjadi landasan hukum Indonesia. Upacara ini juga diikuti oleh semua masyarakat Blitar dan sering dihadiri oleh pejabat-pejabat Indonesia.
Upacara tradisional Blitar yang lain yang selalu diadakan adalah upacara pencucian pusaka yaitu Gong Kyai Pradah. Upacara tradisional ini diikuti oleh hampir seluruh masyarakat Blitar. Upacara pencucian Gong Kyai Pradah adalah upacara tradisional yang dilaksanakan secara turun temurun dari generasi ke generasi di oleh masyarakat di wilayah Blitar. Selain itu, hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan budaya tradisional. Hal ini juga dimaksudkan untuk memberi berkah bagi siapa saja yang membawa atau dimandikan dengan air yang digunakan untuk pencucian Gong, yang merupakan salah satu alat musik tradisional Jawa.
Banyuwangi memiliki budaya yang sangat beragam . salah satu hal yang menarik dari banyuwangi adalah makanan tradisional. salah satunya Jangan klentang, Jangan (Sayur) Kelenthang adalah sayur dengan bahan utama buah dari pohon kelor, bagi kebanyakan orang makanan ini sedikit aneh.. karna tidak lazimnya bahan bakunya. namun, di Bayuwangi Jawa Timur ini menjadi hal yang sangat lumrah.. suku osing salah satunya, yang sanagt suka memasak masakan satu ini. Berikut resep sederhananya klenthang 10 buah Bawang Merah 8 buah Bawang Putih1 buah Cabai (Cabe) Rawit Merah 5 buah Lengkuas (Laos) 2 iris Garam secukupnya Gula Kastor secukupnya Belimbing Wuluh 6 buah Cara Membuat Langkah 1 bersihkan kulit luar kelenthang, potong-potong dan cuci bersih Langkah 2 haluskan semua bumbu, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, gula, garam, dan laos Langkah 3 did...
Seblang Dari berbagai macam adat dan seni-budaya yang ada di Banyuwangi, yang hingga saat ini nyaris utuh bila dibandingkan dengan yang lain, adalah ritual adat Seblang . Ritual adat ini diselenggarakan di dua tempat, yaitu di Kelurahan Bakungan dan di Desa Olehsari, yang keduanya berada di wilayah Kecamatan Glagah. Seblang Bakungan menampilkan sosok penari tua-renta yang sudah menopouse sebagai tokoh sentralnya. Sedangkan Seblang Olehsari menampilkan sosok penari yang masih muda belia sebagai tokoh sentralnya. Ritual ini pada mulanya adalah merupakan bentuk ritual pemujaan yang berasal dari agama Hindu atau kepercayaan Syiwaistis yang dianut oleh masyarakat kala itu, dengan menampilkan seorang penari yang menari-nari dalam keadaan kesurupan ( trance ), yang dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan pada Sang Hyang Widari . Dalam agama Hindu memang dikenal adanya...