Upacara Adat Temanten Kucing adalah tradisi masyarakat Desa pelem Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung. Upacara ini merupakan tradisi di msuim kemarau jika desa dilanda kekeringa. Dengan ritual ini masyarakat berharap Tuhan menurunkan hujan.
Ritual Temanten Kucing ini tak bbisa dilepaskan dari upaya warga untuk memohon turunnya hujan ketika musim kemarau panjang di Desa Pelem. Sayangnya perhelatan ritual Temanten Kucing kini tak sesakral ritual serupa yang dilangsungkan pada jaman dahulu. Sekarang ritual ini cenderung makin instant.
Tradisi Temanten Kucing sudah semakin punah. Mitos-mitosnya pun jarang diperhatikan masyarakat.
Temanten Kucing adalah salah satu upacara yang ada di Kab.Tulungagung yang dilestarikan sebagai cagar budaya dan juga sebagai upaya warga Desa Pelem untuk memohon turunnya hujan saat musim kemarau panjang.
Menurut Murkidi (56 thn,Dsn.Bangak,Ds.Pelem) Dahulu, pada saat di Desa Pelem terjadi musim kemarau panjang ada seseorang yang menyarankan untuk menyediakan 2 ekor kucing telon jantan dan betina.Tetapi kucing yang lebih memenuhi syarat adalah kucing Candramawa.
Lalu kucing tersebut ditemukan dengan sepasang temanten manusia.Disamping kegiatan ini juga ada Seni Tiban dan acara Selametan(Nyambung Tuwuh).
~Menurut Lilik Hariyati (57 thn,Dsn.Bangak,Ds.Pelem) Upacara Temanten Kucing adalah ritual yang dihelat di Desa Pelem untuk memohon turunnya hujan pada saat musim klemarau panjang.Lalu sepasang kucing tersebut dipertemukan layaknya temanten manusia.Tradisi ini rutin digelar di Lereng Pegunungan Coban.
Untuk mengharapkan turunnya hujan, ratusan warga Desa Pelem menggelar ritual Temanten Kucing, yakni upacara yang mempertemukan sepasang kucing jantan dan betina, layaknya tementen manusia yang sedang dinikahkan.
Upacara ini digelar di kawasan wisata Coban Kromo.Dalam upacara ini sepasang pria dan wanita warga setempat mengenakan pakaian adat Jawa dan membawa masing-masing membawa kucing.
Upacara ritual ‘’Temanten Kucing’’ dirintis ratusan tahun silam.Awalnya daerah Desa Pelem dilanda musim kemarau panjang yang membuat warga kebingungan untuk mendapatkan air.
Eyang Sankrah tokoh yang membabat Desa Pelem suatu ketika mandi di Telaga Coban, dia mengajak serta seekor kucing Candramawa piaraannya. Sepulang Eyang Sankrah memandikan kucingnya, tak lama berselang di kawasan Desa Pelem turun hujan deras. Itulah sejarah Temanten Kucing.
Dua ekor Kucing dibawa sepasang “Pengantin” laki-laki dan wanita.Dibelakangnya berderet tokoh-tokoh desa yang mengenakan pakaian adat Jawa.Sebelum dipertemukan pasangan Temanten Kucing dimandikan di Telaga Coban.Secara bergantian, kucing jantan dan betina dikeluarkan dari keranji.Lalu satu per satu
Dimandikan dengan air Telaga Coban n yang sudah ditaburi kembang.Usai dimandikan, kucing di bawa ke pelaminan.Di tempat yang sudah disiapkan aneka jajanan .Lalu pasangan kucing jantan dan betina “Dinikahkan”.Sepasang laki-laki dan perempuan yang membawa kucing duduk bersanding di kursi pelaminan.Sementara 2 Temanten Kucing berada di pangkuan penganti laki-laki dan perempuan.upacara pernikahan itu ditandai dengan pembacaan do’a-do’a yang dilakukan oleh sesepuh Desa Pelem.Tak lebih dari 15 menit, apacara selesai.
Lalu prosesi “Temanten kucing” dilanjutkan dengan kesenian Tiban dan pargelaran lange tayub.Dalam Seni Trdisional Tiban beberapa warga saling adu kekuatan dengan saling cambuk menggunakan lidi aren yang telah dipilin.Tanpa mengenakan baju sepasang warga bergantian adu cambuk hingga berdarah-darah.Seni tiban merupakan bagian tak terpisahkan dari upacara Temanten Kucing.Ini juga bagian dari ritual memohon turunnya hujan.Setelah Seni Tiban selesai,lalu dilanjutkan dengan langen tayub.Beberapa warga memakai pakaian adat Jawa lalu menari-nari diiringi gendhi-gendhing Jawa.Lalu upacara pun selesai.
Persiapan
Alat-alt yang perlu disiapkan adalah:
1) Jarik/ kain panjang:Menggendong kucing yang akan dikawinkan
2) Tiban :Mengiringi kucing yang dikawinkan
3) Ujung aren :Sebagai cambuk untuk Tiban
4) Bunga :Menghiasi tubuh kucing
5) Pakaian :Dipakaikan pada kucing yang dikawinkan
6) Minyak :Mungharumkan tubuh kucing
7) Sesajen :Pembacaan do’a-do’a pada Upacara Temanten Kucing
Nilai-nilai penndidikan
Nilai-nilai pendidikan yang ada di Upacara Temanten Kucing sangat penting.Karena untuk melestarikan budaya Tulungagung.Dan mengetahui sejarah Temanten Kucing dan upacara adat yang lain.
Dan dapat kita tahu kalau kekeringan sangatlah susah,maka dari itu janganlah menebang pohon sembarangan dan jangan membuang sampah di sembarang tempat.
Menciptakan Kesejahteraan Warga
Dengan adanya Upacara Temanten Kucing warga dapat hidup sejahtera,karena di saat kemarau tiba kami dapat melaksanakan upacara Temanten Kucing.
Upacara Temanten Kucing masih berlangsung hingga sekarang, karena masih dipercayai untuk menurunkan hujan ketika musim kemarau panjang.
Upacara Tmanten Kucing merupakan budaya yang justru dijadikan objek wisata di Desa Pelem,karena menikahkan kucing jantan dan betina (kucing Candramawa) dapat turun hujan.