2.833 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Mitos keturunan Siraso di Nias
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Mitos teogonis dewa-dewi pertanian kini menjelma menjadi legenda (dianggap benar-benar terjadi, tapi tidak sakral). Ketika agama modern datang, terjadi  iconoclasm  (pemusnahan patung-patung berhala) di Nias. Masyarakat diharamkan menyembah patung ( fanömba adu ), sehingga mite dewa-dewi pertanian kehilangan sarana pewarisannya. Dewa-dewi pertanian tidak dianggap sakral lagi oleh orang Nias, kini diganti mitos modern bertema teknologi: traktor, pestisida, pupuk, dan bibit unggul.   Bagi folk (orang Nias zaman sekarang) cerita itu bukan lagi sebuah  lore  (kebudayaan yang diwariskan). Cerita itu hanyalah sebuah mite kuno (mite milik orang Nias kuno, bukan milik orang Nias kini) yang lambat-laun kian dilupakan. Namun keturunan Siraso yang telah tersebar di Tanö Niha tentu tidak mudah dilupakan.   Generasi ketiga dari Siraso-Silögu adalah anak kembar:  Silaheche Walaroi  dan  Silaheche Walatua . Mereka pi...

avatar
Roro
Gambar Entri
Tradisi memburu kepala di Nias pada masa kuno
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Tradisi memburu kepala manusia setidaknya berhasil membuat orang-orang asing berpikir seribu kali jika ingin mengusik masyarakat Nias. Stefan Anitei (2007) dalam  The Island of the Head Hunters  menceritakan, nyali para saudagar dari Arab ciut begitu mendengar kebiasaan aneh ini sehingga mereka lari tunggang-langgang meninggalkan daratan Nias dan kembali ke kapalnya. Namun,  mangai binu  tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Hanya mereka yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi, serta punya kekuasaan dan kekayaan, yang boleh berperan sebagai emali, atau setidaknya meninggalkan pesan terakhir sebelum wafat seperti yang pernah dilakukan oleh Awuwukha dulu. “Adalah seorang raja, bangsawan, kepala suku, atau tetua adat yang akan meninggal, ia akan berpesan kepada anak dan keturunannya,” jelas Hezatulö Nduru, seorang kurator di Museum Pusaka Nias, seperti dikutip dari  Liputan6 . “Apabila meningg...

avatar
Roro
Gambar Entri
Lubuk Emas, cerita rakyat dari Asahan
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Hulu sungai Asahan berada di Danau Toba, mengalir melalui pintu Bendungan Sigura-gura dan berakhir hingga Teluk Nibung di selat Malaka. Panjang sungai Asahan adalah 147 km dengan 6 buah anak sungai utama. Kota-kota yang dilalui oleh sungai Asahan diantaranya Parapat, Porsea, Balige, Kisaran, dan Tanjung Balai. Sungai Asahan sangat terkenal dengan arusnya yang deras berbatu ditambah keasrian hutan di sepanjang sungai sehingga di bidang pariwisata, sungai Asahan digunakan sebagai kegiatan arung jeram.   Terdapat sebuah  cerita rakyat  terkait sungai Asahan yaitu Lubuk Emas. Legenda ini menceritakan kisah cinta Sri Pandan putri kerajaan Teluk Dalam dengan pembantu setia kerajaan yang bernama Hobatan. Sri Pandan akhirnya memilih terjun ke sebuah lubuk sungai Asahan demi mempertahankan cinta pada kekasihnya. Berikut ini kisahnya.   Kerajaan Teluk Dalam Alkisah Raja Simangolon...

avatar
Roro
Gambar Entri
Asal mula Kisaran Naga
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Bukit Katarina adalah nama sebuah bukit kecil di kawasan Kelurahan Sei Renggas, Kec. Kisaran Barat, Kab. Asahan, Sumatera Utara. Lokasi ini tidak jauh dari RS. Ibu Kartini, dan berada di dalam areal HGU PT. Bakrie Sumatera Plantations (BPS) di tepi Sungai Silau. Oleh sebab itu, dibukit ini terdadapat tanaman pohon karet perkebunan milik PT. BPS. Nama bukit Katarina itu sendiri menurut cerita dari mulut kemulut diambil dari nama RS. Ibu Kartini yang dulunya sering disebut dengan nama RS. Katarina. Konon, untuk pertama kalinya dokter di RS itu bernama Dokter Chatherine yang ditugaskan dari negeri Belanda. Jika dilihat sepintas, bukit Katerina merupakan gundukan tanah biasa yang tingginya mencapai kurang lebih 50 meter. Tempat ini sepertinya tidak terdapat hal-hal yang aneh atau luar biasa. Bahkan, ketika terjadi gempa Nias, Sumatera Utara pada malam hari, sekitar pukul 23.00 wib, beberapa tahun yang lalu, terdengar pula isu tsunami di wilayah Asahan. Tak ayal, bukit...

avatar
Roro
Gambar Entri
Asal Mula Kolam Sampuraga di Mandailing Natal
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Alkisah, pada zaman dahulu kala di daerah Padang Bolak, hiduplah di sebuah gubuk reot seorang janda tua dengan seorang anak laki-lakinya yang bernama Sampuraga. Meskipun hidup miskin, mereka tetap saling menyayangi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka setiap hari bekerja sebagai tenaga upahan di ladang milik orang lain. Keduanya sangat rajin bekerja dan jujur, sehingga banyak orang kaya yang suka kepada mereka. Pada suatu siang, Sampuraga bersama majikannya beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang setelah bekerja sejak pagi. Sambil menikmati makan siang, mereka berbincang-bincang dalam suasana akrab. Seakan tidak ada jarak antara majikan dan buruh. “Wahai, Sampuraga! Usiamu masih sangat muda. Kalau boleh saya menyarankan, sebaiknya kamu pergi ke sebuah negeri yang sangat subur dan peduduknya hidup makmur,” kata sang Majikan. “Negeri manakah yang Tuan maksud?” tanya Sampuraga penasaran, “Negeri Mandailing na...

avatar
Roro
Gambar Entri
Legenda Namora Pande Bosi
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Menurut legendanya, Namora Pande Bosi berasal dari Bugis di Sulawesi Selatan. Dalam pengembaraannya dia sampai ke satu tempat yang bernama Sigalangan di Tapanuli Selatan. Kemudian dia berkahwin dengan puteri raja di tempat tersebut dan terkenal sebagai pandai besi yang mulia. Namora Pande Bosi dan isterinya yang bergelar Nan Tuan Layan Bolan mendapat dua orang anak lelaki yang diberi nama Sutan Borayun dan Sutan Bugis. Pada suatu ketika Namora Pande Bosi pergi meyumpit burung ke tengah hutan dan di sana dia bertemu dengan seorang puteri orang bunian dan mengahwininya. Menurut satu cerita, wanita itu adalah orang Lubu (orang asli). Dari perkahwinannya itu, Namora Pande Bosi mendapat dua orang anak lelaki kembar yang masing-masing diberi nama Si Langkitang dan Si Baitang. Ketika kedua anak tersebut masih dalam kandungan, Namora Pande Bosi meninggalkan isterinya dan kembali ke Hatongga. Menjelang dewasa Si Langkitang dan Si Baitang pergi mencari bapa mereka dan menemukannya di Hatongga...

avatar
Roro
Gambar Entri
Asal Muasal Danau Si Losung Dan Si Pinggan
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Alkisah, pada zaman dahulu di daerah Silahan, Tapanuli Utara, hiduplah sepasang suami-istri yang memiliki dua orang anak laki-laki. Yang sulung bernama Datu Dalu, sedangkan yang bungsu bernama Sangmaima. Ayah mereka adalah seorang ahli pengobatan dan jago silat. Sang Ayah ingin kedua anaknya itu mewarisi keahlian yang dimilikinya. Oleh karena itu, ia sangat tekun mengajari mereka cara meramu obat dan bermain silat sejak masih kecil, hingga akhirnya mereka tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan pandai mengobati berbagai macam penyakit. Pada suatu hari, ayah dan ibu mereka pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan obat-obatan. Akan tetapi saat hari sudah menjelang sore, sepasang suami-istri itu belum juga kembali. Akhirnya, Datu Dalu dan adiknya memutuskan untuk mencari kedua orang tua mereka. Sesampainya di hutan, mereka menemukan kedua orang tua mereka telah tewas diterkam harimau. Dengan sekuat tenaga, kedua abang-adik itu membopong orang tua mereka pulang ke rumah. Usai acara pe...

avatar
Roro
Gambar Entri
Legenda Asal Muasal Kolam Sampuraga di Mandailing Natal
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

Alkisah,  pada zaman dahulu kala di daerah Padang Bolak, hiduplah di sebuah gubuk reot seorang janda tua dengan seorang anak laki-lakinya yang bernama Sampuraga. Meskipun hidup miskin, mereka tetap saling menyayangi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka setiap hari bekerja sebagai tenaga upahan di ladang milik orang lain. Keduanya sangat rajin bekerja dan jujur, sehingga banyak orang kaya yang suka kepada mereka. Pada suatu siang, Sampuraga bersama majikannya beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang setelah bekerja sejak pagi. Sambil menikmati makan siang, mereka berbincang-bincang dalam suasana akrab. Seakan tidak ada jarak antara majikan dan buruh. “Wahai, Sampuraga! Usiamu masih sangat muda. Kalau boleh saya menyarankan, sebaiknya kamu pergi ke sebuah negeri yang sangat subur dan peduduknya hidup makmur,” kata sang Majikan. Sumber : https://histori.id/legenda-asal-mula-kolam-sampuraga/

avatar
Roro
Gambar Entri
Asal usul Marga Nasution, Cerita rakyat dari Mandailing Natal
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Utara

SUDAH  lama raja di Hutabargot bergelar Sutan Pulungan tidak pergi berburu. Apa boleh buat, istrinya sedang hamil tua. Di kalangan masyarakat Mandailing sejak dahulukala telah berlaku kepercayaan bahwa tidaklah dibenarkan seorang suami untuk membunuh binatang atau berburu ketika istrinya sedang mengandung, kalau tidak dikuatirkan akan berdampak buruk kepada anak yang dikandung istrinya. Namun, kuatnya keinginan sang raja untuk menjalani kegemarannya itu akhirnya tidak dapat dihalangi lagi. Maka pada suatu hari pergilah beliau berburu dengan ditemani pasukan pengawal beberapa orang saja dan sampailah ia di dekat Pohon Beringin yang terletak di Muara Batang Angkola. Belum sampai ia turun dari kudanya, tiba-tiba anjing milik sang raja menggonggong dengan keras. Mendengar itu Sutan Pulungan menyangka kalau anjing itu sudah melihat rusa sehingga ia menggonggong demikian. Anjing itu terus menyalak sambil berlari mendekati sebuah batu besar di bawah pohon Beringin. Dan terkejutlah me...

avatar
Roro