Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
cerita rakyat Sumatera Utara Mandailing Natal
Asal usul Marga Nasution, Cerita rakyat dari Mandailing Natal
- 5 Januari 2019
SUDAH lama raja di Hutabargot bergelar Sutan Pulungan tidak pergi berburu. Apa boleh buat, istrinya sedang hamil tua. Di kalangan masyarakat Mandailing sejak dahulukala telah berlaku kepercayaan bahwa tidaklah dibenarkan seorang suami untuk membunuh binatang atau berburu ketika istrinya sedang mengandung, kalau tidak dikuatirkan akan berdampak buruk kepada anak yang dikandung istrinya. Namun, kuatnya keinginan sang raja untuk menjalani kegemarannya itu akhirnya tidak dapat dihalangi lagi. Maka pada suatu hari pergilah beliau berburu dengan ditemani pasukan pengawal beberapa orang saja dan sampailah ia di dekat Pohon Beringin yang terletak di Muara Batang Angkola. Belum sampai ia turun dari kudanya, tiba-tiba anjing milik sang raja menggonggong dengan keras. Mendengar itu Sutan Pulungan menyangka kalau anjing itu sudah melihat rusa sehingga ia menggonggong demikian. Anjing itu terus menyalak sambil berlari mendekati sebuah batu besar di bawah pohon Beringin. Dan terkejutlah mereka semua, karena bukan Rusa kiranya yang terlihat oleh anjing itu tetapi ternyata seorang bayi yang masih merah (baru lahir). Sutan Pulungan langsung memeriksa bayi tersebut, ternyata berjenis kelamin laki-laki dengan kulit yang kemerah-merahan. Ia memerintahkan pasukannya untuk memeriksa sekeliling siapa tahu bertemu dengan orangtua bayi itu, namun hasilnya nihil. Dengan hati-hati, sang raja membalut tubuh bayi itu dengan pakaiannya sendiri. Anehnya, bayi itu tidak menangis, bahkan matanya berbinar-binar memandangi wajah Sutan Pulungan. “Kamu akan kuangkat menjadi anakku,” sabda sang raja.

 

Sutan Pulungan pun membawa bayi itu ke istananya di Hutabargot. Pada saat yang bersamaan, ternyata terdengar kabar oleh sang raja jikalau istrinya sudah melahirkan pula. Mendengar kabar itu, diputuskanlah untuk menitipkan bayi yang ia temukan itu kepada seorang ibu miskin bernama Sauwa di pinggiran desa Hutabargot untuk dibesarkan. Dan bayi itu diberinya nama dengan Sibaro Ara karena dia ditemukan di bawah pohon beringin.
Lima tahun berlalu Sibaro Ara tumbuh menjadi anak yang rupawan. Ia pun sudah dibawa ke istana untuk dibesarkan menurut adat kebiasaan istana Hutabargot. Akan tetapi ternyata timbul kecemburuan istri Sutan Pulungan sebab Sibaro Ara lebih rupawan dari anak kandung raja sendiri. Akibat deraan rasa cemburu yang memuncak, terniatlah untuk membunuh Sibaro Ara.
Pada suatu ketika tiang tengah bangunan istana direncanakan untuk dilakukan penggantian sebab sudah lapuk. Untuk itu dibutuhkan pemberian tumbal guna mendarahi tiang baru itu. Atas maksud itu, semakin besarlah niat jahat istri Sutan Pulungan untuk membunuh Sibaro Ara dan menjadikannya tumbal penyangga tiang. Akan tetapi takdir berbicara lain, justru anak kandung Sutan Pulunganlah yang terbunuh dan menjadi tumbal. Kelalaian fatal itu membuat Sutan Pulungan murka, ia menghukum Hulubalang yang lalai itu lalu memerintahkan pula untuk membunuh Sibaro Ara yang masih dalam pengasuhan Sauwa. Mendengar kabar anak asuhnya akan dibunuh raja, maka Sauwa pun melarikannya ke persawahan Hutabargot dan bersembunyi di dalam sebuah gubuk reot. Seekor burung balam lalu hinggap di atap gubuk tersebut. Hulubalang kehilangan jejak walau sebelumnya mereka curiga pada gubuk reot tadi tetapi karena keberadaan burung balam itu mereka menjadi tidak yakin ada orang di dalamnya. Dari dalam gubuk, dengan rasa takut yang sangat, Sauwa melihat hulubalang pergi. Setelah merasa aman, ia membawa Sibaro Ara ke tepian Batanggadis (Pasar Akad, Mandailing). Hujan baru saja berhenti dan sungai Batanggadis sedang meluap. Dalam kebingungan, tiba-tiba Sauwa melihat sebatang pohon besar hanyut lalu mengempang di depan mereka tak ubahnya seperti sebuah jembatan. Sauwa dengan Sibaro Ara dalam dekapan meniti pohon besar itu untuk menyeberang.
Mereka sampai di Huta Lombang yang saat itu diperintah oleh seorang raja bernama Namora Paimahon Rangkuti. Raja itu sangat curiga pada Sauwa karena mereka datang dari arah Hutabargot. Sementara kerajaan Hutabargot dengan Huta Lombang memiliki hubungan yang tidak baik. Sauwa dituduh sebagai mata-mata dari Hutabargot dan ia beserta anak asuhnya Sibaro Ara diasingkan di sebuah rumah kosong karena pemiliknya telah meninggal dan tak punya keturunan. Rumah itu sebetulnya merupakan sarang harimau yang sangat ganas. Ajaibnya, harimau itu langsung jinak kepada Sauwa dan menjilati kaki anak kecil tersebut. Dengan demikian mereka leluasa menempati rumah itu hingga kemudian Sibaro Ara beranjak dewasa. Hari-hari Sibaro Ara yang kemudian hari dipanggil penduduk Huta Lombang dengan Sibaroar itu diisi dengan berguru silat dan ilmu-ilmu kanuragan sehingga terkenallah ia sebagai orang sakti.
Suatu masa hama menyerang sawah dan ladang penduduk Huta Lombang. Raja Huta Lombang mengadakan musyawarah guna mencari jalan keluar mengatasi masalah itu. Sibaro Ara juga datang namun karena dia pendatang maka ia tidak diperbolehkan masuk. Karena itu ia pun duduk di depan pintu dialasi terompah orang-orang yang ikut bermusyawarah. Dalam musyawarah itu,  Sibaro Ara mencoba memberikan usul tetapi usulnya selalu ditolak dengan alasan ia hanyalah pendatang.
Setelah diputuskan maka dilaksanakan hasil musyawarah tersebut tetapi ternyata tidak berhasil malahan hama semakin merajalela. Raja kembali melakukan musyawarah. Sekali lagi Sibaro Ara datang dan memberikan usul. Kali ini usul Sibaro Ara diterima dan setelah dijalankan ternyata berhasil. Namora Paimahon Rangkuti yang merasa malu karena selama ini mengucilkan Sibaro Ara lalu minggat entah ke mana. Masyarakat Huta Lombang yang telah ditinggal rajanya itu ramai-ramai pindah ke dekat rumah Sibaro Ara dan mengangkatnya sebagai raja mereka yang baru dengan gelar Sutan Diaru Parkanasaktion. Tempat tinggal Sibaro Ara disebut Panyabungan Tonga-tonga.
Selanjutnya terjadi perang antara pasukan Hutabargot dengan pasukan Huta Lombang yang langsung dipimpin oleh dua raja yang sebetulnya ayah beranak itu. Dalam perang tersebut pasukan Sutan Diaru Parkanasaktion hampir saja kalah. Disaat melihat pasukannya sudah terdesak, tiba-tiba Sutan Diaru Parkanasaktion berlari ke arah sebuah batu besar lalu naik ke atasnya sembari menengadahkan tangannya ke langit. Sesaat kemudian, serentetan petir datang menyambar pasukan Sutan Pulungan sehingga pasukan Sutan Pulungan semburat kacau balau.
Seorang raja yang lain bernama Namora Raya Lubis dari kerajaan Singengu datang mendamaikan pertikaian ayah dengan anak angkatnya itu. Setelah keduanya sepakat berdamai, maka saat itu pulalah Sibaro Ara atau Sibaroar gelar Sutan Diaru Parkanasaktion dinikahkan dengan putri bungsu Sutan Pulungan yang bernama Namora Sitapi Paserahan. Ternyata Namora Sitapi Paserahan boru Sutan Pulungan rupanya berumur pendek. Ia meninggal dunia tanpa meninggalkan keturunan. 
Setelah istrinya meninggal dunia, Sutan Diaru Parkanasaktion lalu menikahi putri Sutan Batara Guru Hasibuan, Raja Kerajaan Pannai bernama Namora Sitapi Rumondang Bulan. Buah perkawinan itu mereka dianugerah putra tunggal yang diberi nama Tuan Natoras. Dari putra tunggal Sutan Diaru Parkanasaktion inilah kemudian marga Nasution dalam suku Mandailing berasal dan menyebar melalui jalur Baginda Tobing Na Injang dan Baginda Mangaraja Enda yang merupakan cicit Sibaro Ara atau Sibaroar. Marga Nasution kini sudah tersebar ke seluruh dunia hingga saat ini.[]  
 
Sumber : https://dennimlz.blogspot.com/2017/07/cerita-rakyat-si-baroar.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya