1
1.603 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tari Saman
Tarian Tarian
Aceh

Tari Saman  adalah sebuah tarian  suku Gayo (Gayo Lues)  yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran  Nabi Muhammad SAW . Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan  UNESCO  sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda  UNESCO  di Bali, 24 November 2011. Tari saman  merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pem...

avatar
Anisya
Gambar Entri
Tari Seudati
Tarian Tarian
Aceh

Tari Seudati  adalah salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh. Tarian ini diyakini sebagai bentuk baru dari  Tari Ratoh atau  Ratoih , yang merupakan tarian yang berkembang di daerah pesisir Aceh. Tari Ratoh atau Ratoih biasanya dipentaskan untuk mengawali permainan sabung ayam, serta dalam berbagai ritus sosial lainnya, seperti menyambut panen dan sewaktu bulan purnama. Setelah Islam datang, terjadi proses akulturasi, dan menghasilkan Tari Seudati, seperti yang kita kenal hari ini. Tarian ini pada mulanya berkembang di Desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang diasuh oleh seorang bernama  Syeh Tam . Selanjutnya, tarian ini berkembang juga di Desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, dibawah asuhan  Syeh Ali Didoh . Dalam perjalanannya, tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Timur, dan hari ini bahkan bisa ditemui di seluruh daerah Aceh. Kata “ seudati ” berasal dari Bahasa A...

avatar
Anisya
Gambar Entri
Kuah Pliek-u, Gulai Para Raja Aceh
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Masakan atau kuliner khas yang digemari mayoritas masyarakat di Aceh masih jarang dikenal orang. Barangkali kuliner ini belum banyak yang pernah mencicipinya sehingga kurang populer. Masakan atau gulai khas Aceh ini adalah gulai para raja yang dikenal dengan nama “kuah pliek-u.” Gulai ini dibuat dari campuran berbagai jenis sayuran ditambah “pliek-u” dan kepala ikan asin sebagai penyedapnya. “Pliek-u” atau patarana adalah sisa atau ampas kopra (kelapa) yang minyaknya sudah diperas dengan alat tradisional yaitu dua bilah papan yang dipress dengan baut besar. Masyarakat di pedesaan Aceh, sejak masa jayanya Kerajaan Aceh sampai kini masih terus mengolah kelapa secara tradisional. Olahan kelapa ini menghasilkan minyak goreng yang disebut dengan “minyeuk reutik.” Ampasnya tidak dibuang, tetapi dijemur kembali sehingga menjadi “pliek-u” yang berwarna hitam. Pliek-u memancarkan aroma minyak kelapa yang khas. Dalam tradisi...

avatar
Novalprahara putra
Gambar Entri
Kenduri Aceh
Ritual Ritual
Aceh

KENDURI  tak mengenal musim di Aceh. Bahkan, di kala perang, kenduri tetap berjalan. Begitulah, lewat kenduri orang Aceh saling mengikatkan diri. Aroma kenduri Maulid tercium di awal pagi di Desa Pupu, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, pertengahan Februari lalu. Lepas subuh, Aisyah (51) dan Mardianah (38) sibuk menyiapkan aneka masakan yang akan dibawa ke meunasah (musala) tempat kenduri berlangsung. Tangan mereka cekatan membungkus nasi berbentuk kerucut dengan daun pisang batu. Nasi itu lantas disusun meninggi di atas sebuah nampan bersama aneka lauk terbaik, mulai telur balado, rendang, kuah sup, hingga kari itik. Semakin tinggi isi nampan itu menunjukkan makin mapan si pembuat secara ekonomi. Nurdin, Kepala Museum Aceh, mengatakan, orang-orang kaya dulu menyusun hingga tujuh lapis lauk di atas nampan hidangan untuk dibawa ke meunasah. Sekitar pukul 11.00, nampan berisi aneka masakan buatan Aisyah dan Mardianah dibawa ke meunasah. Di sana sudah ada belas...

avatar
Novalprahara putra
Gambar Entri
Upacara Adat Perkawinan Aceh
Ritual Ritual
Aceh

Ada beberapa tahapan dalam Adat Perkawinan Aceh, yaitu: Tahapan melamar (Ba Ranup) Ba Ranup (ba-membawa ranup-sirih) merupakan suatu tradisi turun temurun yang tidak asing lagi dilakukan dimana pun oleh masyarakat Aceh, saat seorang pria melamar seorang perempuan. Untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang dirasa bijak dalam berbicara (disebut seulangke) untuk mengurusi perjodohan ini. Jika seulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud maka terlebih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu. Pada hari yang telah disepakati datanglah rombongan orang-orang yang dituakan dari pihak pria ke rumah orangtua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya. Setelah acara lamaran selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan anak gadis...

avatar
Novalprahara putra
Gambar Entri
Lagenda PUTRI PUKES
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Legenda Puteri Pukes Pemandangan di seputar danau sangat eksotik dan menarik. Banyak cerita legenda yang mengelilingi keindahan danau ini, seperti legenda beberapa goa. Yang cukup terkenal adalah Legenda Goa Puteri Pukes. Cerita kehadiran goa yang berada di pinggir danau ini cukup menggelitik. Konon, saat tuah orang tua masih menjadi kenyataan, hiduplah seorang puteri bernama Pukes. Puteri Pukes kemudian dipinang oleh seorang pangeran dari seberang Danau Laut Tawar. Sesuai adat, jika seorang perempuan sudah dipinang dan diperistri, maka ia harus ikut dan tinggal dalam lingkungan keluarga besar suaminya. Setelah dipinang, Puteri Pukes pun harus meninggalkan kedua orangtua, saudara dan kampung halamannya menuju kampung halaman sang suami. Sebelum sang puteri berangkat, terlebih dahulu ia diberi petuah oleh orangtuanya. Satu pesan yang harus ia ingat dan patuhi adalah, agar sang anak tidak menoleh ke belakang melihat orangtua, saudara ataupun kampung halamannya. Ia harus me...

avatar
Novalprahara putra
Gambar Entri
Mie Aceh
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Mie Aceh adalah masakan mie pedas khas Aceh di Indonesia. Mie kuning tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mie Aceh tersedia dalam dua jenis, Mie Aceh Goreng (digoreng dan kering) dan Mie Aceh Kuah (sup). Biasanya ditaburi bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis.     TEMPAT RUMAH MAKAN: Mie Aceh Jaly-Jaly, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 48, Tebet, Jakarta, 0812 98738870/0852 14766668 Mie Aceh Seulawah, Jl. Bendungan Hilir Raya No. 8, Bendungan Hilir, Jakarta, 0823 10111188/021 5708660 Puhaba Coffee, Jl. Tebet Raya No. 34B, Tebet, Jakarta, 0811 1941809/0811 1932927

avatar
Annisa Fatchatul Izzah
Gambar Entri
Kue Timpan
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Timphan adalah sejenis penganan kecil yang aslinya berasal dari Aceh. Bahan untuk membuat timpan terdiri dari tepung, pisang, dan santan. Pisang yang dipakai adalah Semua bahan ini kemudian diaduk-aduk sampai kenyal. Lalu dibuat memanjang dan di dalamnya diisi dengan srikaya atau kelapa parut yang dicampur dengan gula. Kemudian adonan ini dibungkus dengan daun pisang dan dikukus (rebus tanpa direndam air) selama 1 jam.   Kue khas Aceh ini legit dengan aroma pisang yang kuat/menonjol. Dibuat dari campuran tepung ketan dan pisang pilihan yang benar-benar matang sehingga cita rasa dan aromanya begitu kuat dan menggugah selera. Tersedia dalam dua rasa; pisang dan srikaya.   CARA MEMBUATNYA   Bahan Timpan: –  5 bh Pisang raja   haluskan – 90 gr tepung ketan rosebrand – 50 ml santan kental –  4 sdm gula pasir –  1 sdt garam   Bahan Srikaya :...

avatar
Novalprahara putra
Gambar Entri
Kue Meuseukat
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Meuseukat adalah Penganan khas Aceh sejenis dodol dikarenakan tekstur yang lembut dan rasanya manis.Rasa manis ini didapat dari buah nanas yang digunakan dalam pembuatannya sehingga kue ini disebut juga dodol nanas.Warna kue ini adalaha putih karena hanya menggunakan tepung terigu tanpa pewarna makanan.Adapun warnanya yang kuning dikarenakan buah nanas yang digunakan sebagai campuran.   FILOSOFI Seperti halnya makanan dari daerah lain, Meuseukat ini juga memiliki filosofi tersendiri yang kemudian menempatkannya dalam kasta tertinggi kue tradisional khas Aceh.Dalam memperlakukan tamu masyarakat Aceh dikenal dengan kesopanannya yang tinggi.Tidak hanya dari perilakunya tetapi juga dari penyajian makanannya.[1]Warna putih kue inilah yang kemudian diartikan sebagai kejernihan hati masyarakat Aceh saat menyambut tamu.   PENYAJIAN Berdasarkan makna filosofi diatas maka penyajian kue ini hanya dihadirkan pada saat-saat tertentu.Yang paling utama adala...

avatar
Novalprahara putra