Pada jaman dahulu kala, di sebuah dusun terpencil di daerah Nanggro Aceh Darussalam, hiduplah seorang janda bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Banta Berensyah. Banta Berensyah seorang anak yang rajin dan mahir bermain suling. Kedua ibu dan anak itu tinggal di sebuah gubuk bambu yang beratapkan ilalang dan beralaskan dedaunan kering dengan kondisi hampir roboh. Kala hujan turun, air dengan leluasa masuk ke dalamnya. Bangunan gubuk itu benar-benar tidak layak huni lagi. Namun apa hendak dibuat, jangankan biaya untuk memperbaiki gubuk itu, untuk makan sehari-hari pun mereka kesulitan. Untuk bertahan hidup, ibu dan anak itu menampi sekam di sebuah kincir padi milik saudaranya yang bernama Jakub. Jakub adalah saudagar kaya di dusun itu. Namun, ia terkenal sangat kikir, loba, dan tamak. Segala perbuatannya selalu diperhitungkan untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Terkadang ia hanya mengupahi ibu Banta Berensyah dengan segenggam atau dua genggam beras. Beras itu hanya...
Dalam cerita rakyat ini, amet muda adalah seorang putra mahkota dan sudah pasti dia seharusnya menjadi raja . Tetapi masalahnya si amet muda ini masih kecil sehingga belum mampu menjadi raja. Alkisah, di Negeri Alas, Nanggroe Aceh Darussalam, ada sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya selalu patuh dan setia kepadanya. Negeri Alas pun senantiasa aman dan damai. Namun satu hal yang membuat sang Raja selalu bersedih, karena belum dikaruniai seorang anak. Sang Raja ingin sekali seperti adiknya yang sudah memiliki seorang anak. Pada suatu hari, sang Raja duduk termenung seorang diri di serambi istana. Tanpa disadarinya, tiba-tiba permaisurinya telah duduk di sampingnya. “Apa yang sedang Kanda pikirkan?” tanya permaisuri pelan. “Dindaku tercinta! Kita sudah tua, tapi sampai saat ini kita belum mempunyai seorang putra yang kelak akan mew...
Burek Kura adalah seorang pemuda miskin dengan wujud aneh. Wujudnya menyerupai kura-kura. Meski dengan wujud kura-kura, Bruek Kura dikenal selaku pemuda yang baik hati. Ia rajin bekerja membantu kedua orangtuanya. Orangtuanya sangat mencintai dan menyayangi Bruek Kura. Begitu pula halnya dengan Bruek Kura. Orang-orang yang mengenal Bruek Kura juga menghormati dan menyayangi pemuda baik hati itu tanpa mempedulikan wujud Bruek Kura yang aneh itu. Ketika Bruek Kura telah dewasa usianya, Bruek Kura jatuh cinta pada seorang gadis berwajah cantik anak seorang saudagar kaya raya. Ia pun meminta kedua orangtuanya untuk meminang gadis yang dicintainya itu. Ibu Bruek Kura lantas menuju rumah gadis idaman anaknya. Orangtua Si gadis serta merta menolak lamaran Ibu Bruek Kura. Mereka tidak menghendaki anak gadisnya menjadi istri seorang pemuda berwujud kura- kura yang miskin itu. Bruek Kura tidak menyerah meski lamarannya ditolak. Ia kembali meminta ibuny...
Alkisah pada zaman dahulu, di sebuah perguruan yang terletak di Desa Lhok Drien, Sawang, Aceh Utara, tinggallah seorang pemuda gagah nan pandai. Saking pandainya, semua ilmu yang diajarkan oleh gurunya, Teungku Di Lhok Drien dapat dikuasai olehnya dalam sekejap. Bersebab itulah, kemudian ia dijuluki Malem Muda yang bermakna “orang yang berilmu di usia muda/belia”. Hal ini membuat Malem Muda diangkat menjadi tangan kanan gurunya, Teungku Di Lhok Drien.Suatu hari, Malem Muda dipanggil oleh gurunya untuk menghadap. Maka datanglah Malem Muda ke hadapan gurunya sambil bertanya,” Ada apa gerangan Teungku memanggil saya?” “Wahai Malem Muda, aku hendak memberimu suatu tugas. Akan tetapi, sebelumnya engkau harus berjanji dulu kepadaku bahwa engkau akan mematuhi segala yang kukatakan,” titah Tgk. Di Lhok Drien sembari mengelus jenggotnya. “Siap Teungku,” sahut Malem Muda. “Pasti ini tugas istimewa,” batinnya. Kemudian...
DALAM sejarah perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda. Ada kisah-kisah mistik. Salah satunya, ajimat rante bui yang dipakai oleh ulama-ulama pengerak perlawanan. Salah satu rante bui itu adalah milik Tgk Chik Di Tiro. Ajimat itu ditemukan Belanda ditubuh Tgk Di Cot Plieng. Sampai kini masih tersimpan di Kolonial Museum di Amsterdam, Belanda dalam etnografia Aceh. Setelah Snouckh Horgronje, mungkin Schimist lah orang Belanda yang sangat paham soal Aceh. Dengan pengetahuannya bahasa dan adat istiadat Aceh, ia menjadi perwira Belanda yang bisa bergaul secara bebas dengan masyarakat Aceh. Apalagi ditopang dengan pembawaannya yang tenang dan sikapnya yang terkendali. Namun sebagai tentara Belanda, ia tetap tidak sepenuhnya diterima masyarakat Aceh. Apalagi dalam kecamuk perang. Dalam tahun 1906, Schmist bertugas sebagai seorang letnan di Jeuram dan Seunagan yang kacau balau. Di dua daerah itu, saban hari peristiwa jebakan dan sergapan dengan kele...
Jeumpa zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan, letaknya di Desa Blang Seupeung Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen. Di desa itu ditemukan makam Raja Jeumpa persisnya diatas bukit kecil di Dusun Tgk Keujruen. Tulisan ini merupakan rangkuman dari Ikhtisar Radja Jeumpa, yang di tulis oleh Ibrahim Abduh, mantan guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 10 Bireuen. Tulisan itu ditulis pada 29 April 2004. Menurutnya dari dulu masyarakat di Biereun sering mendengar hikayat Raja Jeumpa. Kapan hikayat itu ada dan apa agama yang dianut olej raja tersebut, sampai kini masih menjadi tanda tanya. Malah ada yang menyebutkan hikayat raja Jeumpa hanya legenda atau tambo belaka. Benar atau tidak sampai kini masih jadi tanda tanya. Namun dari penelusuran dan bukti-bukti yang pernah ditemukan, banyak pihak meyakini raja Jeumpa dan kerajaannya memang benar-benar pernah ada. Secara geografis, kerajaan Jeumpa terletak di daerah...
Masyarakat Aceh mengenal suatu upacara penamatan membaca kitab Al Qur’an yang disebut khatam. Upacara khatam dilaksanakan terhadap seseorang anak baik lelaki maupun perempuan yang sudah menamatkan pembacaan kitab suci Al Qur’an. Upacara tersebut bermaksud untuk memperoleh keberkatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa si anak itu sudah berhasil menamatkan kitab suci Al Qur’an. Disamping itu, upacara ini juga mempunyai makna sebagai tanda berterima kasih kepada tuangku mengaji yang telah membimbing dan menuntun anak berhasil dapat menamatkan pembacaan kitab suci Al Qur’an. Upacara Khatam ini berlangsung dirumah orangtua dirumah tengku atau di tempat mengaji. Pelaksanaan dirumah orang tuanya ini sudah tentu dilakukan dengan acara makan bersama, dan terlibat kerabat pihak ayah dan pihak ibu. Sedangkan upacara dirumah tengku atau di tempat mengaji dilakukan apabila upacara ini dilangsungkan dalam bentuk yang sederhana. Tingkat kemeriah...
Rumoh Aceh ini merupakan rumah adat tradisional Aceh yang dibuat besar karena mempunyai fungsi sosial sebagai tempat berkomunikasi, bermufakat tempat mengadakan kenduri, peresmian pernikahan, khitanan dan sebagainya (Saleh., 1970). Rumah ini masih ada beberapa di sekitar masyarakat sekarang. Tetapi bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan rumah yang di buat pada saat kejayaan Aceh dulu. Selain itu seni ukir yang terdapat disini sudah mulai kurang diperhatikan. Konstruksi dan Simbolisme Rumoh Aceh Dalam membangun Rumoh Aceh ini diperlukan jenis kayu tertentu yang ditemukan di dalam hutan belantara. Kayu-kayu tertentu ini harus yang umur kayunya diperkirakan telah cukup tua, lurus serta dapat berdiri dengan tegak. Penebangan kayu ini dilakukan oleh penebang kayu yang mempunyai pengetahuan tentang perjalanan bulan. Karena menebang kayu sudah ada waktu yang ditentukan yaitu tidak boleh saat waktu air pasang. Jika saat terjadi air pasang maka kayu-kayu yang sudah d...
Upacara Anta Mangaji merupakan upacara pada masyarakat Aneuk Jamee yang sudah dikenal sejak zaman dahulu yang tersebar di Kabupaten Aceh Barat Daya Selatan dan Sebagian Aceh Barat Provinsi Aceh. Menurut cerita dari mulut ke mulut upacara Anta Mangaji sudah dikenal di pesisir barat Aceh sejak etnis Aneuk Jamee mulai bermigrasi ke pesisir Aceh. Upacara ini sudah menjadi kebiasaan pada masyarakat Aneuk Jamee ketika mengantarkan anaknya yang berusia tujuh tahun kepada seorang Tuangku Manasah atau Teungku Balai untuk diajarkan mengaji al-quran. Pada hari Anta Mangaji atau hari pertama antar mengaji anak, orangtua dari si anak bersangkutan mengadakan acara kenduri dengan mengundang sanak saudaranya. Selesai kenduri di rumah. Keesokan malamnya si anak di antar ke tempat pengajian dengan terlebih dahulu dipasajuak atau ditepung tawari dan dibekali dengan bawaan yang akan diberikan kepada Teungku di tempat mengaji. Selain upacara Anta Mangaji dilakukan juga upacara Tamat Mangaji dimana anak te...