Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
cerita rakyat Aceh Aceh
Burek Kura Cerita dari Tanah Aceh
- 5 Januari 2019
Burek Kura adalah seorang pemuda miskin dengan wujud aneh. Wujudnya menyerupai kura-kura. Meski dengan wujud kura-kura, Bruek Kura dikenal selaku pemuda yang baik hati. Ia rajin bekerja membantu kedua orangtuanya. Orangtuanya sangat mencintai dan menyayangi Bruek Kura. Begitu pula halnya dengan Bruek Kura. Orang-orang yang mengenal Bruek Kura juga menghormati dan menyayangi pemuda baik hati itu tanpa mempedulikan wujud Bruek Kura yang aneh itu.
 
Ketika Bruek Kura telah dewasa usianya, Bruek Kura jatuh cinta pada seorang gadis berwajah cantik anak seorang saudagar kaya raya. Ia pun meminta kedua orangtuanya untuk meminang gadis yang dicintainya itu. Ibu Bruek Kura lantas menuju rumah gadis idaman anaknya. Orangtua Si gadis serta merta menolak lamaran Ibu Bruek Kura. Mereka tidak menghendaki anak gadisnya menjadi istri seorang pemuda berwujud kura- kura yang miskin itu.
 
 
Bruek Kura tidak menyerah meski lamarannya ditolak. Ia kembali meminta ibunya untuk datang ke rumah gadis idamannya. Ibu Bruek Kura terpaksa menuruti kehendak anaknya.
 
Orangtua Si gadis sangat kesal mendapati Ibu Bruek Kura kembali datang dan kembali mengutarakan keinginannya untuk melamar putrinya. Dengan wajah bersungut-sungut menahan kemarahannya, ayah Si gadis berujar, “Tanyakan sendiri pada anak gadisku! Apakah anak gadisku yang cantik wajahnya dan berasal dari keluarga saudagar kaya raya itu bersedia dinikahi seekor kura-kura yang miskin? Tanyakan langsung padanya!”
 
Ibu Bruek Kura lalu bertanya pada Si gadis, “Wahai gadis yang baik, apakah engkau bersedia menjadi istri dari anakku yang berwujud kura- kura lagi miskin itu?”
 
Sangat mengejutkan, Si gadis menyatakan kesediaannya!
 
Tak terkirakan kemarahan orangtua Si gadis ketika mendengar anak gadis mereka bersedia diperistri Bruek Kura. Ayah Si gadis berujar keras-keras, “Jika engkau tetap bersedia dinikahi kura-kura miskin itu, pergi engkau dari rumah ini!”
 
 
Si gadis tetap pada pendiriannya. Ia pun pergi dari rumah orangtuanya dan mengikuti ibu Bruek Kura. Bruek Kura dan Si gadis kemudian menikah. Mereka tinggal di sebuah gubug kecil yang dibangun Bruek Kura. Gubug kecil itu berdiri tidak jauh dari rumah mewah milik keluarga Si gadis.
 
Ketika malam tiba, Bruek Kura bergerak perlahan-lahan meninggalkan istrinya yang telah tertidur pulas. Bruek Kura melepaskan cangkang kura-kuranya. Berubahlah ia kemudian menjadi seorang pemuda yang gagah, bertubuh kuat, lagi sangat tampan wajahnya. Bruek Kura yang telah berubah wujud menjadi pemuda gagah lagi tampan itu kemudian pergi meninggalkan gubugnya. Ia lantas membeli aneka perhiasan indah dan juga barang-barang kebutuhan istrinya. Setibanya di gubug, Bruek Kura kembali memasuki cangkang kura-kuranya setelah meletakkan semua perhiasan dan juga kebutuhan istrinya.
 
Istri Bruek Kura sangat terperanjat ketika mendapati perhiasan indah dan aneka kebutuhannya berada di dekatnya. Ia tidak mengetahui siapa yang memberinya perhiasan indah dan aneka kebutuhannya itu meski ia yakin, suaminya tentu yang melakukannya. Keheranan istri Bruek Kura kian menjadi-jadi setelah hampir setiap pagi ia menemukan perhiasan indah dan juga kebutuhannya tergeletak di dekat tempatnya tertidur.
 
 
Istri Bruek Kura ingin mengetahui siapa sesungguhnya pelakunya. Maka, pada suatu malam ia berpura-pura tidur. Ia tetap berpura- pura tidur ketika Bruek Kura meninggalkan dirinya. Dengan berjingkat-jingkat ia mengintip apa yang dilakukan suaminya. Amat terperanjat istri Bruek Kura ketika melihat suaminya berubah wujud menjadi seorang pemuda yang gagah lagi sangat tampan wajahnya. Ketika suaminya pergi, istri Bruek Kura segera mengambil cangkang kura-kura yang ditinggalkan suaminya. Ia menghendaki suaminya tetap dalam wujud manusia. Maka, cangkang kura-kura itu lantas dibakarnya.
 
Keajaiban pun terjadi. Seketika cangkang kura-kura itu terbakar, mendadak cangkang itu berubah menjadi sebuah rumah besar yang sangat mewah. Laksana sebuah gedung istana! Mendadak muncul pula aneka hewan ternak di belakang rumah megah itu. Berjenis-jenis hewan ternak itu telah berada di dalam kandangnya masing-masing.
 
Ketika Bruek Kura pulang, ia terperanjat mendapati sebuah gedung mewah di dekat tempat tinggalnya. Ia juga tidak bisa menemukan kembali cangkang kura-kuranya. Berulang-ulang ia mencari, cangkang kura-kuranya itu tidakjuga diketemukannya. Sadarlah ia jika ia tidak lagi bisa menjelma menjadi kura-kura. Ia tetap menjad manusia untuk selama-lamanya.
 
 
Istri Bruek Kura amat gembira bersuamikan Bruek Kura yang ternyata lelaki gagah berwajah amat tampan. Bertambah-tambah kegembiraannya setelah mengetahui suaminya sesungguhnya seorang alim ulama yang sangat sakti. Masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka juga sangat gembira karena di daerah mereka terdapat seorang alim ulama yang dapat menjadi tempat mereka untuk belajar agama.
 
Bruek Kura dan istrinya hidup berbahagia. Keduanya hidup rukun, saling sayang-menyayangi. Berlimpah-limpah kekayaan yang mereka miliki dan mereka tidak ragu-ragu untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Burek Kura dan istrinya kemudian dikenal sebagai seoasang suami istri dermawan.
 
Lantas, bagaimana dengan orangtua istri Bruek Kura?
 
Mereka benar-benar malu dan sangat menyesal. Kura-kura buruk rupa yang telah mereka tolak pinangannya dahulu ternyata adalah jelmaan seorang alim ulama yang melimpah ruah kekayaannya. Berlipat-lipat kali kekayaannya dibandingkan kekayaan mereka yang telah ternama selaku saudagar kaya raya. Mereka hanya bisa menyesali diri dan merasa malu atas perbuatan buruk mereka dahulu.
 
Sumber : https://dongengceritaanak.com/burek-kura-cerita-rakyat-aceh/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline