Pada zaman dahulu kala di suatu kerajaan yang bernama Kerajaan Paliang Jati tersebutlah seorang raja yang arif, bijaksana, dan dermawan yang bernama Raja “Ramanda Sultan Jati”. Selama kepemimpinan Sang Raja tidak seorangpun rakyatnya yang hidup sengsara atau menderita. Maka dari itu rakyat sangat menghormati Sang Raja dan mereka juga tidak segan-segan mempertaruhkan nyawa mereka demi Sang Raja. Raja Ramanda Sultan Jati mempunyai seorang permaisuri yang cantik jelita yang selalu menemaninya di saat susah maupun senang. Karena kecantikannya itulah Sang Permaisuru digelari sebagai “Permaisuri Ayu” oleh rakyatnya. Tidak berapa lama setelah pernikahan mereka yang indah dan bahagia, Raja Ramanda Sultan Jati dan Permaisuri Ayu kemudian dikaruniai seorang putra yang mereka beri nama “Kamanda Sultan Jati” dan seorang putri yang bernama “Ayunda”. Sejalan dengan perjalanan waktu, Kamanda Sultan Jati pun tumbuh dewasa dan tampan. Namun Kam...
Desa Kemingking Dalam terkenal dengan berbagai macam hasil bumi salah satunya adalah durian. Di desa Kemingking Dalam, musim durian biasanya tiba satu atau dua tahun sekali dengan hasil yang berlimpah. Durian dari daerah yang termasuk wilayah kecamatan Taman Rajo, kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi ini terkenal karena bentuknya yang tidak terlalu besar namun memiliki rasa khas yang manis dan legit. Setiap musim panen tiba, masyarakat desa Kemingking Dalam akan berbondong-bondong menunggui durian yang runtuh di kebun mereka masing-masing. Mereka menjaga kebun ini bersama keluarga mereka baik di waktu siang maupun malam. Tetapi, ketika musim panen hampir usai dan buah yang ada di pohon tinggal sedikit, masyarakat desa Kemingking Dalam tidak akan lagi menunggui kebun mereka di malam hari. Berkenaan dengan kebiasaan ini, terdapat sebuah cerita di dalamnya. Pada suatu masa ketika desa Kemingking Dalam masih merupakan desa dengan pemerintahan tersendiri dan raja-rajanya masih berku...
Sumber : Dok.pribadi Masyrakat Jambi Jembatan Gantala arasy adalah sebuah ikon atau landmark baru bagi masyarakat Provinsi Jambi, hal ini karena Jembatan Gantala Arasy baru diresmikan pada tahun pada maret 2015. Sebenarnya Jembatan Gentala Arasy adalah dua objek yang berbeda, yaitu Jembatan Pedestrian dan Menara Gentala Arasy, karena saling berhubungan maka namanya pun disatukan. Untuk jembatan Pedestrian, jembatan yang berbentuk huruf S ini merupakan Jembatan yang di khususkan untuk para pejalan kaki dan merupakan jembatan pejalan kaki terpanjang di Indonesia. Jembatan Pedestrian memiliki panjang sekitar 503 Meter. Sedangkan untuk menara Gentala Arasy, menara yang memiliki ketinggian 32 meter ini adalah sebuah Museum yang didalamnya banyak menceritakan tentang perjalanan agama Islam di Kota Jambi. Landmark lainnya yang berada di Provinsi Jambi adalan Masjid Agung Jambi (Masjid 1000 tiang), Komplek Candi Muaro Jambi, Tugu Monas Jambi, dan Gunung Kerinci. ...
Suku Talang Mamak adalah Suku pedalaman di daerah Jambi. Suku ini tersebar di 4 kecamatan yaitu Batang Gansal, Cenaku, kelayang dan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu dan di Dusun Semarantahin, Desa Suo-Suo Kecamatan Sumai, Kabupaten Tebo. Talang memiliki arti Ladang dan mamak itu adalah Ibu. Secara umum Talang Mamak memiliki arti ladang milik ibu. Masyarakat Talang Mamak merupakan golongan proto Melayu atau melayu kuno. Suku Talang Mamak biasa di sebut “Suku Tuha”. Mereka adalah suku yang datang pertama di Indragiri dan berhak atas sumber daya. Pada tahun 200, jumlah masyarakat Talang Mamak sekitar 6418 jiwa. Dalam segi kepercayaan, mayoritas suku Talang Mamak masih memeluk agama kepercayaan yaitu Animisme. Agama kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Talang Mamak disebut Langkah lama. Agama kepercayaan tersebut mengajarkan kepada masrakata Talang Mamak untuk berorientasi pada pemujaan roh (Animisme) ninik-datuk (nenek moyang) dan mahkluk...
Gulai tepek ikan biasanya hanya ditemukan atau disajikan pada momen-momen penting saja, makanan ini dianggap bersejarah bagi sebagian masyarakat Jambi dan perlu kita ketahui bahwa bahan utama untuk membuat tepek ikan ini adalah ikan gabus yang memiliki kandungan gizi yang luar biasa tingginya. Gulai tepek ikan hampir mirip dengan gulai ikan lainnya namun memiliki rasa yang khas dan berbeda. Pada umumnya masyarakat Jambi hanya menyajikan gulai tepek ikan ini pada saat acara kenduri, acara adat serta pernikahan maupun acara lainnya. Sumber : http://nurfaizianshori.blogspot.com/2017/03/15-makanan-dan-minuman-khas-jambi-yang.html
Jus Pinang merupakan menu minuman andalan dari masyarakat Jambi. Masyarakat Jambi umumnya percaya bahwa minuman ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengatasi masuk angin maupun melancarkan peredaran darah. Pada pembuatan minuman ini bahan dasar yang digunakan adalah jahe merah, cengkeh, gula merah, madu dan pandan. Minum Jus Pinang dalam keadaan hangat sangatlah nikmat, jika anda mengkonsumsi minuman ini maka anda akan menikmati kekhasan rasanya serta bersemangat dalam menjalani aktivitas harian. Sumber : http://nurfaizianshori.blogspot.com/2017/03/15-makanan-dan-minuman-khas-jambi-yang.html
Kenduri sko merupakan sebuah rangkaian acara adat pengukuhan gelar suku atau kepala adat. Upacara ini selalu diiringi dengan upacara kenduri pusaka yaitu upacara membersihkan benda pusaka peninggalan nenek moyang. Suku Kerinci tidak hanya sebuah kelompok masyarakat yang mendiami wilayah kerinci tapi juga masyarakat tradisional yang hidup erat dengan adat istiadat dan budaya warisan leluhur. Mereka masih mempertahankan kebudayaan warisan nenek moyang sampai saat ini. Walaupun mayoritas masyarakatnya telah memeluk agama Islam, masyarakat suku kerinci masih melakukan ritual-ritual adat seperti halnya nenek moyang mereka. Upacara kenduri sk o sendiri adalah sebuah rangkaian acara adat dalam menentukan kepala adat. Kata kenduri berarti selamatan dan sko bermakna perbuatan atau peraturan yang berlaku turun temurun. Kata sko berasala dari kata saka yang bermakna keluarga atau nenek moyang dari pihak ibu. Dalam konteks adat sko bermakna pusaka yang berasa...
Alkisah, di sebuah dusun di Negeri Jambi, ada sepasang suami-istri yang miskin. Mereka sudah puluhan tahun membina rumah tangga, namun belum dikaruniai anak. Segala usaha telah mereka lakukan untuk mewujudkan keinginan mereka, namun belum juga membuahkan hasil. Sepasang suami-istri itu benar-benar dilanda keputusasaan. Suatu ketika, dalam keadaan putus asa mereka berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa. “Ya Tuhan Yang Maha Tahu segala yang ada di dalam hati manusia. Telah lama kami menikah, tetapi belum juga mendapatkan seorang anak. Karuniankanlah kepada kami seorang anak! Walaupun hanya sebesar kelingking, kami akan rela menerimanya,” pinta sepasang suami-istri itu. Beberapa bulan kemudian, sang Istri mengandung. Mulanya sang Suami tidak percaya akan hal itu, karena tidak ada tanda-tanda kehamilan pada istrinya. Di samping karena umur istrinya sudah tua, perut istrinya pun tidak terlihat ada perubahan. Meski demikian, sebagai seorang wanita, sang Istri benar-benar...
Seni tari daerah Jambi cukup banyak ragam serta coraknya, dimana pada tiap-tiap daerah mempunyai ciri sesuai dengan keadaan daerah serta suku dalamkelompok masyarakat adat yang bersangkutan. Dari sekian banyak corak dan ragamnya seni tari daerah Jambi, namun sudah banyak pula yang hampir tidak dikenal bahkan dilupakan oleh lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Chatab pada tahun 1962, kemudian ditata ulang oleh OK Hendri BBA pada tahun 1967. tari ini digunakan untuk menyambut tamu-tamu yang dihormati sebagai ungkapan rasa putih hati muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari remaja putri. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : bio...