Sareng santan yang terdapat di dalam masyarakat Aceh. di dalam masyarakat Aneuk Jamee disebut saring santen. Di dalam bahasa Indonesia mengandung pengertian alat untuk menyaring santan. Saring santan bentuknya bundar yang mempunyai garis tengah sekitar 15 - 20 cm. Saring santan ada yang dibuat permanen dan ada yang dibuat secara darurat. Yang permanen biasanya dibuat atau dianyam dari kulit bili, atau kulit bambu. Sistim anyaman sama dengan anyaman pada Jeu'ee. Selanjutnya diberi gagang sebagai tempat pegangan yang dibuat dari belahan bambu. Saring santan yang dibuat secara darurat dibuat dari ining kelapa, yang pada pinggirnya dirajut dengan tali serta diberi tempat pegangan kayu atau dari kawat. Kegunaan dari alat ini untuk menyaring santan yang akan dipergunakan untuk memasak sayur atau lain-lainnya. Guna memperoleh sebuah saring santan ada yang dapat membuat sendiri dan ada pula yang membelinya. Saring yang berbentuk darurat yang dibuat dari ining kelapa sem...
Sangku yang terdapat di dalam masyarakat Aceh disebut kukuran. Oleh masyarakat Gayo dan masyarakat Aneuk Jamee menyebutnya dandang Untuk sangku ada pula yang menyebut dangdang. Sangku terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas dan bawah dengan bentuknya ramping di tengah. Dalam perkembangan selanjutnya sangku seperti ini sudah jarang diketemukan, karena orang telah membuatnya dalam bentuk yang lebih mudah yaitu sama besarnya dari atas sampai ke bawah. Kalau pada bentuk awal pembuatannya dua kali (membuat bagian atas dan bawah yang kemudian disambung dengan sistem soder di tengahnya atau pada pinggang) dan di pinggang bagian dalam diberikan pembatas berupa sekat yang berlubang kecü-kecil. Pada bentuk yang sekarang yang dijumpai tidak lagi dibuat pinggang dan penyekatnya diletakkan dengan menggunakan tompang (kayu atau besi) dari bawah. Sangku dibuat dari seng dengan bentuknya yang bulat. Ukuran sebuah dandang masyarakat menyebutnya dengan...
Sanggul sempol gampang kemang dipakai oleh pengantin wanita aceh dari akad nikah hari pertama sampai hari ke 10. Alat untuk membuat sanggul sempol gampang kemang : sisir hairpiece/cemara pengikat rambut jepit aksesoris/perhiasan yg digunakan : pating renggiep : dipakai di tengah-tengah sanggul bagian belakang. pating melambangkan agar pengantin berperilaku atau berbudi bahasa yg baik. pating emas ; pating emas terbuat dari emas atau perak. pating emas yg digunakan ialah 3 buah yaitu di kanan, kiri, dan depan tengah sanggul. pating emas melambangkan kekuatan atau kekukuhan rumah tangga. lelayang : lelayang terbuat dari emas, perak, atau imitasi yang berbentuk segitiga sama kaki yg dipasang dengan telap malo dibagian belakang sanggul di bawah kerah baju. telap malo (pita merah) : Telap malo ini melambangkan keberanian, sedangkan lelayang melambangkan bahwa pengantin mulai menjadi ibu rumah tangga, yang...
Kerawang Gayo adalah kerajinan bordir masyarakat Gayo, Aceh Tengah. Bordir Kerawang Gayo memiliki corak yang khas, dimana mempunyai makna filosofi yang dalam dari setiap ukiran dan bentuknya. Bordir Kerawang Gayo ini sering dipakai untuk hiasan dinding, alas meja, motif pakaian, tas dan lain sebagainya. Motif Kerawang Gayo tidak hanya diminati masyarakat lokal saja, namun daerah Aceh lainnya juga banyak mencari motif ini. Bahkan wisatawan dari luar daerah Aceh juga menyukai kerajinan yang menggunakan Kerawang Gayo ini. Motif Kerawang hanya terdiri dari empat bagian, jikalau adapun tambahan lainnya sudah merupakan hasil dari variasi. Adapun empat bagian itu adalah sebagai berikut: Emun Berangkat (Awan Berangkat) yang menyerupai huruf S sambung menyambung, putar berputar. Ini melambangkan perjuangan hidup dalam menempuh kehidupan. Suka duka, susah senang, sempit luas. Ada masa-masa tertentu yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tidak ada jalan lu...
Tapak Tuan, sebuah wilayah di Kabupaten Aceh Selatan. Tapak Tuan dikenal juga dengan sebutan Kota Naga. Nama Tapak Tuan tidak lepas dari cerita dan legenda Tuan Tapa dan dua ekor naga raksasa. Di wilayah ini, terdapat sejumlah tempat wisata yang memiliki banyak cerita. Ada pantai Tapak Tuan Tapa, air terjun 7 tingkat, Pulau Dua, Batu Berlayar, dan makam Tuan Tapa. Di bibir pantai Tapak Tuan Tapa, terdapat jejak telapak kaki raksasa berukuran sekitar 4 x 3 meter. Tapak kaki manusia ini berada di atas bebatuan karang pantai. Lalu, bagaimana asal usul nama Tapak Tuan? Berikut kisahnya: Alkisah, dizaman dahulu kala, di Aceh Selatan hidup sepasang naga. Sepasang naga ini, memiliki anak perempuan yang disebut Putri Naga atau Putri Bungsu. Putri ini cantik jelita. Putri nan rupawan ini, menurut cerita didapat dari laut lepas disaat selesai badai dahsyat yang menenggelamkan sebuah kapal dari daratan cina. Konon, pada saat itu,...
Pada zaman dulu di negeri Semeuleu tersebutlah seorang raja yang kaya, arif, dan bijaksana. Sayangnya ia tidak memiliki seorang putra mahkota. Setelah menunggu lama, berkat usaha dan doa akhirnya Permaisuri melahirkan seorang putra yang diberi nama Rohib. Raja dan permaisuri sangat sayang dan memanjakan anaknya. Rohib pun tumbuh besar. Ia lalu dikirim ke kota untuk menuntut ilmu. Sayangnya, Rohib tak menyelesaikan sekolahnya. Raja menjadi sangat marah. Rohib diusir dan diberi modal uang untuk berdagang. Di tengah perjalanannya, Rohib melihat banyak orang yang menganiaya binatang. Rohib tidak tega melihatnya. Ia menawarkan sebagian uang agar mereka berhenti menganiaya binatang. Modal Rohib untuk berdagang pun nyaris habis. Ia berhenti di tengah hutan dan menangis meratapi nasibnya. Tiba-tiba, datang seekor ular besar mendekatinya. Rohib sangat ketakutan. Tetapi ular itu berkata, “Jangan takut anakku. Aku takkan memangsamu. Sesungguhnya aku hendak memberimu hadiah karena kam...
Cah rimba merupakan tradisi masyarakat Aceh yang berkaitan dengan pembukaan lahan garapan. Lahan yang akan digarap tentu tidak dibuka secara liar, melainkan sudah diatur oleh adat yang berlandaskan agama Islam. Perangkat desa ( geuchik ) dan orang-orang yang mengerti masalah perhutanan atau yang biasa disebut petua uten juga berperan aktif merundingkan dan memperhitungkan pemilihan lahan yang akan digarap. Sehingga, pembukaan lahan tidak mengganggu ekosistem dan merugikan masyarakat. Tradisi yang telah lama mengakar dalam kebudayaan Aceh ini kemudian menginspirasi lahirnya tari kreasi dengan nama sama. Tari cah rimba coba menggambarkan kembali proses pembukaan lahan, mulai dari persiapan hingga pembagian lahan garapan. Di awal, tari cah rimba menceritakan masyarakat gampong (kampung) yang hidup harmonis. Para pria kemudian digambarkan tengah sibuk mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk keperluan membuka lahan. Sementara, par...
Alkisah, di Negeri Alas, Nanggroe Aceh Darussalam, ada sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya selalu patuh dan setia kepadanya. Negeri Alas pun senantiasa aman dan damai. Namun satu hal yang membuat sang Raja selalu bersedih, karena belum dikaruniai seorang anak. Sang Raja ingin sekali seperti adiknya yang sudah memiliki seorang anak. Pada suatu hari, sang Raja duduk termenung seorang diri di serambi istana. Tanpa disadarinya, tiba-tiba permaisurinya telah duduk di sampingnya. “Apa yang sedang Kanda pikirkan?” tanya permaisuri pelan. “Dindaku tercinta! Kita sudah tua, tapi sampai saat ini kita belum mempunyai seorang putra yang kelak akan mewarisi tahta kerajaan ini,” ungkap sang Raja. “Dinda mengerti perasaan Kanda. Dinda juga sangat merindukan seorang buah hati belaian jiwa. Kita telah mendatangkan tabib dari berbagai negeri dan mencoba segala macam obat, namun belum juga mem...
Alkisah di dataran tanah gayo, terdapat seorang putri cantik anak seorang raja yang bernama Putri Pukes . Putri cantik ini menyukai seorang pangeran yang berasal dari kerajaan lain. Awalnya, kedua orang tua putri pukes tidak merestuinya, disebabkan asal pangeran ini yang bertempat tinggal jauh dari kediaman sang putri. Namun, berkat kegigihan si putri pukes dan sang pangeran, akhirnya orang tua si putri pukes ini merestui hubungan keduanya hingga pada akhirnya mereka berdua dinikahkan oleh sang raja. Setelah menikah, maka tibalah saatnya sang putri menyusul suaminya. Putri Pukes pun pamit kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke kerajaan suaminya. Tentunya kedua orang tua sang putri pun dihinggapi rasa sedih, namun mereka harus melepas anaknya itu pergi. “Pergilah, Nak, bersama para pengawal. Namun, satu hal yang harus kau jaga, begitu melangkahkan kaki keluar dari kerajaan ini, jangan sekalipun kamu menoleh lagi ke belakang” , pesan orang tuanya. Putri Puk...