Tungkot Tunggal Panaluan adalah salah satu seni dari suku Batak yang sudah terkenal diseluruh dunia, yang diukir menurut kejadian sebenarnya dari kayu tertentu yang juga memiliki kesaktian. Inilah kisah singkat tentang asal mula Tungkot Tunggal Panaluan. Zaman dahulu di huta Sidogordogor Pangururan tinggallah keluarga yang sudah lama tidak mempunyai keturunan 7 tahun lamanya, Guru Hatahutan dan istrinya Nasindak Panaluan. Akhirnya keluarga inipun dikaruniai keturunan setelah selama 7 tahun penantian berdoa kepada Ompu Mula Jadi Na Bolon. Setalah 13 bulan lamanya mengandung lahirlah anak dari mereka Linduak (=kembar) laki-laki dan perempuan. Kemudian diadakanlah pesta Martutu Aek (memberi nama) kepada kedua anak itu yang saat itu upacara atau pesta ini dipimpin oleh Agama Parbaringin. Setelah diadakan ritual untuk dalam acara Martutu Aek tersebut, dinamailah anak laki-laki Aji Donda Hatautan dan anak perempuan itu Siboru Tapi Nauasan. Penatua Huta atau tokoh masyaraka...
Sik sik si batumanikam diparjoget sorma digottam dina mangia-ni Sibang bangkar jula jula (2x) Asi dengan si doding (2x) didang didang di pangardang Molo marsi berengan (2x) Mak siaktu sandi bagasan Andor andor go tilo (2x) Tilo tilo lipurta bulan Maula so binoto (2x) Hula hula li parjalan Dekke julung julung (2x) Su-uko ponani tolong Unang gabe pak porong (2x) Molo ikong morong morong
Pada masa yang silam, apabila seorang terkemuka meninggal sebelum mempunyai anak sebagai penyambung keturunan, dianggap merupakan kesialan. Untuk mencegah supaya nestapa seperti itu tidak berulang kembali, maka diadakanlah tarian duka menggunakan boneka dari kayu. Boneka tersebut bentuknya seperti manusia, kepalanya dilumuri dengan kuning telur. Giginya dicat hitam menggunakan jelaga baja, pada lekuk mata dilekatkan buah berwarna merah. Boneka diberi pakaian ulos Batak, di atas kepalanya dilekatkan rambut kuda atau ijuk, atau diberi ikat kepala. Selanjutnya boneka diletakkan di atas papan beroda, lalu ditarik berkeliling kampung. Kaum kerabat memeluk boneka sambil menangis tersedu-sedu, sebagai tanda perpisahan untuk selamanya. Jika boneka duka diarak di kala terang bulan, akan membawa suatu perasaan pilu dan mengharukan. Pada malam terakhir acara tari-tari duka itu, boneka dibawa keluar kampung, lalu dicampakkan ke Danau Toba, maksudnya supaya di masa yang akan datang, tidak be...
LelLeleng a hupa ima ima Na tinong keni roha matua laos soro Torop do da naung hupa lua Rohangku sai manjua ai tung sorong kapdo Ise mai ulaning na tau si rongkap ni tondingki Tupa doi nu aeng jonok doi di lambungki Leleng ma hupa ima ima Na tinong keni roha ma tua laos soro Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-dari-sumatera-utara.html
Mite makanan pertama ini ditemukan di Tanah Karo. Mite ini terjadi ketika makanan pokok orang Karo masih berupa buah-buahan yang berasal dari hutan. Konon, mite ini berawal dari ditemukannya buah yang sangat besar oleh anak-anak yang sedang bermain-main. Anak-anak itu heran melihat buah yang sangat besar itu. Anehnya, orang tua dan raja mereka tidak mengetahui apa nama buah tersebut. Untuk memecahkan misteri tentang buah itu, raja pun mengumpulkan penduduk untuk menanyakan apakah nama buah yang ditemukan anak-anak itu. Mereka tidak tahu tentang buah itu. Tiba-tiba, pada saat penduduk asyik memperhatikan buah itu, terdengar suara, “Buah yang besar itu adalah penjelmaan Si Beru Dayang yang diturunkan ke bumi. Kalian potong-potonglah buah itu sampai halus dan tanamlah potongan-potongannya. Kalau nanti sudah tumbuh dan berbuah berilah dia makanan!”. Setelah mendengar suara dewa yang menurunkan buah besar jelmaan Si Ber...
MENGANGKAT TULANG-TULANG, CARA ORANG KARO MENGHORMATI LELUHURNYA Orang Karo sangat beradat dan menghargai leluhur sehingga secara khusus memilki kebudayaan mengumpulkan kembali tulang-tulang leluhur yang telah lama meninggal dunia. Cara ini dikenal dengan Nampeken TULAN-TULAN (Nampeken = mengambil dalam arti mengumpulkan kembali , Tulan-tulan = Tulang/ skeletons). Dalam bahasa sederhananya dikatakan MUAT TULAN-TULAN (MUAT= MENGUMPULKAN). Muat tulan-tulan merupakan satu dari sekian banyak upacara adat karo,sebagai wujud penghormatan kepada orang tua dan leluhur. Biasanya acara seperti ini dilakukan di JAMBUR. Jambur adalah Rumah tempat penyelengaraan kegiatan adat suku Karo yang lebih besar dari sebuah pesta perkawinan. Bayangkan saja sejumlah anak beranak empat hingga lima keturunan berkumpul bersama untuk acara ini. Yang bertugas mengali kuburan adalah anakberu,semua tulang-tulang yang di ambil lalu di cuci bersih,lalu di mandikan denga...
Pada masa yang silam, terdapat sebuah negeri yang terbilang besar dan ramai bernama negeri Sicike-cike, yang sekarang berada di kabupaten Dairi. Di kawasan itu, dahulu ada dikenal seorang datu (dukun) yang sakti. Kesaktiannya tersohor kemana-mana. Dia dikenal sampai ke Barus dan seluruh Tanah Batak. Negeri-negeri yang disebut itu telah dikunjungi dan dijelajahinya. Bukan bermaksud bertanding atau untuk menunjukkan keperkasaannya, tetapi semata-mata hanya untuk menambah ilmu serta memperbanyak pengalamannya. Tiada terselip di sanubarinya kesombongan dan tiada pula dikenalnya hasut dan dengki. Padahal, ilmunya cukup tinggi dan bermutu. Jangankan memancing ikan sehingga dalam belanga dengan waktu singkat dipenuhi ikan-ikan segar, bahkan orang meninggal pun dapat dihidupkan kembali. Seperti ilmu padi, makin lama makin merunduk, begitulah perilaku dukun tersebut. Konon, untuk mendirikan negeri Sicike-cike juga merupa...
Mite salah satu makanan pokok ini berasal dari suka duka keluarga yang rela berkorban di sebuah perkampungan hulu Sungai Silau, Kabupaten Asahan. Konon, perkampungan itu dihuni oleh keturunan Si Boru Deak Parujar dari salah satu kelompok marga Sumba, tepatnya rumpun marga Narasaon. Semula orang uluan ini menganut kepercayaan pelbegu. Setelah masuk agama Islam, mereka meninggalkan tradisi pelbegu dan hidup dalam tradisi budaya Melayu. Hatta, di kampung uluan itulah mite ini bermula. Pada sebuah keluarga bahagia, sepasang suami istri dengan dua orang putrinya yang cantik, Rumbia yang sulung dan Enau yang bungsu. Setiap ada kegiatan semacam pesta adat, kedua putri ini hadir bersama orang-orang kampung dengan ditemani Serindan, putra raja kampung itu. Pesta adat yang dilaksanakan penduduk kampung, ternyata semakin mempererat hubungan Rumbia dengan Serindan yang tampak seperti lepat dengan daun. Orang...
Pada mulanya, orang Batak mengenal satu dewa namanya Mulajadi Na Bolon. Mulajadi Na Bolon menciptakan seekor ayam. Ayam ini paruhnya dari besi, tajinya sebesar kepompong dari tembaga. Ayam ini bertelur, telurnya tiga tiga. Telur ayam itu lebih besar dari sang ayam. Kemudian disuruhlah burung layang-layang sebagai perantara untuk menanyakan kepada Mulajadi Na Bolon yang tinggal di langit ketujuh. Seekor burung layang-layang yang menjadi pesuruh itu lalu terbang ke langit ketujuh untuk menyampaikan pertanyaan kepada Mulajadi Na Bolon. “Debata Mulajadi Na Bolon, kenapa telur ayam itu lebih besar dari ayam yang menelurkannya?” “Oh, nggak apa-apa itu!” kata Mulajadi Na Bolon kepada burung layang-layang. Lantas dikirim 12 butir padi kepada ayam melalui burung layang-layang. Mulajadi Na Bolon berkata kepada burung layang-layang untuk disampaikan kepada ayam yang mengutusnya. “Makanlah...