Orang Dayak Lun Dayeh di Indonesia banyak di sekitaran daerah Malinau, Kerayan, Sesayap dan Bahau, jika di Serawak mereka disebut dengan Lun Bawang dan di Sabah digolonkan dalam rumpun Murut. Menurut legenda asal muasal orang Lun Dayeh adalah dari daerah Kalimantan Timur. Konon dahulu ada seorang manusia yang perkasa dan memiliki kesaktian bernama RANG DUNGO, entah bagaiman ia secara tidak sengaja menemukan sebutir telor yang sangat besar di puncak gunung. Dari telor ini keluarlah seorang wanita yang cantik jelita dan ia menamakannya TERUR ECO (Telor matahari), yang kemudian dinikahi oleh RANG DUNGO dan merupakan leluhur Dayak Lun Dayeh.Tidak banyak literature yang membahas tentang budaya asli Dayak Lun Dayeh ini, bagaimana sistem kepercayaan mula-mulanya sebelum agama Kristen masuk. Sebelumnya orang Lun Dayeh menamakan dirinya sesuai aliran sungai atau nama pemimpinnya. Misal LUN LABU (Orang Labu), LUN KEMALOH (Orang Kemaloh). Itulah sebabn...
Upai Samaring adalah leluhur bagi kaum Dayak Lun Dayeh – kisah legenda ini menjelaskan asal-usul Dayak Lun Dayeh yang ada di Serawak dan Sabah adalah merupakan migrasi dari daerah Krayan Kalimantan Utara. Upai Semaring ini menurut legenda adalah seorang yang memiliki tubuh yang besar – mirip kisah tetek tatum Dayak Ngaju . Upai Semaring ini dikenal sebagai orang yang hebat berburu dan pandia menangkap ikan karena keahliannya membuat bubu. Bantu Angan – Tempat Upai Semaring memasak Suatu ketika terjadilah peristiwa yang amat menyedihkan bagi Upai Semaring, yaitu isteri tercintanya meninggal dunia. Kejadi ini membuat dirinya selalu larut didalam kesedihan. Kemudian ia memutuskan untuk menghilangkan rasa sedih ini, ia memutuskan untuk hijrah dari Krayan menuju kawasan baru. Pada perjalanan pertamanya dia tiba di sebuah gunung didaerang Long Bawan. Di atas gunung itu, dia menemui satu gua yang dirasakan sangat sesuai untuk dijadikan tempat ting...
“Birau” berasal dari Bahasa Bulungan yang artinya “Pesta Besar” . Birau telah dilaksanakan secara turun temurun setiap tahun sejak masa Kesultanan Bulungan. Awalnya Birau merupakan perayaan untuk acara penting di Kesultanan, seperti penobatan sultan, pernikahan anak sultan, sunatan anak sultan, dan lain-lain. Pada tahun 1959, Kesultanan Bulungan berubah menjadi beberapa kabupaten dan kota yang berada di Kalimantan Utara. Sejak saat itu, Birau dirayakan setiap 2 tahun sekali pada tanggal 12 Oktober bersamaan dengan peringatan HUT Kota Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan . Rangkaian acara Birau yang dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Selor dan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan ini cenderung berbeda setiap tahunnya. Berikut adalah rangkaian acara tersebut : Upacara bendera Dalam memperingati HUT Tanjung Selor dan Bulungan, upacara bendera dilaksanakan di Lapangan Agatis, Tanjung Selor dengan susunan ac...
Festival Iraw Tengkayu adalah upacar a tradisional dan perlombaan yang diadakan oleh masyarakat suku Tidung di Tarakan , Kalimantan Utara . Festival ini berupa upacara ritual menghanyutkan sesaji ke laut dan berbagai macam perlombaan. Festival ini biasanya di laksanakan setiap 2 tahun sekali dan bertepatan dengan hari jadi Kota Tarakan Sejarah Iraw Tengkayu merupakan upacara turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat suku Tidung, Tarakan , Kalimantan Utara . Iraw Tengkayu itu sendiri mempunyai dua arti kata diambil dari bahasa Tidung. Iraw yang berarti perayaan atau pesta, sedangkan Tengkayu adalah pulau kecil yang dikelilingi oleh laut, yang dimaksud pulau kecil disini adalah pulau Tarakan . Upacara Inti dari Festival ini ialah ritual adat Parade Padaw Tuju Dulung yaitu perahu hias yang diarak keliling kota....
Senjata Mandau merupakan senjata pusaka tradisional suku Dayak, berupa pusaka turun temurun yang dianggap keramat. Sumber : http://pustakaborneo.id/artikel/ragam-budaya-kalimantan-utara
Tari magunatip atau tari lalatip merupakan tarian adat Kalimantan Utara khususnya daerah Tarakan dan juga Malinau. Dulunya, tari magunatip ini diselenggarakan sebagai latihan ketangkasan kaki ketika melompat dan menghindari rintangan karena masih ada perang antar suku pada masa tersebut yang kemudian dijadikan sebuah tarian. Dalam tarian dari Kalimantan Utara ini, ada 3 kelompok pemain yakni kelompok penjepit kaki memakai batang kayu, kelompok penari yang menari sekaligus menghindari penjepit kayu dan juga kelompok pemusik menggunakan alat musik tradisional berupa kendang dan gong. Ketika menyaksikan tarian ini akan terlihat menegangkan sebab penari bisa saja terjepit oleh batang kayu jika terlambat menghindari terutama disaat para penari akan menari dengan kedua mata yang ditutup. SUMBER : https://budayalokal.id/tarian-kalimantan-utara/
Tari jugit yang merupakan tarian adat Kalimantan Utara lebih tepatnya berasal dari Kabupaten Bulungan. Ini merupakan tarian yang hanya ditampilkan untuk kalangan istana saja dan terbagi menjadi dua yakni juhit paman dan juga jugit demaring. Keduanya menjadi tari istana yang sangat sakral yang meski sekilas tampak sama namun memiliki perbedaan dari alat musik, syair lagu, warna baju, kain yang dipakai, gerakan tangan ketika memegang kipas dan selendang serta untuk apa dan siapa tari tersebut dilakukan. Dulunya, tarian jugit paman bahkan hanya boleh ditampilkan untuk Sultan dan juga dilakukan dalam keraton. Sementara tari jugit demaring bisa disaksikan rakyat biasa dan ditampilkan diluar kraton. Tarian ini dipercaya diciptakan 2 orang seniman yang sekaligus juga merupakan laksamana Kesultanan Bulungan yakni Datuk Maulana dan Datuk Mahubut. Untuk itu, tarian ini memang sudah berumur tua yakni sekitar abad ke-19 Masehi. Perbedaan kedua tarian ini terlihat dari warna dimana jugit...
Tari blunde atau disebut juga dengan tari blundik juga merupakan tarian dari Kalimantan Utara. Tarian tradisional Bulungan ini dikatakan hampir sama dengan tari enggang dari Suku Dayak namun tidak menggunakan bulu enggang akan tetapi hanya tangan saja. Untuk kostum, para penari menggunakan ikat kepala, baju kebaya dan tapih atau kain yang dipakai sampai menutupi lutut. Tarian ini konon diciptakan oleh Datuk Perdana dan syairnya memakai bahasa Kayan Pimping. Kemudian, syair diciptakan kembali dalam bahasa Melayu oleh Datuk Abdul Aziz dengan judul Pinang Sendawar. Sumber : https://budayalokal.id/tarian-kalimantan-utara/
Tari mance atau bemance adalah tarian provinsi Kalimantan Utara yang juga disebut dengan tari silat. Gerakan tarian ini juga terlihat hampir sama dengan silat pada umumnya akan tetapi lebih luwes dan lebih terlihat seperti tarian yang dilakukan sebagai hiburan. Dulunya tarian Kalimantan Utara menjadi kegemaran sebagian besar pemuda di daerah Bulungan. Tarian tradisional Kalimantan Utara ini akan dilakukan dua orang pria dengan pakaian adat khas Bulungan dengans elempai atau selempang berwarna kuning dan ikat kepala. Kedua penari ini akan memegang rotan atau bambu bulat dengan panjang 75 cm hingga 1 meter serta tinggi dari kaki hingga pinggang pria dewasa. Tarian akan dilakukan dalam sebuah lingkaran diiringi dengan suara gong bertalu talu. Sedangkan untuk aturannya sendiri tidak terlalu baku sebab jika ada pemain yang menyerah maka akan langsung diganti dengan pemain lainnya. Sumber : https://budayalokal.id/tarian-kalimantan-utara/