Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional Kalimantan Utara kalimantan utara
Pakaian Tradisional Kalimantan Utara #DaftarSB19
- 12 Februari 2019
Pakaian Adat Kalimantan Utara - Provinsi Kalimantan Utara memang baru berdiri 25 Oktober 2012 lalu, namun hal ini bukan berarti bahwa masyarakat asli yang mendiami wilayah provinsi ini tertinggal dalam segi budaya. Suku Dayak Kenyah dan sub suku Dayak lainnya yang menjadi suku mayoritas di provinsi Kalimantan memberikan kontribusi terhadap seni dan budaya yang terpupuk dalam kehidupan masyarakat Kalimantan Utara. Hal ini dapat dibuktikan dengan populernya budaya Dayak di kalangan masyarakat provinsi ini, misalnya dari gaya berbusana dalam pakaian adatnya.
 
 
Pada artikel kali ini, kami akan menyoroti secara khusus seperti apa pakaian adat Kalimantan Utara yang menjadi ikon budaya provinsi terbaru ini. Selain itu, beberapa perbedaan antara pakaian tersebut dengan pakaian adat Dayak dari Kalimantan Timur juga akan dibahas tersendiri. Pakaian Adat Kalimantan Utara Suku Dayak yang tersebar di wilayah Kalimantan terdiri atas banyak sekali sub suku. Adapun yang menjadi suku Dayak mayoritas di Kalimantan Utara adalah suku Dayak Kenyah. Sub suku yang orangnya dicirikan mirip keturunan Tionghoa ini memiliki pakaian adat bernama Ta’ a dan Sapei Sapaq.
 
 
Ta’a dan Sapei Sapaq dikenal luas sebagai pakaian adat Kalimantan Timur. Kendati begitu, provinsi Kalimantan Utara juga mengakui bahwa kedua pakaian ini sebagai pakaian adatnya. Adapun meski memiliki nama yang sama, Ta’a dan Sapei Sapaq khas Kalimantan Timur dan yang khas Kalimantan Barat sebetulnya mempunyai perbedaan mencolok. Sebelum membahas tentang perbedaan-perbedaan tersebut, terlebih dahulu mari kita mengenali apa itu pakaian Ta’a dan Sapei Sapaq.
 
Pakaian Adat Kalimantan Utara Suku Dayak yang tersebar di wilayah Kalimantan terdiri atas banyak sekali sub suku. Adapun yang menjadi suku Dayak mayoritas di Kalimantan Utara adalah suku Dayak Kenyah. Sub suku yang orangnya dicirikan mirip keturunan Tionghoa ini memiliki pakaian adat bernama Ta’ a dan Sapei Sapaq.
 
Home » 3. Kalimantan » Pakaian Adat » Pakaian Adat Kalimantan Utara, Nama, Gambar dan Penjelasannya Pakaian Adat Kalimantan Utara, Nama, Gambar dan Penjelasannya Administrator Add Comment 3. Kalimantan, Pakaian Adat Selasa, 02 Agustus 2016 Pakaian Adat Kalimantan Utara - Provinsi Kalimantan Utara memang baru berdiri 25 Oktober 2012 lalu, namun hal ini bukan berarti bahwa masyarakat asli yang mendiami wilayah provinsi ini tertinggal dalam segi budaya. Suku Dayak Kenyah dan sub suku Dayak lainnya yang menjadi suku mayoritas di provinsi Kalimantan memberikan kontribusi terhadap seni dan budaya yang terpupuk dalam kehidupan masyarakat Kalimantan Utara. Hal ini dapat dibuktikan dengan populernya budaya Dayak di kalangan masyarakat provinsi ini, misalnya dari gaya berbusana dalam pakaian adatnya. Pada artikel kali ini, kami akan menyoroti secara khusus seperti apa pakaian adat Kalimantan Utara yang menjadi ikon budaya provinsi terbaru ini. Selain itu, beberapa perbedaan antara pakaian tersebut dengan pakaian adat Dayak dari Kalimantan Timur juga akan dibahas tersendiri. Pakaian Adat Kalimantan Utara Suku Dayak yang tersebar di wilayah Kalimantan terdiri atas banyak sekali sub suku. Adapun yang menjadi suku Dayak mayoritas di Kalimantan Utara adalah suku Dayak Kenyah. Sub suku yang orangnya dicirikan mirip keturunan Tionghoa ini memiliki pakaian adat bernama Ta’ a dan Sapei Sapaq. Ta’a dan Sapei Sapaq dikenal luas sebagai pakaian adat Kalimantan Timur. Kendati begitu, provinsi Kalimantan Utara juga mengakui bahwa kedua pakaian ini sebagai pakaian adatnya. Adapun meski memiliki nama yang sama, Ta’a dan Sapei Sapaq khas Kalimantan Timur dan yang khas Kalimantan Barat sebetulnya mempunyai perbedaan mencolok. Sebelum membahas tentang perbedaan-perbedaan tersebut, terlebih dahulu mari kita mengenali apa itu pakaian Ta’a dan Sapei Sapaq. 1. Pakaian Adat Kaltara untuk Perempuan : Baju Ta’a Pakaian Ta’a adalah pakaian adat yang khusus dikenakan oleh para perempuan Dayak di Kalimantan. Pakaian ini terbuat dari kain beludru berwarna hitam dengan pernik atau hiasan berupa manik-manik yang dijahit. Ta’a terdiri dari atasan dengan model menyerupai rompi (tanpa lengan), bawahan berupa rok dengan warna dan motif yang sama, serta penutup kepala berhias bulu burung enggang, dan aksesoris lainnya seperti gelang, kalung, dan manik-manik.
 
 
 
Motif hiasan rompi dan rok Ta’a sangat kental dengan perpaduan warna-warna mencolok seperti putih, hijau, biru, merah, dan warna lainnya yang sangat kontras dengan warna kain rompi. Di bagian dada dan lengannya dilengkapi rumbai-rumbai dengan warna motif yang sama.
 
Perbedaan utama antara pakaian Sapei Sapaq dan Taa terletak pada motifnya. Untuk motif pakaian adat Kalimantan Utara, baik pada baju Ta’a maupun Sapei Sapaq sebetulnya terbagi menjadi 3, yaitu motif burung enggang, motif harimau atau hewan lainnya, serta motif tumbuhan. Baju dengan motif burung enggang dan harimau biasanya diperuntukan bagi para bangsawan, sementara baju dengan motif tumbuhan diperuntukan bagi rakyat biasa
 
 
 
Perbedaan utama antara pakaian Sapei Sapaq dan Taa terletak pada motifnya. Untuk motif pakaian adat Kalimantan Utara, baik pada baju Ta’a maupun Sapei Sapaq sebetulnya terbagi menjadi 3, yaitu motif burung enggang, motif harimau atau hewan lainnya, serta motif tumbuhan. Baju dengan motif burung enggang dan harimau biasanya diperuntukan bagi para bangsawan, sementara baju dengan motif tumbuhan diperuntukan bagi rakyat biasa
 
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline