budaya
160 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Siwar
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Sumatera Selatan

  Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang ada di  Indonesia . Di daerah ini terdapat suatu senjata tradisional yang disebut sebagai siwar. Siwar atau sering juga disebut tumbak lado adalah suatu artefak yang berupa senjata tusuk genggam yang bentuknya menyerupai golok panjang dengan tajaman di salah satu sisi bilahnya. Senjata ini mempunyai kedudukan yang penting bagi seseorang, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai alat untuk mempertahankan diri, melainkan juga sebagai benda keramat yang memiliki unsur kimpalan mekam atau kimpalan sawah 1  (mempunyai kekuatan magis). Struktur Siwar Siwar adalah senjata yang bahan bakunya terbuat dari besi yang proses pengerjaannya umumnya dibuat oleh pandai besi di pedapuran tempat membuat alat-alat dari besi. Pada umumnya siwar berukuran  antara  15-30 cm (skin rambai ayam) dengan lebar badan hingga ke matanya antara 1½-2 cm. Sedangkan, sarung dan gagang siwar terbuat dari kayu yang ker...

avatar
Roby Darisandi
Gambar Entri
Rumah Limas
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sumatera Selatan

Rumah Limas Merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, jelaslah bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas.   Apabila Anda bertamu ke salah satu Rumah Limas di wilayah Sriwijaya ini, Anda akan diterima di teras atau lantai dua saja. Rumah Limas sangat luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi.   Bahan material dalam membuat dinding, lantai, serta pintu menggunakan kayu tembesu. Sementara untuk tiang rumah, pada umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan  air . Berbeda dengan rangka rumah yang terbuat dari kayu Seru. Kayu ini cukup langka. Kayu ini sengaja tidak digunakan untuk bagian bawah Rumah Limas, sebab kayu Seru dalam kebudayaannya dilarang untuk diinjak atau dilangkahi.   Nilai...

avatar
Meta Indriyani Kurniasari
Gambar Entri
Mallongga
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sumatera Selatan

Salah satu budaya Bugis Makassar, dikenal segbagai "MALLONGGA", biasanya dipertunjukan oleh anak-anak untuk menyatakan keceriaan mereka.

avatar
Nadar
Gambar Entri
candi bumiayu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sumatera Selatan

Candi Bumi Ayu merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu yang terdapat di pesisir sungai lematang, di hilir desa siku sebagai desa paling hilir dari kecamatan rambang dangku masih kawasan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan. dengan kata lain suksesnya candi bumi ayu sebagai tujuan wisata akan berpengaruh pada perkembangan rambang dangku.   Candi-candi di Bumi ayu merupakan death monument, artinya monumen yang telah ditinggalkan masyarakat pendukungnya. Candi tersebut ditinggalkan mungkin seiring dengan terdesaknya kekuatan politik Hindu oleh Islam pada sekitar abad ke-16. Kemudian candi-candi itu rusak dan terkubur tanah hingga ditemukan kembali oleh E.P. Tombrink tahun 1864. Tinggalan monumental itu beserta sistem budayanya benar-benar hilang pula dari ingatan kolektif pewarisnya. Hal itu tampak bahwa penduduk Bumi ayu tidak mengenal fungsinya semula. Cerita penduduk yang dicatat oleh A.J. Knaap tahun 1902 menyatakan bahwa apa yang sekarang disebut...

avatar
Rangga Sinatra
Gambar Entri
Tempoyak
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sumatera Selatan

Tempoyak   Tempoyak dibuat dar isi durian. Isi durian ini dipisahkan dari bijinya dan ditambah dengan sedikit garam dan disimpan selama tiga hingga lima hari di dalam suhu kamar. Tempoyak biasanya tidak dimakan begitu saja tetapi selalu dibuat sambal atau dimasukkan ke dalam masakan seperti gulai tempoyak ikan patin. Tempoyak dikenal di Indonesia (terutama di Palembang, Sumatera dan Kalimantan). Di Indonesia Tempoyak sangat populer dikalangan masyarakat Sumatera bagian timur ,Menurut sejarah karenakan jumlah produksi buah durian sendiri sangat melimpah sehingga kalau dibuang sayang,masakan khas dari wilayah ini seperti Pindang Ikan Patin juga menggunakan tempoyak. Di Malaysia Tempoyak turut dirakamkan dalam Hikayat Abdullah sebagai makanan harian bagi penduduk Terengganu, semasa melawat Terengganu (sekitar 1836), dengan menyatakan bahawa makanan kegemaran mereka adalah "... tempoyak dan pekasam dan petai dan jering dan sebagainya...." Car...

avatar
Muhammad Ariefin
Gambar Entri
wayang kulit palembang
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Sumatera Selatan

Wayang Kulit, kebanyakan orang mungkin menganggap bahwa wayang kulit adalah berbahasa jawa saja, atau hanya budaya suku jawa saja. Wayang Palembang adalah kesenian tradisonal yang terdapat di palembang, tidak jauh berbeda dengan wayang kulit lain, wayang kulit palembang punya tokoh-tokoh pewayangan yang sama dengan wayang kulit jawa, cerita yang di ambil pun juga cerita dari ramayana dan bharata yudha, yang membedakan hanya seragam pemain musik wayang dan dalang nya , beserta bahasa wayang nya yang menggunakan bahasa palembang. Wayang kulit palembang kini sedang di perjuangkan oleh pejuang seni wayang palembang itu sendiri agar selamat dari kepunahan, agak miris memang, banyak anak muda di palembang yang tidak mengetahui kalau daerah nya mempunyai seni pewayangan yang hebat. menurut sumber yang saya baca dan dengar, wayang palembang sendiri pernah mendapat bantuan dari UNESCO setelah para pejuang seni wayang palembang ini bekerja keras untuk menghidupkan kembali wayang palem...

avatar
Nanang_tris
Gambar Entri
Kutau
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sumatera Selatan

          Kutau  merupakan salah satu jenis permainan rakyat di Dusun Taba Pingin, Kecamatan Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Permainan ini merupakan salah satu jenis beladiri yang lebih dikenal dengan nama Silat Kuntau. Silat Kuntau dimainkan oleh dua orang atau lebih pada perayaan adat oleh remaja laki-laki. Permainan dilakukan tanpa peralatan, akan tetapi biasanya diiringi oleh musik gamelan, gendang, kentongan atau lainnya. Sebelum dilakukan pertunjukan Silat Kuntau, dipersiapkan tempat duduk untuk tamu terhormat dan penonton umum. Setelah semuanya siap, dua pemain dipanggil ke arena pertunjukan dan diperkenalkan kepada penonton, baik nama maupun asalnya. Setelah diperkenalkan, kedua pemain saling bersalaman dan segera pasang aksi. Masing-masing mencari kelengahan lawannya dan dipimpin oleh seorang wasit. Keduanya juga berusaha saling memukul, dimana pukulannya berupa pukulan semu yang tidak menyakit...

avatar
Oase
Gambar Entri
Arca Manusia Dibelit Ular
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sumatera Selatan

Arca Manusia Dibelit Ular  berada di Dusun Tanjung Aro, Keluruhan Kuripan Babas, Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan. Pada kegiatan inventarisasi yang dilaksanakan pada tahun 2010 oleh Tim Kelompok Kerja Dokumentasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi. Tinggalan megalitik yang berada di kaki Gunung Dempo ini, didatasebagaiinventaris  nomor : SML/PGR/02/2010. Secara astronomis  Arca Manusia Dibelit Ular  berada di titik S S 04º001’17.2” E 103º14’11.1” Arca ini berada di area persawahan yang tidak jauh lokasinya dari pemukiman masyarakat.  Arca Manusia Dibelit Ular  memiliki ukuran ; panjang 1, 21 m, lebar 1 m dan tinggi arca 1 m. Dilihat dari posisi keletakan arca,  Arca Manusia Dibelit Ular  ini tidak jauh posisinya dari Kubur Batu yang berada di tengah pemukiman masyarakat Dusun Tanjung Aro. Arca figur manusia dibelit ular i...

avatar
Oase
Gambar Entri
Guritan Besemah
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Sumatera Selatan

Guritan Besemah adalah salah satu jenis sastra daerah masyarakat Besemah yang eksistensinya ditampilkan dalam bentuk “teater tutur”. Artinya, ia dituturkan secara monolog oleh seorang tukang cerita dalam bahasa Besemah dengan lagu tertentu dan memakai alat (bantu) yang disebut sambang yang dililit dengan kain (digetang) dan ditopangkan di bawah dagu, dan kadang-kadang pada kening penutur. Pada masa lalu guritan dituturkan pada malam hari di rumah warga dusun yang ditimpa musibah kematian, sejak hari pertama setelah jenazah dikebumikan sampai 3 malam berturut-turut. Penuturnya selalu laki-laki, biasanya berumur 50-an tahun ke atas. Tangan kanan penutur memegang pertengahan sambang atau agak ke bawah dan tangan kiri diletakkan di atas sambang, kemudian keningnya ditempelkan di atas tangan kiri itu. Penutur guritan tidak memandang penonton (audience) ketika sedang menuturkan cerita, ia memejamkan mata sebagai bentuk ekspresinya yang dalam. Lakon-lakon (judul) guri...

avatar
Sobatbudayajakarta