“Aku dide nurutkah pantun,
Aku dide nurutkah rimbay,
Kalu aku nurutkah pantun,
Kalu aku nurutkah rimbay,
Pandak aghi kurangan malam,
Ndi siyang kewalik malam,
Ndi malam kewalik siyang
Siyang kewalik malam pule.
Abis taghuk alay-alayan,
Abis taghuk alay di utan,
Dipungkak dilate-late,
Dicencang diayau-ayau,
Bukan dipungkak lawan tanggay,
Bukan dicencang lawan lading,
Dipungkak lawan rupuk-an,
Dicencang lawan angan-angaaan…
Ude ku (e)ndap kutinggikan,
Ude kujauh kudampingkan,
Ude kutimbang dalam ati,
Ude kubanting li bepikir,
Bulat ndi ayik dipembetung,
Tunggang ndi ayik di teladas
Kire diadang dik teadang
Kire dipempang dek tepempang
Adangan gunung kan kutempur
Adangan tandang kan kutetas
Adangan kate dek terambat
Nurutkah kendak ngan serile
Nunggangi mangsud dalam ati
Idup ini untang-untangan
Aku kepingin tau nasip
Adak ilang adak melayang
Adak mak kumbang putus tali
Adak keghing telage danday
Adak ngapung Batu negaran
Amu betuwah njadi buwah
Dide betuwah njadi bunge
Kerane badan bunge ndieee”
Terjemahan Bahasa Indonesia
Guritan Bunga Saja
(Bunga yang tidak menjadi buah)
“Aku tidak menurutkan pantun,
Aku tidak menurutkan rimbay,
Kalu aku menurutkan pantun,
Kalu aku menurutkan rimbay,
Pendek hari kekurangan malam,
Dari siang kembali malam,
Dari malam kembali siang,
Siang kembali malam pula.
Abis pucuk alay-alayan,
Abis pucuk alay di hutan,
Dipatahkan dipotong-potong,
Dicencang diremat-remat,
Bukan dipatahkan dengan kuku,
Bukan dicencang dengan lading,
Dipotong dengan pikiran,
Dicencang dengan (dalam) angan-angaaan…
Sudah ku rendah kutinggikan,
Sudah ku jauh kudekatkan,
Sudah kutimbang dalam hati,
Sudah kubanting oleh (dalam) berpikir,
Bulat seperti air dari tabung bambu,
Cucur tegak seperti air di jeram,
Andai dihadang takkan berhadang
Andai dibendung takkan terbendung
Hadangan gunung kan kulanggar
Hadangan tali kan kuputus
Hadangan kata takkan menghambat
Menurutkah kehendak dan selera
Mengikuti maksud dalam hati
Hidup ini takkan menentu
Aku ingin tahu nasib
Mungkin hilang mungkin melayang
Mungkin bak kumbang putus tali
(bagaikan layang-layang putus tali)
Mungkin kering telaga seni
Mungkin mengapung Batunegaran
Kalau bertuah jadi buah
Tidak bertuah jadi bunga
Karena diriku ini memang bunga”
Informasi ini didapatkan pada acara Penyerahan Sertifikat Warisan Budaya TakBenda Indonesia 2014 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya. Jumat, 17 Oktober 2014 di Museum Nasional.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...