Guritan Besemah adalah salah satu jenis sastra daerah masyarakat Besemah yang eksistensinya ditampilkan dalam bentuk “teater tutur”. Artinya, ia dituturkan secara monolog oleh seorang tukang cerita dalam bahasa Besemah dengan lagu tertentu dan memakai alat (bantu) yang disebut sambang yang dililit dengan kain (digetang) dan ditopangkan di bawah dagu, dan kadang-kadang pada kening penutur.
Pada masa lalu guritan dituturkan pada malam hari di rumah warga dusun yang ditimpa musibah kematian, sejak hari pertama setelah jenazah dikebumikan sampai 3 malam berturut-turut. Penuturnya selalu laki-laki, biasanya berumur 50-an tahun ke atas. Tangan kanan penutur memegang pertengahan sambang atau agak ke bawah dan tangan kiri diletakkan di atas sambang, kemudian keningnya ditempelkan di atas tangan kiri itu. Penutur guritan tidak memandang penonton (audience) ketika sedang menuturkan cerita, ia memejamkan mata sebagai bentuk ekspresinya yang dalam.
Lakon-lakon (judul) gurita dalam sastra Basemah cukup banyak, diperkirakan ada sekitar 26 judul. Judul guritan “pangkal guritan” selalu dikaitkan dengan nama tokoh utama dalam cerita, dalam bahasa Besemah disebut Lawangan. Nama-nama lawangan yang dikenal dijadikan pangkal guritan di antaranya: Araw Bintang, lawangan Kute Pengadangan, Bengkung Peniwin, Lawangan Kisam Tinggi, Radin Suwane, Lawangan Kute Tanung Larang dan lain-lain. Dari sekian nama tokoh utama (lawangan), hanya Guritan Besemah “Radin Suwane, Lawangan Tanjung Larang”, (diguritkan oleh Cik Ait) yang telah didokumentasikan melalui desertasi William Augustus Collins (University of California, Berkley Amerika Serikat), yakni The Guritan of Radin Su(w)ane: A Study of The Besemah Oral Epic from South Sumatera tahun 1998. Barangkali jika seluruh judul dikumpulkan, kami yakin akan panjang sekali, dan bisa jadi menyamai ilagaligo (epos yang berasal dari Bugis, Sulawesi Selatan).
Saat ini, seringkali Guritan ditampilkan untuk kepentingan mengibur dengan materi yang singkat dan disesuaikan dengan situasi kontekstual.
Informasi ini didapatkan pada acara Penyerahan Sertifikat Warisan Budaya TakBenda Indonesia 2014 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya. Jumat, 17 Oktober 2014 di Museum Nasional.
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang