Angeun lada merupakan gabungan dari kata angeun dan ladaa. Angeun berarti sayur, dan lada berarti pedas. Jika dipadangkan, angeun lada mengandung definisi sayur dengan cita rasa yang pedas. Bahan yang digunakan untuk membuat angeun lada adalah babat sapi yang diolah bersama bumbu rempah pilihan. Angeun lada mempunyai cita rasa yang khas yang dihasilkan dari daun walang atau daun serangga. Berikut cara pembuatan Angeun lada yang nikmat ini. Bahan bahan 250 gram daging sapi bagian sengkel, rebus, potong dadu 100 gram kacang merah kering, rebus 100 gram kacang panjang, potong 3 cm 100 gram rebung, rebus 5 lembar daun kecombrang atau daun walang memarkan (kecombrang/bunga honje sebagai bumbu penyedap) 4 mata air asam, seduh air panas, saring 3 sendok makan minyak, untuk menumis ½ liter air kaldu (bekas rebusan daging) Bumbu Halus 8 butir bawang merah 8 buah cabai merah keriting 5...
Sambel buroq mempunyai cita rasa yang pedas. Untuk memperkaya rasa, warga Banten mencapurkan irisan kulit melinjo dengan cabai, bawang putih, bawang merah, daun salam, dan kemiri. Setelah sambel buroq siap santap, warga Banten biasa menyajikannya bersama nasi. Di Serang yang terkenal dengan sebutan Kota Madani, sambel burog biasa diberikan sebagai oleh-oleh untuk para jemaah sepulang menghadiri pengajian. Berikut cara pembuatan Sambal Buroq yang nikmat ini. Bahan bahan 250gr kulit melinjo (kulit tangkil) 6 butir bawang merah 3 siung bawang putih 4 butir kemiri 5 buah cabai merah 5 buah cabai hijau 2 ruas Lengkuas 1 ruas jahe 2 Batang serai 2 lembar daun salam 2 sdm air asam Jawa Sedikit terasi udang Gula dan garam secukupnya 300ml air Cara membuat Bersihkan kulit melinjo. Iris tipis. Haluskan bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai merah, terasi udang dan jahe....
Tekstur sumsum bagai melumer kala dikulum. Unik! Pelengkap yang lebih klasik adalah satai kerbau. Bahan: 500 g daging sapi has dalam, potong dadu 1½ cm 5 sdm minyak sayur Bumbu satai, haluskan: 100 g cabai merah keriting 6 butir bawang merah 5 siung bawang putih 1sdm ketumbar sangrai 1 sdt terasi, bakar 2 sdt asam jawa 1 sdt gula pasir 1 sdt garam Nasi: 600 g nasi merah 300 g sumsum sapi, kukus 5 sdm minyak sayur 4 batang serai, ambil bagian putihnya, iris serong tipis Daun pisang, untuk membungkus Bumbu nasi, haluskan: 10 butir bawang merah 7 siung bawang putih 5 buah cabai merah keriting 1½ sdt garam ½ sdt merica ½ sdt terasi, bakar 2 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan Pelengkap: Sambal kacang M...
Favorit di Banten. Bumbu pedasnya meresap hingga ke dalam serat ayam. Bahan: 1 ekor ayam kampung, potong 8 1 ½ L air 3 batang serai, memarkan 3 cm lengkuas, memarkan 6 mata asam jawa Bumbu, haluskan: 15 butir bawang merah 10 buah cabai merah keriting 10 butir kemiri, sangrai 7 siung bawang putih 5 buah cabai rawit merah 2 buah cabai merah 1 ½ sdt garam 1 sdt gula pasir Cara Membuat: Rebus ayam bersama bumbu halus, air, serai, lengkuas dan asam jawa di atas api kecil. Masak hingga matang, angkat. Sajikan. (f) Untuk 6 porsi Sumber: https://www.femina.co.id/ayam-bebek/ayam-seraki
Beberapa penari berjalan kesana kemari sembari menganyunkan tangan kanan dan kirinya secara bergantian. Tangan-tangan itu pula bergerak sesuai dengan langkah kaki mereka. Dengan busana berwarna cerah dan aksesoris pelengkap, mereka menari mengikuti iringan musik yang dimainkan dengan manisnya. Tari yang dibawakan ini merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Tangerang. Tari Lenggang Cisadane namanya. Nama Cisadane diambil dari nama sungai terkenal yang membelah dan membentang di sepanjang kota, yang juga merupakan ikon daerah ini. Makna penamaan Cisadane menyiratkan arti sebagai orang yang menginjakkan kakinya di Tangerang dan meminum air sungainya akan merasa betah berada di daerah ini. Diharapkan pula, nama Cisadane bisa dijadikan sebagai ciri khas yang mewakili daerah Tangerang. Kata Lenggang sendiri diartikan sebagai seseorang yang berjalan atau melangkah dengan cara berlenggang. Lenggang merupakan sebuah gerakan berjalan sembari menganyun-ngayunkan tangan kanan da...
Kebudayaan Tari Cokek adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Tarian khas Tangerang ini diwarnai budaya etnik Cina. Penarinya mengenakan kebaya yang disebut cokek. Tarian Cokek mirip sintren dari Cirebon atau sejenis ronggeng di Jawa Tengah. Pembukaan pada tari cokek ialah wawayangan. Penari cokek berjejer memanjang sambil melangkah maju mundur mengikuti irama gambang kromong. Rentangan tangannya setinggi bahu meningkah gerakan kaki. Tarian ini kerap identik dengan keerotisan penari, yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat lantaran dalam peragaannya, pria dan wanita menari berpasangan dalam posisi berdempet-dempetan. Keistimewaan Tari Cokek terlihat pada gerakan tubuh penarinya yang bergerak perlahan-lahan, sehingga mudah untuk diikuti. Tarian diawali dari formasi memanjang, di mana antara satu penari dengan penari lainnya saling bersebelahan. Setelah itu, kaki para penari digerakkan melangkah maju mundur dengan diikuti...
Kamus Bahasa Jawa Banten Sumber: https://www.pdfdrive.com/kamus-bahasa-jawa-banten-d186927994.html
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/ Logo Kemenag RI LKK_BANTEN2013_CIMAUNG PARUKUNAN DAN AJIMAT LKK_BANTEN2013_CIMAUNG Nama Pemilik Bhs. Arab dan Jawa Aksara Arab Prosa TS LKL 88 hal/8 baris/hal Ukuran 16 x 9,5 cm Kertas HVS Bergaris Naskah ini berisi teks dengan judul Parukunan dan Ajimat, Penulisnya tidak disebutkan. Naskah ini adalah naskah asli yang berasal dari Cimaung, Puloampel, Kabupaten Serang. Naskah ini memiliki ukuran 21 x 16,5 cm, dengan tebal naskah 0,5 cm. Ukuran teks naskah 12,5 x 7 cm, dengan ukuran huruf 0,7 cm. Margin Recto: kiri 1 cm, atas 1,3 cm, kanan 1,5 cm, dan bawah 2,3 cm; sedangkan Margin Verso: kiri 1,5 cm, atas 1,5 cm, kanan 0,8 cm, dan bawah 1,5 cm. Isi naskah berbahasa Arab dan Jawa, ditulis dengan aksara Arab menggunakan khat Nasakh. Tulisan berwarna hitam, di atas bahan kertas HVS bergaris warna coklat. Jumlah halaman 88, dengan jumlah baris per halamannya 8 baris. Tidak terdapat Kuras, Kata Alihan, maupun Kolofon. Tahun...
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/ Logo Kemenag RI LKK_BANTEN2013_D01 Al-Muf³d LKK_Banten2013_D01 Bhs. Arab dan Jawa Aks. Arab Prosa TH 60 hal/7 baris/hal. 26 x 21 cm Kertas Eropa Naskah ini terdiri dari beberapa teks, yaitu teks bahajatul-ulµm, al-Mift?h, al-Muf³d, Nµr Nurman, Nµr ad-daq?, daq?iq, inna awla dan asy-Syarhu, dan lain-lain. Naskah merupakan naskah yang berasa dari daerah Gembong Jayanti kab. Tangerang, milik H. Dimyati. Naskah kurang lengkap, ada beberapa halaman awal dan akhir yang hilang, penulis dan penyalinnya tidak disebutkan. Naskah tidak memiliki nomer halaman, tidak memiliki kata alihan, ilustrasi, dan iluminasi. Naskah ditulis di atas kertas Eropa dengan watermark dan counter mark, namun agak sulit untuk mengidentifikasinya, karena tertutupi oleh tulisan. Naskah ditulis dengan tinta hitam dan merah, dan dijilid dengan benang. Kondisi naskah cukup baik, meskipun ada beberapa halaman yang bolong, sobek, dan terlepas dari jilidannya...