Setiap tahun, Pulau Lombok akan menjalankan sebuah tradisi yang sangat unik. Tradisi tersebut dikenal dengan nama Festival Bau Nyale. Festival ini adalah sebuah festival rakyat, dimana banyak orang akan pergi ke laut untuk menangkap cacing laut Nyale. Festival ini diadakan di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tradisi ini diadakan setiap tahun pada hari ke-20 bulan ke-10 dalam kalender Sasak tradisional yang jatuh sekitar bulan Februari. Kata Bau Nyale sendiri memiliki arti. Bau berarti “menangkap” dan Nyale adalah sejenis cacing laut yang hanya ada di hari festival ini diadakan. Ini menyebabkan antusiasme, para penduduk untuk ikut serta dalam festival ini, meningkat. Festival Bau Nyale terpaut dengan legenda Putri Mandalika. Menurut legenda, Putri Mandalika merupakan putri dari kerajaan Tunjung Beru yang tidak suka dengan kebijakan ayahnya yang telah mengadakan suatu kompetisi untuk memperebutkan Mandalika sebagai i...
Indonesia yang wilayahnya tersebar luas dari sabang sampai merauke tentunya memiliki berbagai jenis kebudayaan yang ada di dalamnya. Kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu tradisi dari Indonesia yaitu Upacara Perang Topat. Upacara Perang Topat merupakan tradisi turun temurun yang mulai dilakukan sepeninggal penjajahan Bali di Lombok di masa lampau. Tradisi ini di lakukan dengan cara saling lempar dengan menggunakan ketupat antara Ummat Islam dan Ummat Hindu Lombok. Dengan menggunakan pakaian adat khas Sasak dan Bali ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Tradisi Perang Topat yang diadakan di Pura terbesar di Lombok (peninggalan kerajaan Karangasem) ini merupakan pencerminan dari kerukunan umat beragama di Lombok. Prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah, dan sejumlah ha...
Kalau mendengar kain tenun dari Indonesia, rasanya yang terlintas adalah Ulos, Sarung Bugih, dan sebagainya. Tapi pernahkah mendengar Kain Tenun Lombok? Rasanya kurang dikenal di kancah mancanegara, bahkan di Indonesia. Ya, sayangnya kebudayaan ini mulai ditinggalkan, bahkan oleh penduduk aslinya. Memang banyak yang kita kagumi dari Pulau Lombok. Pantainya, makanannya, adat istiadatnya, dan lain lain. Kain Tenun Lombok merupakan salah satu kerajinan tertua di Pulau Lombok, namun tidak diketahui banyak tentang sejarahnya. Bahkan penduduk asli Lombok, yakni suku Sasak hanya mengetahui bahwa Kain Tenun Lombok sudah ada sejak dahulu kala dan menjadi tradisi bagi rakyatnya. Bayi yang baru dilahirkan akan dibuatkan sebuah kain tenun yang disebut Tenun Umbaq. Tenun Umbaq ini akan digunakan untuk membungkus tubuh bayi tersebut, dan akan disimpan hingga ia tumbuh besar, bahkan sampai ia meninggal dunia. Di beberapa daerah Lombok, kain tenun masih digunakan dalam upacara-upacara adat sepe...
Makam Muhammad Ra’is Sekarbela di kenal sebagai daerah yang telah banyak melahirkan banyak tuan guru atau lebih dikenal sebagai ulama.Ada banyak orang alim yang pernah terlahir di tanah Sekarbela hingga kini, diantaranya TGH. Muhammad Ra’is. TGH. Muhammad Ra`is adalah ulama besar Sekarbela yang menjadi intan permata bagi masyarakat Sekarbela yang terus bersinar hingga sekarang. TGH. Ra`is menikah sebanyak dua kali. Istri pertamanya bernama Kibtiyyah (Pesinggahan) dan Miwasih (Sekarbela). Perjalanan TGH. Ra`is menuntut ilmu agama telah menempuh jalan yang tidak mudah. Ia telah menuntut ilmu agama hingga di negeri para nabi, Makkah Al-Mukarromah. Awal perjalanan mulianya di fokuskan untuk memperdalam ilmu kebahasaan (nahwu). Hampir ke seluruh desa pelosok di tanah suci ia telusuri demi memperoleh perbendaharan bahasa yang bagus. Pengembaraan intelektualnya di negeri para rasul itu berlangsung selama jangka waktu 7 tahun. Demi menuntut ilmu, ia pun ha...
Makam Padang Reak Makam Padang Reak yang terletak di Desa Kuranji, Kecamatan Labuapi Lombok Barat (Lobar) merupakan makam bersejarah yang menjadi tempat wisata dan ziarah. Juru Kunci Makam Ilang Padang Reak, Jenali, Senin (24/12/2012) menceritakan bahwa makam tersebut merupakan makam dari salah seorang ulama asal Kudus, Jawa Timur yang datang ke Lombok untuk berdakwah. “Ulama yang ada di Makam Padang Reak ini adalah ulama dari kudus yang bernama Syeh Arsyad yang wafat pada tahun 433 Hijriiyah" Terang Jenali. Jenali mengatakan, Peziarah yang sering datang ke Makam Ilang Padang Reak ini berasal dari Sekarbela, mataram. Tiap tahun masyarakat Sekarbela memiliki ritual untuk ziarah ke Makam tersebut. Saat ini pemerintah Lobar mulai melirik potensi wisata kawasan tersebut. Hal ini terlihat dari pembangunan gedung kesenian serta tempat berjualan dan be...
Lombok, selalu memiliki ragam budaya yang unik, budaya inilah yang menjadi daya tarik bagi setiap wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Seperti halnya Upacara Rebo Bontong yang menjadi rutinitas tahunan masyarakat Pringgabaya di Lombok Timur. Biasanya upacara adat ini dilaksanakan di Pantai Ketapang Pringgabaya. Upacara Rebo Bontong bertujuan untuk tolak bala (menolak marabahaya). Tradisi ini menjadi andalan bagi masyarakat Pringgabaya, sebab selain untuk ritual, Tradisi Rebo Bontong juga dijadikan sebagai salah satu event wisata tahunandi Pantai Ketapang dan Pantai Tanjung Menangis yang ada di Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Upacara ini disebut dengan istilah Rebo Bontong karena puncak pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Rabu terahir di bulan Syafar. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada minggu terahir bulan Syafar (perhitungan tahun Hijriah dan tahun Sasak). Sebelum dilaksanakannya acara puncak Rebo Bontong, masyarakat Prin...
Pada Suku Sasak Lombok, NTB terdapat tradisi yang unik menyangkut tata cara pernikahan. Seperti yang kita ketahui, biasanya sebelum diberlangsungkan pernikahan, ada yang namanya acara lamaran. Dalam acara lamaran, calon pengantin pria akan datang menemui orangtua calon pengantin perempuan untuk meminta izin menikahinya. Di dalam tradisi ada kebiasaan unik sebelum acara lamaran berlangsung, dimana sebelum calon pengantin pria datang kepada orangtua calon pengantin perempuan, calon pengantin pria akan terlebih dahulu "menculik" calon pengantin perempuan. Dalam tradisi ini, "penculikan" pengantin bukan dengan paksaan. Sebelum calon pengantin pria "menculik" calon pengantin perempuan akan mengadakan janjian untuk proses "penculikan" tersebut. Pada waktu yang telah dijanjikan, calon pengantin pria akan datang ke rumah calon pengantin perempuan lalu membawa pergi calon pengantin perempuan tanpa sepengetahuan orangtua calon pengantin perempuan. Baru keesokan harinya calon pengantin pri...
Ansambel Ketong Kasalung merupakan ansambel asal Sumbawa yang seluruh instrumennya terbuat dari Bambu. Ansambel ini digunakan untuk mengiringi tembang yang dibuat secara khusus. Ansambel ini merupakan hasil eksperimantasi dari seniman Sumbawa yang berasal dari Kecamatan Lunyuk. Terdapat delapan jenis alat musik dalam ansambel ini, yaitu: 1. Ketong Salung Ketong Salung terdiri dari tujuh buah ketong, yaitu bambu yang besar dan tebal, dengan ukuran yang berbeda-beda. Cara memainkannya adalah dengan memukul bagian bawah ketong ke lantai sehingga menghasilkan suara yang berbeda-beda sesuai dengan ukurannya. Ketong kecil akan menghasilkan suara nyaring sementara ketong besar akan menghasilkan suara yang "ngebas". 2. Ketong Ngentong Ketong Ngentong adalah ketong yang digantung dan memiliki fungsi sebagai pembawa melodi. 3. Ketong Kosok Ketong Kosok adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti marakas. Alat musik ini terbuat dari...
Disebuah desa kecil, hiduplah sepasang suami istri yang baru saja dikaruniai anak.Telah lama mereka menanti kehadiran sang buah hati, Seorang bayi lelaki yang tampan dan lucu. Anak itu mereka beri nama La Golo, yang artinya adalah Pembuka Jalan. Kedua orangtua La Golo sangat berharap nantinya sang bayi mungil tumbuh menjadi pria dewasa yang gagah berani, membuka lahan untuk pertanian dan memimpin masyarakat dengan bijaksana. Sayangnya, La Golo tak seperti harapan ayah ibunya. Sejak kecil, sudah terlihat sifat manja dan pemalasnya. Ia suka menangis dan merengek ketika meminta sesuatu, dan merajuk jika keinginannya tidak terpenuhi. La Golo juga tidak mau membantu pekerjaan di rumah, kerjanya hanya makan dan bermalas-malasan saja. ‘’DahuIu kita beri ia nama La Golo dengan harapan agar saat dewasa nanti membawa golo atau golok keluh sang suami pada istrinya suatu malam. “Kita berharap ia mampu membuka lahan pertanian dan perkebunan baru agar sejahtera, tapi dia...