|
|
|
|
Upacara Rebo Bontong Tanggal 12 Aug 2018 oleh OSKM_16318060 Reza. |
Lombok, selalu memiliki ragam budaya yang unik, budaya inilah yang menjadi daya tarik bagi setiap wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Seperti halnya Upacara Rebo Bontong yang menjadi rutinitas tahunan masyarakat Pringgabaya di Lombok Timur. Biasanya upacara adat ini dilaksanakan di Pantai Ketapang Pringgabaya.
Upacara Rebo Bontong bertujuan untuk tolak bala (menolak marabahaya). Tradisi ini menjadi andalan bagi masyarakat Pringgabaya, sebab selain untuk ritual, Tradisi Rebo Bontong juga dijadikan sebagai salah satu event wisata tahunandi Pantai Ketapang dan Pantai Tanjung Menangis yang ada di Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.
Upacara ini disebut dengan istilah Rebo Bontong karena puncak pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Rabu terahir di bulan Syafar. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada minggu terahir bulan Syafar (perhitungan tahun Hijriah dan tahun Sasak). Sebelum dilaksanakannya acara puncak Rebo Bontong, masyarakat Pringgabaya terlebih dahulu melaksanakan tetulaq desa, tetulaq gubuk, dan tetulak otak reban. Ketiga acara ini dilaksanakan pada bulan Muharram yang dengan dilaksanakannya tetulak yang tiga ini maka masyarakat mulai bersiap-siap untuk melaksanakan ritual Rebo Bontong.
Memasuki bulan Syafar, masyarakat Desa Pringgabaya mulai bersiap-siap untuk melaksanakan upacara Adat Rebo Bontong atau ada pula yang mengatakan Rabu Bontong. Dua minggu sebelum hari puncak pelaksanaan Rebo Bontong, Pemerintah Desa Pringgabaya bersama sesepuh adat dan tokoh masyarakat Pringgabaya mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan upacara adat Rebo Bontong.
Dua minggu sebelum hari puncak, di Pantai Ketapang dan Pantai Tanjung Menangis Pringgabaya dilaksanakan berbagai kegiatan, mulai dari lomba pacuan kuda, balap sampan, tarik tambang, lomba lari, lomba pacuan becaq dan berbagai perlombaan olah raga lainnya. Selain melaksanakan perlombaan, pada malam harinya panitia penyelenggara Rebo Bontong juga menyelenggarakan acara hiburan, seperti pementasan derama teater Cupak Gurantang, pagelaran wayang kulit, pementasan rudat, pembacaan takepan (wewacan), pentas gendang beleq, cilokaq, kecimolan, jangger, band dan aneka hiburan lainnya.
Pada hari puncak pelaksanaan Rebo Bontong (sekitar pukul 08.30 satu paling lambat pukul 09.00 wita) dilaksanakan ritual Tetulak Tamparan, yaitu ritual selamatan yang diselenggarakan di sekitar pesisir pantai (tampatan:Â bahsa Sasak/Pringgabaya). Tetulak Tamparan dilaksanakan sebagai puncak prosesi upacara adat Rebo Bontong, dimana pada pelaksanaan ritual ini tokoh adat dan segenap petugas yang berwenang dalam penyelenggaraan ritual itu memimpin masyarakat untuk membawa sesajen dan kepala kerbau yang akan dilarutkan di lautan. Sesajen dan kepala kerbau ini diniatkan untuk dipersembahkan kepada penguasa/penjaga laut dengan tujuan supaya sang penguasa laut tidak mengganggu manusia/warga yang berlayar mencari ikan/sumber penghidupan di sekitar laut itu.
Sesajen yang akan dilarutkan ke lautan diarak oleh petugas yang telah ditetapkan. Sesajen itu berupa hidangan nasi dan kelengkapannya, buah, kemenyan dan bunga ramapi yang diarak menggunakan ancak saji (anyaman bambu) yang berukuran cukup besar dan menyerupai keranda mayat. Sedangkan kepala kerbau dibungkus dengan kain kapan (kain putih) dan dibawa oleh ketua adat yang didampngi oleh dua tokoh adat lainnya yang menempati barisan paling depan sebagai pemimpin jalannya upacara.
Sesampai di pantai, sesajen dan kepala kerbau itu ditaruh pada tempat yang telah disiapkan kemudian ketua adat memimpin masyarakat melakukan dzikir dan doa. Setelah itu ketua adat dan para pengawalnya menaikkan sesajen dan kepala kerbau ke dalam sebuah perahu yang telah disipakan. Mereka kemudian membawa sesajen dan kepala kerbau itu ke dalam lautan dan di tengah-tengah lautan, sesajen dan kepala kerbau itu dihanyutkan. Dengan demikian maka selesailah prosesi puncak upacara Rebo Bontong yang dijadikan sebagai event tahunan wisata religi Desa Pringgabaya.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |