1
1.603 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Ranup Lampuan
Tarian Tarian
Aceh

Ranup Lampuan  adalah kesenian tari yang berasal dari  Nangroe Aceh Darussalam . Tari ini merupakan visualisasi dari salah satu filosofi hidup warga Aceh, yakni menjunjung keramah-tamahan dalam menyambut tamu. Gerakan demi gerakan dalam Ranup Lampuan menggambarkan prosesi memetik, membungkus, dan menghidangkan sirih kepada tamu yang dihormati, sebagaimana kebiasaan menghidangkan sirih kepada tamu yang berlaku dalam adat masyarakat Aceh. Menilik karakteristiknya, atas dasar tersebut, tari ini digolongkan ke dalam jenis tari adat/upacara. Sejarah Ranup Lampuan Ranup  (atau ranub) dalam  Bahasa Aceh  memang berarti sirih, sementara  lampuan terdiri dari dua kata, yakni  (lam)  yang artinya dalam, dan  (puan)  yang berarti tempat sirih khas Aceh. Tarian ini diciptakan oleh Yusrizal (Banda Aceh) kurang lebih pada 1962 (Burhan, 1986; 141). Tak lama setelah populer di Banda Aceh, tari ini berkembang di berbagai daerah lainny...

avatar
Oase
Gambar Entri
Bungong Jeumpa
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Aceh

Ketika mendengar  “Bungong Jeumpa”  setiap orang akan  mengingat Aceh. Kemegahan Lagu Bungong Jeumpa seolah telah tersebar hingga ke pelosok negeri, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Berikut sepenggal lirik lagu yang sangat populer itu, namun kadang keliru dilafalkan: Bungong Jeumpa Bungong Jeumpa Meugah di Aceh Bungong teuleubeh teuleubeh Indah lagoina Puteh kuneng meujampu mirah Bungong si-ula si-ula Lam sinar buleun  lam sinar buleun angen peu ayon Luroh meususon  meususon yang mala mala mangat that meubee meunyo tatem com Leupah that harom si bungong Jeumpa   Bungong Jeumpa  adalah bunga kebanggaan masyarakat Aceh. Di luar Aceh, bunga ini dikenal dengan sebutan Bunga Kantil. Dahulu  Jeumpa  tumbuh liar di Bumi Serambi Mekkah karena  Jeumpa  memang tumbuhan endemik yang tumbuh subu...

avatar
Oase
Gambar Entri
Ritual Adat Sawah Kluet
Ritual Ritual
Aceh

Secara umum upacara-upacara adat yang diselenggrakan oleh petani selama mengerjakan sawah dilakukan pada tahap-tahap tertentu. Misalnya pada saat menjelang turun ke sawah untuk pertama kalinya. Pada tahap ini masyarakat biasanya menyebutnya  Kenduri ule Lhueng  atau  babah lhueng . Kenduri ini dilaksanakan pada saat air dimasukkan ke dalam alur yang akan mengairi sawah. Pada saat kenduri  ule lhueng  dilakukan pemotongan kerbau. Tempat kenduri biasanya dekat mulut alur. Sesudah padi ditanam di daerah adat istiadat Kluet, dilangsungkan  keunduri kanji pada saat pai berumur 1-2 bulan, yaitu dengan membawa bubur ke sawah. Mengantar bubur ke sawah dengan upacara tertentu yang dipimpin oleh  kejurun belang . Menjelang bunting atau dara atau padi berisi, diadakan  kenduri sawah . Sedangkan untuk di daerah lainnya berbeda-beda dalam penyebutannya. Misalnya di Aceh besar biasa disebut  keunduri geuba geuco  di tempat kubur...

avatar
Oase
Gambar Entri
Kopi Gayo
Makanan Minuman Makanan Minuman
Aceh

Tanaman kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili rubiaceae  dan genus  coffea . Tanaman kopi masuk ke Indonesia pada tahun 1696 oleh orang-orang Belanda, akan tetapi usaha yang pertama ini gagal. Usaha ini diulangi lagi pada tahun 1699 dan berhasil, selanjutnya dikembangkan perkebunan-perkebunan kopi di pulau Jawa. Perkebunan-perkebunan kopi arabika di Jawa pada saat itu berkembang dengan pesat, karena kopi yang dihasilkan di Jawa mempunyai mutu yang baik dan sangat digemari oleh orang-orang Eropa. Kopi Arabika kemudian menyebar ke pulau-pulau lain seperti Sumatera, Sulawesi, Bali dan lainnya, akan tetapi luas perkebunan di luar pulau Jawa tidak seluas di Jawa. Pada akhir abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda melakukan kebijakan penetrasi di bidang pertanian ke kampung-kampung Gayo. Perkebunan kopi di Aceh Tengah dibangun menjelang akhir abad ke-19 sebagai bagian dari proyek perkebunan yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial...

avatar
Oase
Gambar Entri
Hikayat Cabe Rawit
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung antah berantah, hidulah sepasang suami istri. Mereka merupakan sebuah keluarga yang sangat miskin. Rumahnya dari pelepah daun rumbia yang didirikan seperti pagar sangkar puyuh. Atap rumah mereka dari daun rumbia yang dianyam. Tidak ada lantai semen atau papan di rumah tersebut, kecuali tanah yang diratakan dan dipadatkan. Di sana tikar anyaman daun pandan digelar untuk tempat duduk dan istirahat keluarga tersebut. Demikianlah miskinnya keluarga itu. Rumah mereka pun jauh dari pasar dan keramaian. Namun demikian, suami-istri yang usianya sudah setengah abad itu sangat rajin beribadah. “Istriku,” kata sang suami suatu malam. “Sebenarnya apakah kesalahan kita sehingga sudah di usia begini tua, kita belum juga dianugerahkan seorang anak pun. Padahal, aku tak pernah menyakiti orang, tak pernah berbuat jahat kepada orang, tak pernah mencuri walaupun kita kadang tak ada beras untuk tanak.”...

avatar
Oase
Gambar Entri
Unok
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Aceh

Alkisah, Unok adalah seseorang makhluk halus atau Aulia yang bertubuh besar dan  tinggi.Ia  juga seseorang muslim atau orang yang beragama Islam dan menjadi seseorang  ulama.Bila  ia ingin Sholat atau bersembahyang,ia selalu sholat di Mekkah.Sedangkan bila ia ingin menunaikan Sholat Jum’at atau Bersembahyang pada hari Jum’at,karena bagi orang Islam Hari Jum’at adalah hari Suci,Unok menunaikannya di Tanah Gayo,Aceh.Sedangkan kendaraan yang dipakainya belum dapat dipastikan.   Dikisahkan,Unok mendapatkan wahyu dari Tuhan yang Maha Kuasa,Sang pencipta dan penguasa langit,bumi,dan seisinya.Tuhannya mengatakan bahwa akan terjadi mala petaka di tanah Gayo yang akan diturunkan oleh Tuhan pada suatu masa,yaitu air bah yang menghancurkan harta benda dan raga manusia ini seluruhnya“Wahai Unok, ingatlah.Pada  suatu saat nanti,Aku akan menurunkan sebuah malapetaka pada Tanah Gayo,yaitu air bah yang menghancurkan harta benda dan raga...

avatar
Oase
Gambar Entri
Cato / Cabang
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Permainan catur (Aceh: Cato/cabang), adalah permainan yang bersifat kecerdasan. Permainan ini dimainkan pada sebilah papan pada titik pertemuan garis vertikal dan horizontal diletakkan masing-masing sebiji anak (buah) catur. Anak catur ini pada mulanya terdiri dari biji-bijian yang keras yang agak kecil. Permainan ini dilaksanakan diwaktu senggang menjelang saat magrib. Tempatnya biasanya di meunasah/surau, di bawah kolong rumah tradisional dan lainnya. Pemain terdiri dari laki-laki yang berusia antara 15 - 40 tahun. Permainan ini terdiri dari dua jenis: a.       Catur Perang. Aturan permainan: Seluruh titik pertemuan garis diisi dengan anak catur terkecuali dititik tengah. Langkah pertama buah catur harus jalan ke titik tengah. Buah yang dapat dimakan adalah buah yang dilompati dengan hitungan ganjil, 13,5 atau 7. Mundur tidak dibenarkan, terkecuali ketika memakan buai) lawan yang didahului langkah maju Satu t...

avatar
Oase
Gambar Entri
Cebunin
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Cebunin bahasa Alas berarti sembunyi-sembunyian. Pemain terdiri dua regu, yaitu regu pencari dan regu bersembunyi. Masing-masing regu beranggota + 10 orang umur 10 - 15 tahun. Regu pencari atau penjaga, regu bersembunyi atau perantau. Pusat permainan berupa patok kayu setinggi 2 meter sebagai rumah di tengah dua lingkaran bergaris tengah 4 meter dan 12 meter. Cara bermain dengan diundi, untuk menentukan regu penjaga dan regu bersembunyi. Kemudian regu penjaga berada dalam lingkaran besar atau di luar lingkaran kecil atau daerah bebas dengan mata tertutup. Kemudian regu perantau berpencar kepelosok kampung agar tak mudah dicari. Setelah ada suara ngga (sudah), mulailah regu penjaga mencarinya. Regu perantau berusaha masuk rumah atau masuk lingkaran kecil. Regu penjaga harus di luar lingkaran besar, kecuali ada anggota regu perantau akan masuk rumah (lingkaran kecil). Disitulah terjadi adu siasat dan strategi. Disitulah sering terjadi kontak fisik antara kedua anggota regu ber...

avatar
Oase
Gambar Entri
Galumbang
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Permainan ini lebih bersifat olahraga bela diri yang digemari oleh masyarakat di pulau Simeulu. Olahraga ini dibutuhkan untuk menghadapi serangan binatang buas. Dalam permainan dibutuhkan keterampilan fisik dan kemahiran magis. Permainan galumbang dimainkan dua regu masing-masing beranggota ± 20 orang. Galumbang dimainkan dalam upacara perkawinan pada waktu mengantar pengantin atau dalam menyambut tamu agung. Cara permainan adalah salah satu regu membelakangi tamu sebagai penjaga. Sedang regu yang lain menghadap tamu seperii akan menyerangnya. Permainan ini sama dengan silat. Maka dalam permainan terdapat banyak gerakan silat untuk saling menyerang dengan diiringi bunyi-bunyian, meskipun bukan keharusan.   Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1192/permainan-galumbang

avatar
Oase