Bontang merupakan kota yang lahir dari para imigran ( pendatang ) yang menurut cerita turun temurun adalah bermula dari masyarakat nelayan bajau yang memiliki tradisi merantau ,pada mulanya mereka membuka pemukiman disekitar pesisir bontang,yang kemudian kehadiran mereka diikuti oleh pendatang lainnya. Sekitar tahun 1930 ,pesisir bontang telah diramaikan oleh pemukiman penduduk dari berbagai etnis seperti banjar,kutai,jawa.dll.mereka hidup saling tolong menolong dan menganggap warga asli bontang,dengan beragam etnis ini ,sebagian melebur dan terkadang diantara mereka terjadi perkawinan,keberagaman menjadi modal untuk kemajuan penduduk yang menjadi cikal bakal untuk kemajuan bontang masih terpelihara sampai sekarang yaitu didaerah “Bontang kuala,hanya saja pemukiman tersebut kini makin padat. Bontang yang terdiri dari berbagai suku yang berbaur menjadi satu menjadikan terciptanya budaya pesisir dimasa lalunya,menurut kepercayaan bahwa karang dilaut...
Suasana kampung Long Tuyoq di Kecamatan Long Pahangai tiba-tiba berubah menjadi riuh. Salah satu kampung di Kabupaten Mahakam Hulu, Kalimantan Timur itu menjadi tuan rumah gelaran Festival Hudoq Pekayang. Ribuan warga dari 13 kampung di Long Pahangai, akhir Oktober lalu, mendatangi kampung yang berada di sisi sungai Mahakam ini. Tujuan mereka sama, merayakan akhir masa tanam padi di ladang. Tradisi itu dalam budaya Dayak Bahau disebut Hudoq. Long Pahangai memang dihuni suku Dayak terutama dari sub suku Dayak Bahau. Hudoq merupakan ekspresi rasa syukur kepada Sang Pencipta kala masa tanam selesai, disertai permohonan hasil ladang yang mengembirakan. Tradisi yang turun temurun dan juga menjadi representatif kehadiran para dewa dalam kepercayaan lampau Dayak Bahau ini, sejatinya dilaksanakan di setiap kampung. Mereka menyebutnya ritual itu Hudoq Kawit. Namun sejak Kabupaten Mahakam Hulu menjadi daerah otonom baru memisahkan diri dari induknya Kabupaten Kutai Barat, Hudo...
Cerita Rakyat Kalimantan Timur : Legenda Danau Lipan Ratu Aji Bidara Putih adalah pemimpin Negeri Muara Kaman. Ia terkenal berkat kecantikannya dan kulitnya yang berwarna putih cerah. Konon kabarnya, saat ia sedang menyirih, orang dapat melihat air sepahan berwarna merah mengalir di kerongkongannya. Banyak pangeran, raja, bangsawan, dan bahkan rakyat biasa yang meminangnya, namun Ratu Aji Bidara Putih belum menetapkan pilihan. Suatu hari, datanglah sebuah kapal dari negeri China. Kapal itu membawa rombongan raja China yang hendak meminang Ratu Aji Bidara Putih. Rombongan itu terdiri dari menteri dan prajurit dalam jumlah yang sangat banyak. Mendengar kedatangan mereka, Ratu Aji Bidara Putih pun menyiapkan pesta penyambutan. Pesta digelar dengan meriah. Raja China tak hadir dalam pesta itu, tapi ia mengirimkan utusan untuk menyampaikan pinangannya. Ratu Aji Bidara Putih tak mempermasalahkannya, tapi ia tak bisa menjawab pinangan Raja China saat itu juga. "Berilah...
Di kampong Batu Majang ini, ada 3 upacara besar yang dilaksanakan tiap tahunnya, yaitu upacara Alak Tau, Uman Ubek dan Tebukoq. Yang dimaksud dengan Alak Tau adalah upacara yang dilakukan sebelum menugal di ladang. Dahulu, upacara ini dilakukan untuk mengukur matahari dalam menentukan waktu yang tepat untuk menanam padi. Manurut Pak Yosef, beliau tidak begitu mengerti mengenai upacara ini, tetapi secara garis besar beliau mengetahuinya. Upacara ini diawali dengan menancapkan kayu yang kemudian diatasnya diberi papan dan diletakkan di tengah kayu. Di sisi papan tersebut akan digantungkan buah jeruk yang sama beratnya untuk mengukur bayangan matahari. Di bawah jeruk, nanti akan diletakkan sebuah papan untuk menangkap bayangan matahari yang kemudian diikat dan diukurkan di tangan tetua adat yang memimpin upacara ini. Ketika bayangan matahari yang diukur hanya sampai di tengah antara pergelangan tangan dan siku, maka itu tandanya masa yang buruk untuk menanam...
Sampe merupakan alat musik tradisional khas Indonesia yang masih terjaga kelestariannya sampai saat ini. Penemu sekaligus pemain berasal dari suku Dayak Melayu Tuan. Kegunaan sampe pada zaman dulu adalah mengiringi upacara adat Kalimantan Timur. Setelah berganti zaman, kegunaan makin bertambah yaitu sebagai penghibur bagi warga setempat. Sampe juga difungsikan sebagai alat penyampaian perasaan baik rasa rindu, gembira, sayang bahkan duka. Sejarah Sampe Sampe merupakan salah satu dari aneka macam alat musik tradisional kalimantan timur paling populer saat ini. Alat musik Kaltim ini sekarang sudah dimainkan oleh siapa saja tanpa ada pengecualian baik dewasa atau orang tua. Konon pada zaman dulu ada perbedaan ketika memainkan sampe di waktu siang atau malam hari. Saat siang hari, suara nada yang dihasilkan menggambarkan perasaan bahagia. Sebaliknya jika malam, nadanya menggambarkan perasaan sedih dan syahdu. Kepercayaan akan kesakralan alat musik sampe terhadap situasi ters...
Upacara Adat Kwangkay merupakan upacara pemakaman adat suku Dayak Benuaq yang merupakan tradisi purbakala, system penguburan secara bertahap dilaksanakan sebagai berikut : Pemakaman darurat ( Penguburan sementara ) Pemakaman Antar (Penguburan Skunder) Pemakaman penutup ( Penguburan terakhir ) o Orang Dayak Benuaq mengenal 3 Jenis upacara kematian Upacara Parapm Api Upacara Kenyau Upacara Kwangkay. Upacara Adat Kwangkay dilaksanakan oleh anggota keluarga yang masih hidup agar para mendiang dapat tiba di tempat yang tinggi di Puncak Lumut. kwangkay yang berarti buang bangkai maksudnya melepaskan diri dari segala kedukaan dan mengahiri masa berkabung Waktu Penyelenggaraan Kwangkay : pada bulan Februari - Maret Pantangan selama upacara: Keluarga penyelenggara upacara atau para petugas upacara dan masyarakat yang ikut harus mematuhi pantangan sebagai berikut: Untuk Keluarga duka: tidak boleh bepergian, tidak boleh bergurau, tidak boleh menggunakan pakai...
Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Wehea setelah mereka selesai panen padi.Upacara ini dilakukan untuk memperingati pengorbanan dari Long Diang Yung yang rela mengorbankan dirinya untuk masyarakat yang sedang dilanda bencana kelapparan dan kekeringan. Setelah pengorbanannya masyarakat dapat hidup makmur dan mendapat panen yang berlimpah.Maksud diadakannya upacara ini adalah sebagai pengungkapan rasa syukur atas panen yang telah mereka dapatkan. Upacara ini terdiri dari beberapa rangkaian yang masing-masing rangkaian tersebut saling berkaitan dan upacara ini berlangsung selama 1 bulan. Pelaksanaan upacara ini di mulai dengan pemukulan gong yang dilaksanakan di rumah adat (eweang) dan diakhiri dengan upacara embos epaq plai (membuang hampa padi) yang bermakna untuk mengusir dan membuang segala yang jahat bersama terbenamnya matahari serta mendoakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, ternak dan makanan.
Upacara ini merupakan semacam upacara inisiasi atau upacara peralihan yang biasa dilakukan oleh pemuda-pemuda Wehea sebelum memasuki jenjang perkawinan. Dalam masyarakat Wehea, seorang pemuda sebelum melaksanakan upacara ini pemuda tersebut belum boleh melaksanakan perkawinan. Pelaksanaan upacara ini biasanya dilakukan setelah pesta panen (Embob Jengea) dan dilaksanakan sepuluh tahun sekali. Upacara ini bertujuan untuk melatih mental para pemuda agar mereka siap dalam menghadapi tantangan hidup berumah tangga.
Cerita ini berkisah tentang Pak Abad, seorang pengobat tradisional yang mendapatkan ilmu pengobatan secara turun-temurun. Berbagai penyakit yang menimpa warga di sekitar rumahnya telah disembuhkan oleh Pak Abad. Beliau menyembuhkan penyakit tanpa kenal lelah dan tanpa mengharapkan imbalan. Ketika wabah penyakit yang sangat mematikan melanda warga, termasuk anak Pak Abad sendiri, beliau pun rela berpayah-payah menempuh perjalanan jauh dan menghadapi berbagai rintangan guna menemukan jalan keluar mengusir wabah tersebut. Jerih payah Pak Abad pun terbayar dengan kesembuhan seluruh warga masyarakat dan perginya wabah dari kampungnya. Setelah beliau meninggal, ilmu pengobatannya diwariskan kepada kerabatnya. Kisah ini memberikan keteladanan sikap keikhlasan dan kesungguhan membantu sesama yang layak dicontoh generasi muda bangsa.