Mochi Lampion memang identik dengan Sukabumi. Yang menarik ialah ketika warga Sukabumi melancong ke daerah lain diluar Sukabumi biasanya banyak orang yang bertanya: mana Mochi-nya? Mochi sendiri sebenarnya makanan dari Jepang yang telah mengalami akulturasi budaya sehingga kini melekat dengan kota yang juga identik dengan Ratu Selatan ini. Adapun sebutan Mochi Lampion sendiri merupakan salah satu produk Mochi yang ada di Sukabumi. Apa yang menjadi daya tarik dan keunggulan Mochi sendiri? Banyak orang yang gemas denan bentuknya yang bulat-kecil, kenyal dan tersedia dalam aneka pilihan rasa sehingga tidak membuat konsumen bosan. Beberapa rasa Mochi yang bisa Anda nikmati seperti durian, cokelat, kacang, dan strawberry. Tuntutan pasarlah yang kemudian membuat Mochi kini mendiversifikasikan dirinya menjadi banyak pilihan rasa. Satu lagi yang membuat Mochi tersohor yakni bentuk packaging nya yang tradisional dan dibuat dengan tangan. RM/...
Seren Taun menurut etimologi berasal dari dua kata, yaitu kata seren yang berarti menyerahkan dan taun yang berasal dari kata Tahun, sehingga seren taun konon memiliki arti serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. Dalam konteks adat Sunda yang mayoritas hidup dari hasil tani, Upacara adat Seren Taun Guru Bhumi ini tiada lain adlah merupakan sebuah upacara syukuran kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas hasil tani yang telah diperoleh dan memohon agar mendapat hasil bumi yang lebih melimpah di tahun mendatang. Upacara seren taun yang sarat ritual ini merupakan wahana pendekatan diri kepada Sang Pencipta dan sering dilakukan oleh masyarakat yang masih memegang teguh tradisi leluhurnya. Upacara Seren Taun Guru Bhumi ini dapat disaksikan di Kampung Budaya Sindang Barang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor pada setiap tanggal 22 Rayagung (sistem penanggalan Sunda)
aksara sunda kuna merupakan aksara yang berkembang di daerah Jawa Barat pada abad XIV-XVIII yang pada walnya digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda Kuna. Aksara Sunda Kuna merupakan perkembangan dari Aksara Pallawa yang mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah lontar pada abad XVI. Penggunaan Aksara Sunda Kuna dalam bentuk paling awal antara lain dijumpai pada prasasti-prasasti yang terdapat di Astanagede, kecamatan kawalli, kabupaten ciamis dan prasasti kebantenan yang terdapat di kabupaten bekasi. Edi S. Ekajati mengungkapkan bahwa keberadaan Aksara Sunda Kuna sudah begitu lama tergeser karena adanya ekspansi kerajaan mataram islam ke wilayah priangan kecuali cirebon dan banten. pada waktu itu para menak sunda lebih banyak menjadikan budaya jawa sebagai anutan dan tipe ideal. akibatnya, kebudayaan sunda tergeser oleh kebudayaan jawa. bahkan banyak penulis dan budayawan sunda yang memakai tulisan dan ikon-ikon jawa.
Kujang adalah senjata unit dari daerah jawa barat. kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram. kujang merupakan perkakas yang merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak kebenaran. menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, pelambang, hiasan, ataupun cindera mata. menurut Sanghyang Siksakanda Karesian Pupuh XVII, kujang adalah senjata kaum petani dan memiliki akar pada budaya pertanian masyarakat sunda. beberapa peneliti menyatakan bahwa istilah "kujang" berasal dari kata kudi dan hyang . kujang juga berasal dari kata Ujang, yang berarti manusia atau manusa. manusia yang sabti bak prabu siliwangi.
Gua Sunyaragi adalah sebuah gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon dimana terdapat bangunan mirip candi yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut sebgaai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya adalah sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta . Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Kompleks tamansari Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur, kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan kolam. Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks aku bermotif batu karang da...
Brai adalah suatu jenis nyanyian di daerah Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat. Brai adalah sejenis slawatan atau terbangan yang terdapat pada masyarakat Muslim di banyak daerah di Nusantara. Bentuknya berupa nyanyian, solo dan koor, berganti-ganti atau berbarengan, dengan syair-syair keagamaan, dalam bahasa Arab (seperti Al Barzanji) ataupun dalam bahasa setempat--dalam kasus brai adalah bahasa Jawa Cirebon. Frasa-frasa syairnya yang paling dominan adalah dari ayat suci Quran,tauhid, yang berkenaan dengan keimanan atau keilahian, seperti "La illaha ilallah" dan "Astagfilullah aladzim." Brai diiringi oleh rebana besar, yang juga disebut brai. Atas dasar itu, ada yangmengatakan bahwa nama "brai" diambil dari nama suara (anomatopoik) rebana besar tersebut, yang berbunyi "ber..." atau "bray..." Selain rebana, dalam brai juga terdapat sebuah gendang besar (kendang gede) yang sama bentuk dan ukurannya dengan gendang besar yang biasa dipakai dal...
Barongan adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang ritual. “Barong(an)” ialah nama yang diperuntukkan bagi wajah yang sangat menakutkan dan seolah-olah buas. Sering kali istilah Barongan dirangkaikan dengan kata kepet (ejekan dari penonton) artinya tidak suka membersihkan diri (nyopet, Sunda). Kesenian ini disebut juga Barokan yang artinya sama dengan Barongan. Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Sulit ditentukan secara pasti mulai kapan kesenian Barongan ini lahir. Satu-satunya bahan yang dapat dijadikan petunjuk ialah ceritera rakyat yang sangat besar pengaruhnya di kalangan masyarakat pedesaan. Ceritera rakyat menuturkan: Seorang puteri cantik mencintai pemuda tampan Udrayaka, tetapi sang raja, ayah puteri tidak merestui karena Udrayaka hanyalah anak pungut Patih Dirgabahu. Agar Udrayaka enyah dari kerajaan, raja memberi tugas agar Udrayaka menggambar segala jenis binatang yang ada di daratan. Pemuda itu ternyata berhasil, tetapi menyusul per...
Wawacan merupakan salah satu bentuk kesusastraan yang hadir di tanah Sunda kira-kira pertengahan abad ke-17 melalui ulama Islam dan pesantren. Wawacan adalah cerita panjang yang berbentuk dangding (menggunakan aturan pupuh). Pupuh memiliki ikatan berupa guru lagu (ketentuan vokal pada akhir larik), ikatan berupa guru wilangan (ketentuan jumlah suku kata pada tiap larik atau padalisan), ikatan berupa gurugatra (ketentuan jumlah larik pada tiap bait atau pada) dan ikatan berupa karakter pupuh. Pupuh yang berkembang di tatar Sunda sebanyak 17 pupuh, yaitu sinom, durma, maskumambang, kinanti, jurudemung, ladrang, pangikur, pucung, asmarandana, wirangrong, balakbak, gurisa, magatru, lambang, gambuh, dandanggula dan mijil. Isi dari sebuah wawacan pada mulanya adalah tentang lukisan kehidupan dan perkembangan agama Islam. Namun dalam perkembangan selanjutnya, wawacan juga memuat tentang kebenaran kesaktian dan keagungan keluarga raja serta para kyai. Kesaktian yang dikemukakan d...
Dodog Lojor adalah salah satu kesenian tradisional orang Sunda yang memperpadukan antara seni gerak dan vokal yang syair-syairnya bersifat lelucon. Nama dogdog lojor sendiri diambil dari alat musik yang digunakan, yaitu dogdog karena jika dipukul mengeluarkan bunyi “dog”. Dan, karena dogdog pada umumnya berbentuk lojor (panjang), maka keseniannya disebut sebagai “dogdog lojor”. Pada masa lampau dogdog lojor merupakan pelengkap upacara adat, seperti upacara: sesudah panen, ngalaksa, seren taun, dan ngaruat. Namun demikian, manakala ada kenduri khitanan dan perkawinan biasanya (tanpa diundang) para pemain dogdog lojor tampil dengan berpakaian khasnya, yaitu baju kampret dan celana pangsi berwarna hitam. Mereka berjalan mengelilingi rumah si empunya hajat tiga kali sambil memukul dogdog dan membunyikan angklung. Setelah mengelilingi rumah milik si empunya hajat, mereka pergi menuju rumah-rumah lainnya sambil tetap membunyikan alat-alat yan...