Alat Musik
Alat Musik
alat musik Jawa Barat sunda
Dogdog Lojor Jawa Barat
- 18 April 2016
Dodog Lojor adalah salah satu kesenian tradisional orang Sunda yang memperpadukan antara seni gerak dan vokal yang syair-syairnya bersifat lelucon. Nama dogdog lojor sendiri diambil dari alat musik yang digunakan, yaitu dogdog karena jika dipukul mengeluarkan bunyi “dog”. Dan, karena dogdog pada umumnya berbentuk lojor (panjang), maka keseniannya disebut sebagai “dogdog lojor”.
 
Pada masa lampau dogdog lojor merupakan pelengkap upacara adat, seperti upacara: sesudah panen, ngalaksa, seren taun, dan ngaruat. Namun demikian, manakala ada kenduri khitanan dan perkawinan biasanya (tanpa diundang) para pemain dogdog lojor tampil dengan berpakaian khasnya, yaitu baju kampret dan celana pangsi berwarna hitam. Mereka berjalan mengelilingi rumah si empunya hajat tiga kali sambil memukul dogdog dan membunyikan angklung. Setelah mengelilingi rumah milik si empunya hajat, mereka pergi menuju rumah-rumah lainnya sambil tetap membunyikan alat-alat yang dibawanya. Setelah semua rumah-rumah penduduk dikelilingi, maka orang yang membawa dogdog lojor dan angklung datang kembali ke tempat rumah yang punya hajat. Di sana mereka diberi makanan dan minuman oleh yang punya hajat. Selesai makan, mereka pergi berkeliling lagi sambil men-dogdog dan meng-angklung. Ini merupakan pemberitahuan kepada masyarakat bahwa di kampung itu ada yang mengadakan selamatan, baik itu berupa khitanan atau pernikahan dan sekaligus memohon doa restu agar hajatan dapat berjalan dengan selamat.
 
Dewasa ini dogdog lojor bukan merupakan pelengkap upacara sakral, akan tetapi sudah menjadi hiburan biasa yang tampil dalam berbagai kesempatan, seperti: gelar senja (tanggal 12 Maret 1990 di Gedung Sate Bandung), penutupan musyawarah keluarga Banten di Jakarta, peresmian SMA Negeri Bayah, dan setiap peristiwa perpisahan Kepala PT Aneka Unit Pertambangan Emas.
 
Peralatan
Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam permainan dogdog lojor, yaitu: dogdog lojor 2 buah, angklung buhun 4 buah, gendang 1 buah, goong 1 buah, kecrek; dan kecapi 1 buah.
 
Dogdog lojor dibuat dari pohon pinang atau bambu besar (awi gombong) yang panjangnya kurang lebih 1,24 cm; lubang belakang dengan garis tengah 15 cm; lubang muka dengan garis tengah 20 cm, ditutup oleh kulit kambing atau kulit biri-biri. Untuk mengikat kulit agar tidak lepas diperlukan rarawat atau tali rotan dan memakai pasak. Pasak juga berfungsi sebagai pengatur bunyi atau suara dogdog. Fungsi dogdog sebagai komando baik kepada para nayaga maupun pemainnya.
 
Angklung dibuat dari ruas bambu, baik jenis bambu wulung atau bambu jenis temen; bahan pelengkap lainnya, yaitu rotan sebagai pengikat bambu, kain atau daun pelas sebagai penghias angklung. Fungsi angklung adalah untuk memberikan irama kepada bunyi dogdog.
 
Gendang dibuat dari bahan kayu nangka, kayu rambutan, kayu mahoni. Sebagai penutup kedua lubang gendang adalah kulit kambing atau kulit sapi. Untuk mengikat kulit tersebut digunakan rarawat dan simpay dari rotan serta wengku (pengikat) gendang yang dibuat dari bambu atau rotan. Fungsinya untuk membawa ritme, mengatur lagu (menaik-turunkan dan memberhentikan lagu).
 
Goong atau kempul dibuat dari besi atau perunggu, berbentuk bulat cekung. Fungsinya untuk menambahkan keserasian terhadap bunyi gendang dan lagu. Kecrek yang dibuat dari lempengen besi untuk menambahkan semarak dalam tetabuhan tersebut. Kecapi adalah waditra yang bersenar yang terdiri atas 7 sampai dengan 26 utas kawat, dengan resonator dari kayu dan cara memainkannya dipetik. Fungsinya adalah sebagai pembawa melodi atau pengiring lagu.
 
Pemain dan Kostum
Jumlah keseluruhan pemain dogdog lojor berkisar 18-20 orang. Mereka terdiri atas: penabuh waditra atau nayaga, penari, juru kawih ala beluk dan juru kawih perempuan. Sebagai catatan, pada masa lalu dogdog lojor diperankan oleh laki-laki. Akan tetapi, sekarang para perempuan juga berperan dalam permainan tersebut.
 
Adapun kostum yang dikenakan adalah sebagai berikut. Pembawa dogdog lojor berbaju kampret dan celana pangsi atau cenala sontog (berwarna hitam), ikat pinggang atau selendang (untuk memakai kain sarung), dan tudung ikat kepala gaya barangbang semplak. Pembawa angklung sama pakaiannya seperti pemain dogdog lojor, hanya warnanya berbeda; pemain angklung mengenakan baju kampret berwarna kuning dan pakaian bagian bawahnya/pangsi berwarna hitam. Adakalanya antara baju dan celana sama warnanya, hitam-hitam, atau kuning-kuning. Para nayaga pun berpakaian sama dengan para pemain angklung dan juru kawih ala beluk. Hanya, juru kawih perempuan mengenakan kain kebaya sesuai dengan pakaian adat Priangan. Para penari perempuan berpakaian seperti pemain dogdog lojor, yaitu baju kampret celana pangsi berwarna hitam. Dengan pakaian itu lebih leluasa, karena gerakan-gerakannya menyerupai jurus-jurus silat.
 
Jalannya Permainan
Setelah semua pemain dogdog lojor siap, maka yang pertama kali ditabuh adalah goong (tiga kali). Kemudian, disusul oleh bunyi gendang untuk menandakan permainan akan segera dimulai. Tidak lama kemudian, masuklah iringan yang terdiri dari 2 orang pemegang dogdog lojor dan 4 orang penabuh atau pembawa angklung ke tempat arena pementasan sambil berjalan berjingkat-jingkat dan menari sambil menggerakkan anggota badan mengikuti suara alat yang mereka tabuh. Selesai mengelilingi arena pementasan sebanyak 1-2 putaran mereka duduk/bersila, kemudian “Kidung” ditembangkan oleh juru kawin perempuan dengan diiringi kecapi dan gendang, serta goong. Adakalanya penembang kidung dibawakan oleh pemain dogdog lojor atau pemain angklung.
 
Sebagai catatan, isi kidung dapat dikembangkan sesuai dengan situasi. Berikut ini adalah salah satu contoh kidung pembukaan.
 
 
Bismillah ngawitan ngidung
Nyebat asmaning Alloh
Neda rakhmat hidayahna
Ginuluran nu utami
Tebihkeun lara tunggara
Salamet sawargi-wargi
 
Sim abdi unjuk pihatur
Bilih kirang sihaksami
Hapunten sateuacanna
Tangtos kirang tata-titi
Dina sagala rupina
Tebih pisan ti utami
 
Ngiring sambung tumalapung
Dina pagelaran seni
Budaya Banten Selatan
Nu mangrupi dogdog lojor
Dipirig tepak kendangna
Dijentrengan ku kacapi
Amin yaa robbal alamin
Mugi Gusti nangtayungan
 
Kemudian, dilanjutkan dengan sebuah kawih yang isinya tentang dogdog lojor atau mengenai apa yang sedang dipagelarkannya. Kawih tentang dogdog lojor adalah
“Kawih Salaka Domas”
 
Dogdog-dogdog lojor seni buhun ti baheula 2x
Kudu dipiara dirawat ku urang Sunda 2x
 
Seni ti karuhun 2x
Omat tong dimomorekeun 2x
Hayu urang jungjung tradisi budaya Banten 2x
 
Neda dihapunten tangtos kirang ti utami 2x
Ieu dogdog lojor raehan mangsa kiwari 2x
 
Tah, mung sakitu ti rombongan dogdog lojor 2x
Kanca mitra Lebak nyanggakeun wilujeng tepang 2x
 
Bersamaan dengan usianya kawih yang ditembangkan, para pemain menabuh dogdog lojor sambil menyusun barisan menjadi dua group yang akan memulai permainannya.
 
Unsur mengadu kekuatan terdiri dari adu: kepala, pundak, kaki, pantat, dan engkle Selesai mengadu kekuatan, kemudian mereka memberi kesan seolah-olah permainan usai. Mereka berpura-pura hendak pulang; tapi sebenarnya menjemput 4 orang puteri untuk dibawa ke arena. Kemudian ke-4 puteri tersebut menari-nari di arena. Dan, dengan selesainya tarian mereka, maka berakhirlah permainan dogdog lojor. 
 
 
 
 
 
 
 
Sumber:
Sariyun, Yugo, dkk,. 1992. Nilai Budaya Dalam Permainan Rakyat Jawa Barat. Bandung: Depdikbud.
http://www.anjjabar.go.id
 
 
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline