Di Desa Lantung Aimual tinggal gadis cantik yang bernama Lala Ila. Lala Ila sejak kecil sudah ditunangkan dengan Lalu Mangi, meskipun sudah ditunangkan sejak kecil keduanya sampai besar tidak mengetahuinya. Suatu hari, Lalu Mangi mendengar cerita tentang kecantikan Lala Ila. Lalu Mangi penasaran akan kecantikan Lala Ila. Lalu Mangi mengajak pembantunya Salampe untuk membuktikan kecantikan Lala Ila. Singkatnya, Lalu Mangi mohon pamit pada Bapak dan Ibunya akan pergi Aimual. Akhirnya berangkatlah mereka ke Desa Aimual. Lalu Mangi kemanapun perginya selalu didampingi oleh Salampe. Salampe adalah anak angkat Radan Mangi. Salampe adalah orang kepercayaan keluarga Radan Mangi. Salampe kerjanya setiap pagi memandikan kuda, membersihkan kandang, menyabit rumput, memperbaiki kebun, dan mengambil kayu. Salampe bertugas melayani dan menemani Lalu Mangi bepergian. Itulah pekerjaan Salampe di rumah Radan Mangi ayah Lalu Mangi. Bapak dan ibunya memberi tahu bahwa di sana juga ada pamannya ya...
Ramuan tradisional yang diturunkan dari leluhur kita telah terbukti khasiatnya selama berabad-abad. Sayangnya Produk tersebut terkadang hilang dan terlupakan dengan semaraknya berbagai macam produk kecantikan yang baru. Padahal, Produk tradisional dari leluhur menggunakan bahan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari serta relative murah. Dari sejarah kita belajar, nenek moyang kita punya ‘Produk-Produk’ mempertahankan kecantikan dan kelembutan kulit. Bahkan hingga saat ini, Produk-Produk leluhur masih dipertahankan meski dalam kemasan yang sudah modern. hampir semua daerah punya Produk kecantikan, warisan dari para leluhur. Demikianpun dengan daerah Bima NTB, punya warisan Produk kecantikan sendiri. Menurut pemaparan para tetua di daerah bima yang sempat diwawancarai, bahwasanya banyak Produk kecantikan yang digunakan oleh orang-orang terdahulu, namun sekarang sudah jarang dipakai atau digunakan kembali. Resep-resep itu sebenarnya cukup seder...
Ncuna doro (Bawang Putih Gunung) merupakan tumbuhan obat-obatan masyarakat Bima untuk obat luar atau olesan. Pembuatannya sangat mudah, Ncuan Doro yang sudah dibersihkan kulit dan daunnya diparut hingga menutupi bagian permukaan parut. Selanjutnya pisahkan serat Ncuna Doro dari parut dan langsung dibalutkan pada luka. Ncuna Doro bermanfaat untuk mengobati luka bakar ringan atau berat agar mempercepat proses pembentukan kulit baru. Obat ini masih dijumpai dikalangan masyarakat Bima yang hidup di daerah pegunungan saat musim hujan, reaksinya pun tergolong lebih cepat dibandingkan obat medis.
Naskah Nagarakertagama Lan Sanesipun pernah tersimpan di Universitas Leiden, Belanda. Kemudian naskah ini diserahkan kepada pemerintah Indonesia sekitar tahun 1975 dan disimpan di Perpustakaan Nasional dengan kode naskah NB 9. Naskah ini berwujud teks prosa dan puisi, berisi 157 halaman dengan ukuran 48,5 x 3,5 cm. Naskah yang tersusun dari bahan lontar ini, diurutkan sesuai teks dengan menggunakan tali ditengah-tengah lempir lontar, sehingga kondisi naskah tersusun rapih. Naskah Nagarakertagama Lan Sanesipun merupakan naskah yang ditulis dengan aksara Bali dan berbahasa Jawa Kuna, berasal dari Lombok. Naskah ini berisi cerita: Lubdhaka Siw Ratri, Kunjara Karna, Jinarti Prakerti Pralambang Kamahayanin, Kerta Samaya Bhuwana Tatwa Pariyaya, Nagara Kertagama (desa Warnana), Nirartha Prakerta, Sangu Sekar, Anyang Nirartha, Lambang Puspa, Anja-anja Sancaya Turida, dan Anja-anja Sungsang. Sumber: http://aksakun.org/
Tersebutlah pada zaman dahulu, kerajaan Bali berhasil membakar Desa Kenaga. Saat itu, yang menjadi pusat pemerintahan kerajaan Kenaga adalah Suradadi. Paihnya bernama Raden Satria Nata. Setelah kalah perang dengan Bali, Raden Satria Nata bersama pengikutnya mencari tempat untuk membuka desa baru. Akhirnya, dijumpailah tempat yang mirip dengan desa Kenaga. Desa itu bemama desa Madya. Raden Satria Nata dan pengikutnya kemudian membuka ladang dan bercocok tanam di situ. Tanaman yang paling cocok adalah jenis “komak” (dalam bahasa Jawa disebut “kara”). Konon, pada saat komak sedang berbunga, datanglah putri Jin mengisap sari bunga komak. Salah satu putri Jin tertangkap oleh Raden Satria Nata. Singkat cerita, putri Jin itu kemudian menjadi permaisuri Raden Satria Nata. Namun, kedua belah pihak telah bersepakat untuk tidak saling berbicara selama menjadi suami istri. Dalam perkawinan mereka, lahirlah seorang putra yang sangat disayang oleh Raden Satria Nata...
Kawin lari sering kali menimbulkan kesan negatif bagi masyarakat umum. Tetapi tidak bagi suku Sasak. Bagi mereka, kawin lari adalah budaya yang sudah mendarah daging di daerah mereka. Kawin lari ini memiliki makna yang sedikit berbeda. Pada suku sasak, bila sepasang kekasih ingin melanjutkan hubungan mereka kejenjang pernikahan, maka akan berlaku budaya kawin lari ini. Setelah kedua pasangan menyetujui niatan ini, pasangan lelaki akan memberi tahu ketua wilayahnya bahwa ia memiliki keinginan untuk mempersunting pasangan perempuan. Setelah itu ketua wilayah dari kedua pasangan akan bertemu untuk saling memberi informasi. Kemudian pasangan perempuan ini akan 'disembunyikan'(biasanya dibawa ke rumah saudara dari pasangan lelaki). Baru kemudian kedua keluarga dan ketua wilayah merembukan detail dari pernikahan mereka berdua. Apabila salah satu dari keluarga pasangan tidak merestui atau memberi ijin karena alasan perbedaan derajat antara keluarga dari masing-masing pasangan,...
Pulau Lombok adalah sebuah pulau di Nusa Tenggara Barat. Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, namun sebagian besar memeluk agama Islam. Suku Sasak dikenal dengan adat istiadatnya yang masih kental, seperti budaya dan tata cara menenun, adat berpakaian, dan lain lain. Diantara adat-adat tersebut ada satu yang tidak kalah menarik perhatian, yaitu tradisi kawin culik suku Sasak. Mungkin inilah satu-satunya penculikan di dunia yang legal. Tradisi ini merupakan proses yang wajib ditempuh orang sasak sebelum melaksanakan pernikahan, yang dilakukan dengan cara melarikan atau mencuri calon mempelai wanita. Ketika wanita Sasak sudah yakin dengan pilihannya maka harus ada prosesi di mana sang gadis yang akan dinikahkan harus dilarikan dulu kerumah kerabat pihak laki-laki selama 1x24 jam tanpa sepengetahuan dan persetujuan orangtua gadis tersebut. Biasanya sang gadis dan laki-laki pilihannya akan membuat perjanjian kap...
Begibung adalah tradisi Suku Sasak dimana orang-orang berkumpul di suatu tempat untuk makan bersama. Hal yang membedakan dengan acara makan-makan yang lain adalah nasi dan lauk pauk disajikan dalam suatu nampan atau nare dan disantap bersama 3 atau 4 orang. Hal ini dilakukan dengan esensi memupuk kebersamaan dan solidaritas. Tradisi begibung biasa dilakukan setelah acara pernikahan (begawe merariq), roah, sunatan,dan acara suku sasak lainnya. Pelaksanaan begibung dapat bervariasi diberbagai tempat, ada yang lauk pauknya ditaruh mengelilingi nasi dalam nampan dan ada yang langsung disatukan dalam satu nampan besar. Orang yang lebih tua dipersilahkan mencuci tangan terlebih dahulu dalam bejana yang telah disediakan sebelum begibung dilaksanakan. Setelah itu, baru setiap peserta begibung dapat menikmati santapannya. Uniknya, santapan begibung tidak boleh dihabiskan, makanan harus disisakan untuk dibawa pulang yang kemudian disebut nasi "berkat". Umumnya, nasi "berkat" dib...
Sudah merupakan rahasia umum bahwa Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam, salah satunya adat perkawinan atau pernikahan. Berbagai daerah di Indonesia memiliki berbagai macam rangkaian prosesi baik sebelum, saat, dan sesudah pernikahan dengan tujuan agar pernikahan yang dilakukan dapat membentuk rumah tangga yang samawa. Tana Samawa (Sumbawa), Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu contoh daerah yang mempunyai adat perkawinan tersendiri. Dalam adat masyarakat Sumbawa, terdapat berbagai rangkaian prosesi atau acara yang biasa dilakukan sebelum melangsungkan acara pernikahan. Namun dalam perkembangannya, ada beberapa prosesi yang sudah jarang dilakukan oleh pihak keluarga kedua mempelai. Ada pula prosesi yang dilaksanakan secara bersamaan dengan alasan menghemat biaya yang digunakan. Terdapat 8 prosesi-prosesi perkawinan yang biasa dilakukan dalam adat Sumbawa, berikut penjelasannya. 1. Bajajak Bajajak merupakan tahap awal dalam prosesi perkawin...