Jika kita menyusuri Sungai Kapuas dari kota Pontianak menuju kota Sanggau, di antara kota Tayan dan kota Sanggau kita akan melewati dua buah pulau yang berjejer di tengah Sungai Kapuas. Bentuk kedua pulau itu menyerupai dua buah kapal yang sedang berlomba. Oleh karena itu, penduduk menamai kedua pulau ini Pulau Belumbak. Belumbak dalam bahasa daerah pedalaman Kalimantan Barat berarti “berlomba”. Menurut cerita para leluhur, kedua pulau itu asalnya dari dua buah kapal milik dua bersaudara. Pada zaman dahulu, di tempat kedua pulau itu berada, terdapat sebuah kota. Walaupun kota itu tidak begitu besar, penduduknya cukup banyak dan ramai. Di pinggiran kota itu hiduplah seorang janda miskin dengan dua orang anak laki-lakinya. Ayah mereka telah meninggal dunia. Tiap hari mereka hanya mencari kayu bakar yang mereka jual kepada orang kampung demi sesuap nasi. Dari tahun ke tahun, mereka menjalani kehidupan semacam itu hingga kedua anak itu tumbuh menjadi dewasa. Ketika k...
Tari Pingan merupakan sebuah tarian tunggal yang dilakukan pada masyarakat Dayak Mualang. Tarian ini memberikan gambaran mengenai rasa syukur untuk semua rezeki yang telah diberikan dan selalu dilimpahkan oleh Tuhan kepada masyarakat Dayak Mualang. Tarian ini dibagi menjadi dua, yaitu Tari pingan laki dan indu. Diantara kedua macam tarian tersebut ada kesamaan dan juga perbedaan. Biasanya penari membawa piringan putih, pada zaman dulu piringan masih menggunakan piringan batu dan menggunakan cincin yang seukuran jari tengah penari. Tari tersebut diiringi dengan musik tradisional bernama Tebah Undup Biasa. Sumber: http://www.ragamseni.com/13-macam-tarian-adat-yang-berasal-dari-kalimantan/
Dalam bahasa Dayak, Sipet memiliki arti senjata tiup yang bernama sumpit. Senjata ini memiliki 2 bagian, yaitu sipet /selongsong yang berbahan kayu berongga atau bambu serta anak sumpit (damek). Selongsong sipet ini biasanya berukuran 1,5-2,5 meter. Sedangkan rongga yang ada di bagian tengah berukuran 0,35-0,75 cm. kayu dan rongga sipet yang dibuar harus benar-benar lurus sehingga membuat tembakan menjadi semakin akurat. Selongsot sipet tersebut digunakan untuk damek sebagai anak sumpit. Damek terbuat dari kayu atau bamboo yang tajam berukuran kecil. Jika digunakan untuk berburu atau perang, biasanya mata runcing damek ditambahkan dengan racun yang berasal dari getah pohon ipuh. Meskipun berasal dari getah pohon, namun jangan salah jika racun ini amat mematikan. Jika damek beracun ini dapat melukai harimau dewasa, maka dalam waktu 10 menit saja harimau tersebut bisa mati. Suku Daya, Kalimantan barat memang sudah terbiasa menggunakan sipet sejak dari zaman nenek moyang dahulu. Te...
Bahan-bahan 1/2 kg kepah 4 buah cabai rawit (sesuai selera) 2 buah cabai keriting 1 buah cabai besar (bebas mau pakai yg warna apa) 2 buah tomat 2 siung bawang putih 2 siung bawang merah Asam jawa (disesuaikan dgn tingkat keasaman) 300 cc air 2 sdt tepung maizena (untuk pngental aja) 2 potong nanas muda 1/2 buah timun di iris kecil2 memanjang 1 sdt royco (sesuai selera)...
Bahan-bahan 2porsi 250 gr cumi Bahan bumbu diblender 7 bawang merah 3 bawang putih 1 ruas kunyit 3 kemiri 3 cabe keriting(selera) secukupnya Asam jawa secukupnya Garam,kaldu jamur (totole),saos tiram, gula Langkah Bersihkan cumi dan potong2 Siapkan minyak panas untuk menumis bahan bumbu tadi dan tumis sampai wangi dan kecoklatan masukkan garam,totole saos tiram,...
Bahan-bahan 100 gram udang kering 1 sdm air asam jawa 1 sdm Gula pasir 1 sdt garam 1 lembar daun salam 100 ml air Bumbu halus 10 bh cabe merah keriting 3 siung bawang merah 3 siung bawang putih Langkah Haluskan semua bumbu halus Panaskan minyak, masukkan daun salam, aduk aduk ...
Bukit Kelam merupakan salah satu obyek wisata alam yang eksotis di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia. Bukit yang telah menjadi Kawasan Hutan Wisata ini memiliki panorama alam yang memesona, yaitu berupa pemandangan air terjun, gua alam yang dihuni oleh ribuan kelelawar, dan sebuah tebing terjal setinggi kurang lebih 600 meter yang ditumbuhi pepohonan di kaki dan puncaknya. Dibalik pesona dan eksotisme Bukit Kelam, tersimpan sebuah cerita yang cukup menarik. Konon, Bukit Kelam dulunya merupakan sebuah rantau.[1] Namun, karena terjadi suatu peristiwa, maka kemudian rantau itu menjelma menjadi Bukit Kelam. Bagaimana kisahnya sehingga rantau itu menjelma menjadi bukit yang indah dan memesona? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Legenda Bukit Kelam berikut ini. * * * Alkisah, di Negeri Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia, hiduplah dua orang pemimpin dari keturunan dewa yang memiliki kesaktian tinggi, namun keduanya memiliki sifat yang berbeda. Yang pertama bern...
Rumah Adat Melayu Melayu bukan cuma di provinsi Riau saja, di Kalimantan Barat juga ditemukan rumah adat Melayu yang terdiri dari Balai Kerja yang berfungsi sebagai Seketariat Pertemuan Balai Rakyat, taman bermain, kios penjualan. Semua ruangan yang adi rumah adat Melayu Kalimantan Barat memiliki fungsi masing – masing. Mulai dari fungsi acara adat, pengobatan, penginapan dan pentunjukkan acara – acara lainnya. Rumah adat Melayu ini adalah pusat dari kebudayaan Melayu yang ada di Kalimantan Barat. Pasca diresmikan, rumah adat Melayu kini menjadi destinasi wisatawan dari luar negeri. Kegiatan musyawarah untuk mengambil suatu keputusan juga memakai rumah adat Melayu. Majelis adat sebagai pihak yang sering melakukannya. Bangunan rumah adat Melayu Kalbar ini dengan atapnya yang diduga mendapat pengaruh dari bentuk atap bangunan Jawa. Manfaat dari model atap segitiga dengan tinggi 30 derajat agar udara panas tidak terperangkap dalam ruangan rumah tersebut. Sel...
Pada jaman dahulu kala di daerah Sambas, Propinsi Kalimantan Barat, berdirilah sebuah kerajaan yang tidak jauh dari Gunung Ruai. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang memiliki tujuh orang putri. Setelah permaisurinya meninggal, raja tidak mencari penggantinya dan memilih untuk membesarkan ketujuh putrinya sendiri. Dari ketujuh putrinya, si bungsu paling ia sayang sehingga menimbulkan kecemburuan dari kakak-kakaknya yang lain. Jika ayahnya sedang tidak di istana entah karena sedang berkeliling kerajaan ataupun berkunjung ke daerah tetangga untuk keperluan lainnya, ia sering mendapat siksaan dari keenam saudaranya baik berupa perkataan maupun tindakan kasar seperti pemukulan. Namun hal tersebut tidak ia ceritakan pada ayahnya karena takut kakak-kakaknya akan mendapat hukuman. Akan tetapi sepandai-pandainya disimpan, perbuatan itu tetap tercium juga oleh sang raja. Hal itu setelah ia melihat si bungsu mengalami lebam-lebam biru di sekujur tubuhnya. Ia lalu mengumpul...