budaya
253 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tumpek Wariga
Ritual Ritual
Bali

Tumpek wariga atau pengatag  merupakan salah satu hari raya umat Hindu di bali yang diperingati 25 hari sebelum hari raya galungan yang bertepatan pada hari  saniscara kliwon wuku wariga dalam kalender caka (kalender di bali). Tumpek wariga merupakan hari dimana umat hindu di bali menghaturkan sesajen kepada tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi bukan karena memuja tumbuh-tumbuhan melainkan sebagai rasa syukur manusia atas segala kelimpahan makanan dan banyak fungsi dari tumbuh-tumbuhan yang membantu kehidupan manusia. Makna Tumpek Wariga Makna filosofis Tumpek Wariga sebagai bentuk pemujaan kepada Sanghyang Sangkara yang merupakan manifestasi dari Tuhan sesungguhnya bermakna bagaimana memelihara alam melalui tumbuh-tumbuhan sehingga kebutuhan oksigen dari seluruh makhluk hidup bisa terpenuhi. Sang Hyang Sangkara merupakan manifestasi Hyang Widhi dalam menciptakan tumbuh-tumbuhan, yang dalam pengider-ider berwarna hijau, dengan arah barat laut. Dian...

avatar
Aze
Gambar Entri
Makna Upacara Nangluk Merana pada Sasih Kanem
Ritual Ritual
Bali

Upacara Nangluk Merana  tergolong dalam jenis Bhuta Yadnya dan tujuan dilaksanakannya upacara Nangluk Merana  oleh  umat Hindu di Bali yaitu pada umumnya untuk memohon keselamatan Bali  agar dijauhkan dari hal-hal yang negatif, terutama sejumlah bencana yang terjadi selama ini di Nusantara. Upacara Nangluk Merana biasanya dilaksanakan pada sasih kanem oleh umat Hindu di Bali. Kenapa pada sasih kanem? Secara faktual, Sasih Kanem merupakan musim pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Hujan yang turun pada Sasih Kanem lebih lebat dari pada hujan saat Sasih Kalima. Musim pancaroba tentu saja berdampak pada kondisi alam dan merebaknya aneka penyakit atau pun hama. Sehingga dengan adanya Upacara Nagluk Merana inilah diharapkan dapat memberikan keselamatan lahir dan batin. Semua itu ada dalam sastra Lontar Purwaka Bumi. Di samping itu tujuan ritual tersebut juga untuk memohon berkah kesuburan. Terlebih lagi, dal...

avatar
Aze
Gambar Entri
Makna Mebanten Saiban (Ngejot) dalam Tradisi Hindu-Bali
Ritual Ritual
Bali

Mebanten Saiban atau Ngejot merupakan suatu tradisi Hindu di Bali yang biasa dilakukan setiap hari setelah selesai memasak di pagi hari. Mesaiban / Mejotan juga disebut dengan  Yadnya Sesa , merupakan yadnya yang paling sederhana sebagai realisasi Panca Yadnya yang dilaksana umat Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Mesaiban / Mejotan biasanya dilakukan setelah selesai memasak atau sebelum menikmati makanan. Dan sebaiknya memang mesaiban dahulu, baru makan. Seperti yang dikutip Bhagawadgita(percakapan ke-3, sloka 13) yaitu : YAJNA SISHTASINAH SANTO, MUCHYANTE SARVA KILBISHAIH, BHUNJATE TE TV AGHAM PAPA, YE PACHANTY ATMA KARANAT Artinya : Yang baik makan setelah upacara bakti, akan terlepas dari segala dosa, tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi diri sendiri, mereka ini sesungguhnya makan dosa. Makna dan Tujuan Mesaiban Yadnya sesa atau mebanten saiban merupakan penerapan dari ajaran kesusilaan Hindu, yang m...

avatar
Aze
Gambar Entri
Makna Penggunaan Benang Pada Upacara Yadnya Agama Hindu-Bali
Ritual Ritual
Bali

Seringkali kita menemukan penggunaan benang pada beberapa upacara agama Hindu khususnya di Bali. Penggunaan benang sebagai simbol suci tali pengikat dalam proses kehidupan yang ada pada upacara yadnya dan tetandingan banten. Benang-Benang yang biasanya digunakan pada upacara yadnya ialah sebagai berikut : 1. Benang Putih . yang biasanya digunakan saat otonan  dan diikatkan pada pergelangan tangan  sebagai simbol agar hati kita selalu di jalan yang lurus/benar dalam kehidupan ini. Sedangkan penggunaan benang Putih pada saat mabeakala saat upacara pawiwahan, benang papegat yang berwarna putih sebagai simbol dari lapisan kehidupan, berarti sang pengantin telah siap untuk meningkatkan alam kehidupannya menuju Grehasta Asrama (berkeluarga). 2. Benang Tri Datu,  sebagai simbol ikatan akan tiga perjalanan hidup di dunia ini yang disebut Tri Kona (Lahir, Hidup & Mati). Benang Tri Datu juga sebagai lambang Kesucian Tuhan dalam manifest...

avatar
Aze
Gambar Entri
Memahami Makna Tumpek Kandang dalam Tradisi Hindu
Ritual Ritual
Bali

Tumpek Kandang atau Tumpek Wewalungan atau Tumpek Uye merupakan hari selamatan binatang-binatang peliharaan (binatang yang dikandangkan) atau binatang ternak ( wewalungan ).  Tentang Tumpek kandang sudah tersurat dalam Lontar Sunarigama dinyatakan sebagai berikut : Saniscara Kliwon Uye pinaka prakertining sarwa sato Artinya : pada hari Saniscara Kliwon Uye  hendaknya dijadikan tonggak untuk melestarikan semua jenis hewan. Makna Tumpek Kandang Tumpek Kandang adalah upacara selamatan untuk binatang-binatang seperti binatang yang disemblih dan binatang piaraan. Hakekatnya pada rahina ini untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Siwa Pasupati yang disebut Rare Angon, penggembala makhluk. Berdasarkan kutipan ini, tegas bahwa yang dipuja adalah Ida Sang Hyang Widhi, bukan memuja binatang, demikian pula terhadap tumbuh-tumbuhan, senjata-senjata, gamelan dan sebagainya. Tujuan Tumpek Kandang Kenapa harus ada upacara...

avatar
Aze
Gambar Entri
Makna Penggunaan Dupa Saat Sembahyang Dalam Hindu
Ritual Ritual
Bali

Dalam persembahyangan agama Hindu  khususnya di Bali   menggunakan unsur api yang diwujudkan dengan Dupa. Dupa adalah sejenis harum-haruman yang dibakar sehingga berasap dan berbau harum. Dupa dengan nyala apinya merupakan lambang dari Dewa Agni, yang mana berfungsi sebagai berikut: Sebagai Pendeta pemimpin upacara Sebagai perantara menghubungkan pemuja dengan yang dipuja Sebagai pembasmi segala kotoran dan pengusir roh jahat. Sebagai saksi upacara. Penggunaan Api dalam tradisi agama Hindu bersumber dari Kitab Suci Hindu. Dalam kelompok kitab suci Vedanga yang terdiri dari kitab :Siksa, Vyakarana, Chanda, Nirukta, Jyotisa, dan Kalpa. Dalam Reg Weda dan Sama Weda api memiliki peranan: Api adalah pengantar upacara, penghubung manusia dengan Brahman. (Regweda X, 80 : 4) Api (Agni) adalah Dewa pengusir Raksasa dan membakar habis semua mala dan dijadikannya suci. (Regweda VII 15 : 10) Hanya Agni (api) pimpinan upaca...

avatar
Aze
Gambar Entri
Mitologi, Larangan Penggunaan Bunga Mitir dalam Persembahyangan
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Bali

Bunga merupakan salah satu sarana persembahyangan dan sarana upacara Yadnya dalam agama Hindu . Bunga merupakan lambang kesucian, sehingga diharapkan dalam penggunaannya menggunakan bunga yang masih segar, bersih dan harum. Dalam  Agastyaparwa    telah dijelaskan jenis-jenis bunga berdasarkan kondisi dan tempatnya,  yang tidak baik digunakan untuk persembahyangan. yaitu sebagai berikut: Bunga yang berulat, Bunga yang gugur tanpa digoncang, Bunga-bunga yang berisi semut, Bunga yang layu, yaitu bunga yang lewat masa mekarnya, dan Bunga yang tumbuh di kuburan. Penggunaan Bunga Mitir Bunga Mitir/ Gemitir seringkali ditemukan dalam canang ataupun upacara yadnya. Penggunaan tentang Bunga Mitir telah dijelaskan dalam Lontar Kunti Yadnya. Dikatakan bahwa Bunga Mitir  berasal dari darah Bhatari Durga. Sehingga bunga ini dinyatakan tidak patut dipersembahkan sebagai sarana Dewa Yadnya. Dalam Lontar Aji Jananta...

avatar
Aze
Gambar Entri
Makna dan Penempatan Bija Dalam Persembahyangan
Ritual Ritual
Bali

Dalam persembahyang selain nunas Tirtha kita juga nunas bija (mebija atau mewija).  Bija atau wija di dalam bahasa Sansekerta  disebut gandaksata  yang berasal dari kata ganda dan aksata yang artinya biji padi-padian yang utuh serta berbau wangi. Wija atau bija biasanya dibuat dari biji beras yang dicuci dengan air bersih atau air cendana. Kadangkala juga dicampur kunyit ( Curcuma Domestica VAL ) sehingga berwarna kuning, maka disebutlah bija kuning. Makna Bija Wija atau bija adalah lambang Kumara , yaitu putra atau wija Bhatara Siwa . Pada hakekatnya yang dimaksud dengan Kumara adalah benih ke-Siwa-an/Kedewataan   yang bersemayam dalam diri setiap orang. Mawija mengandung makna menumbuh- kembangkan benih ke-Siwa-an itu dalam diri orang.  Sehingga disarankan agar dapat menggunakan beras galih yaitu beras yang utuh, tidak patah (aksata). Alasan ilmiahnya, beras yang pecah atau terpotong tidak akan bisa tumbuh. Tata C...

avatar
Aze
Gambar Entri
Makna Tirtha Dalam Tradisi Hindu-Bali
Ritual Ritual
Bali

Didalam persembahyangan agama Hindu, salah satu sarana yang penting adalah air. Yang biasa digunakan untuk membersihkan tangan sebelum persembahyangan dimulai serta menjadi air suci yang  disebut dengan Tirtha. Kata “Tirtha” berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti kesucian atau setitik air, air suci, bersuci dengan air. Tirtha berfungsi untuk membersihkan diri dari kotoran maupun kecemaran pikiran. Yang mana dalam penerapan pemakaianna yaitu dipercikan dikepala, diminum dan diusapkan dimuka. Itu sebagai simbolis pembersih bayu,sabda dan idep. Macam-Macam Tirtha Dalam melakukan persembahyangan Tirtha terbagi menjadi dua jenis yaitu Tirtha Pembersih dan Tirtha Wangsuhpada. Tirtha Pembersih berfungsi untuk menyucikan upakara(bebanten) yang dipakai sarana persembahan dan juga dipakai untuk menyucikan diri dari segala kekotoran. Biasanya Tirtha Pembersihan dipergunakan sebelum inti persembahyangan dilakukan. Setelah upakara dan diri sendiri dipercik...

avatar
Aze