Sumber :Arsip.Dok DKI Jakarta Patung dada DR. GSSJ Ratulangi berlokasi di halaman Gedung KRIS, Jl. Sam Ratulangi, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Patung ini dibuat untuk mengenang seorang aktivis kemerdekaan Indonesia dari Sulawesi Utara, DR. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi. Lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890 dan meninggal di Jakarta, 30 Juni 1949. Telah dinobatkan pemerintah RI sebagai pahlawan nasional Indonesia. Sam Ratulangi juga sering disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Ia dikenal dengan filsafatnya: “ Si tou timou tumou tou ” yang artinya: manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Sam Ratulangi memiliki pemikiran-pemikiran yang sangat cemerlang serta brillian. Bahkan kepintarannya di bidang Matematika sudah tidak diragukan lagi. Ia dapat menghitung secara cepat tanpa bantuan alat...
Sumber :Arsip.Dok DKI Jakarta Lokasi Patung Perjoangan Jatinegara berada di ujung Selatan Jl. Matraman Raya, di sebuah area di tengah-tengah pertemuan Jl. Jatinegara Barat dan Jl. Urip Sumoharjo, persis di depan Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Eukomunia (Gereja Protestan Jemaat Koinoia). Monumen yang pembuatannya diprakarsai oleh Gubernur KDKI Jakarta Ali Sadikin i...
atung pahlawan RA Kartini di Monas memiliki tulisan kanji Jepang. Kalau tahu artinya, pasti jadi paham kenapa ada tulisan Jepang di patung tersebut. Patung Raden Ajeng (RA) Kartini ada di dalam sisi timur Taman Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Tulisan pada patung tersebut bukan hanya bahasa Indonesia, melainkan juga aksara Jepang.Terdapat dua patung kecil yang mendampingi patung RA Kartini setinggi 1,37 meter. Patung kecil tersebut satu berbentuk seperti wanita menari, dan satunya lagi nampak seperti wanita menggendong bayi. Patung RA Kartini berdiri di atas kotak pedestal marmer bercorak dengan dominan berwarna abu-abu. Di dinding kotak tersebut, terdapat tulisan aksara Jepang di sisi Timur dan ada tulisan 'Patung Peringatan Raden Ajeng Kartini' di sisi Utara. Di sisi selatan tidak ada tulisan apa pun. Apa sih arti tulisan itu? Terjemahan bahasa Indonesianya ada di sisi barat. Tulisannya adalah: Dipersembahkan Sebagai Lambang Persahabatan Antara Bangs...
Patung Arjuna Wijaya di depan Kantor Kementerian Pariwisata. (Foto: Dok. jakarta.go.id) Patung tersebut menggambarkan sosok Arjuna dan Batara Kresna yang tengah mengendarai kereta kuda. Patung Arjuna Wijaya sendiri memiliki pesan tersirat jika hukum yang harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Hal itu juga tergambar dari pertempuran Arjuna melawan Adipati, yang merupakan saudaranya sendiri. Patung yang dibuat pada 1989 silam ini memiliki panjang 15,8 meter. Sementara untuk tinggi patung kuda sekitar 1,87 meter dan fitur Arjuna setinggi 2 meter. Jika pertama kali dilihat, pasti kamu mengira ada lebih dari 10 ekor kuda. Namun, sebenarnya hanya ada 8 ekor saja, sementara sisanya merupakan bayangan. Kedelapan patung tersebut juga memiliki makna, yang berarti jika seorang pemimpin harus hidup berdasarkan delapan unsur penopang kehidupan. Delapan unsur itu juga sesuai dengan filsafat kepemimpinan 'Asta Barata'....
Sumber :Arsip.Dok DKI Jakarta putri ketiga Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani menatap kagum monumen ayahnya yang baru saja diresmikan di halaman Pangkalan Udara Utama (Lanumad) Ahmad Yani Semarang. Monumen setinggi empat meter itu berupa patung Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani sedang berpose mengacungkan telunjuknya ke selatan. Patung tersebut terbuat dari perunggu seberat 1,3 ton. Berdirinya patung Ahmad Yani atas inisiatif Skadron-31\/Serbu Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) di Semarang, Jawa Tengah. \\\"Saya hari ini sangat terharu dan bangga karena nama Ahmad Yani tidak hanya digunakan untuk bandara internasional, bahkan diabadikan lagi dengan sebuah monumen,\\\" kata Amelia di markas Skadron-31\/Serbu Puspenerbad, Semarang, Jumat (23\/11\/2012). \\\"Suatu penghargaan dari Penerbad yang sangat luar biasa,\\\" imbuhnya. Komandan Lanud Penerbad Kol Cpn Catur Pudji Santoso menambahkan, berdirinya patung Ahmad Yani didasari oleh sejarah pan...
ugu Proklamasi dibangun di tanah kompleks Taman Proklamasi di Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat, dahulunya adalah Jl. Pegangsaan Timur No. 56, rumah tinggal Bung Karno. Tugu ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972, oleh Menteri Penerangan saat itu Bpk. Budiardjo. Di antara yang hadir adalah mantan Wakil Presiden M. Hatta. Kemudian dilanjutkan oleh Presiden Soeharto pada 17 Agustus 1980, untuk meresmikan Monumen Proklamasi. Selain tugu proklamasi ada dua obyek penting lain. Pertama adalah Tugu Peringatan Satu Tahun Proklamasi yang dibuat tahun 1946 sebagai peringatan ulang tahun pertama republik Indonesia. Kedua adalah Monumen Proklamator Soekarno-Hatta, di buat dengan tinggi 4,3 meter dengan bahan dari perunggu. Sebagai info, tempat ini buka sejak pukul 06:00 sampai 21:00. Sumber :Arsip.Dok DKI Jakarta Sumber :https://alatpenterjemahjakarta.wordpress.com/2015/02/13/1089/
Sumber :Arsip.Dok DKI Jakarta Monumen Soekarno-Hatta Jakarta terletak di Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta , beberapa puluh meter sebelum sampai di pertigaan Megaria. Meskipun sering melewati jalan itu, hampir setiap hari selama beberapa tahun saat masih bekerja di daerah Cikini, namun jauh setelah itu saya baru benar-benar menghentikan mobil dan parkir di pinggir jalan di depan monumen yang bersejarah ini. Soekarno dan Mohammad Hatta , yang sempat terkenal dengan sebutan Dwitunggal Soekarno - Hatta, membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di rumah Soekarno yang lokasinya ada di dalam kompleks monumen. Soekarno kemudian diangkat menjadi Presiden pertama Republik Indonesia dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden pertama. Kompleks dimana Monumen Soekarno – Hatta ini merupakan tempat yang sangat terbuka, dengan akses masuk lebar yang dilapisi keramik, tanpa pagar penutup sama sekali, saat itu. Dari tepi jalan hingga...
Sumber :Arsip.Dok DKI Jakarta Monumen Tekad Merdeka / Perjuangan Senen ini terletak dekat pintu masuk Stasiun Senen. Dibangun untuk mengenang berbagai peristiwa yang pernah terjadi di daerah Senen dan sekitarnya. Senen dan sekitarnya adalah daerah yang pernah menjadi lokasi pertempuran pejuang-pejuang Indonesia selama perjuangan fisik Jakarta, terutama setelah kapal-kapal perang Sekutu mendarat di Teluk Jakarta (29 September 1945). Monumen Perjuangan Senen melukiskan perjuangan massa revolusi fisik dengan mendapatkan dukungan dari segenap unsur masyarakat seperti rakyat, para pemuda dan pemudi, serta anak-anak. Para pemudi berada di garis belakang, dapur umum dan palang merah. Patung Monumen Perjuangan Senen bergaya realistis dengan teknik pembuatan beton cor bubut batu semen yang didatangkan dari daerah Sleman Jawa Tengah. Ukuran patung orang de...
Sumber :Arsip.Dok DKI Jakarta Untuk mengenang peristiwa Rapat Raksasa tersebut, didirikanlah Monumen IKADA. Monumen ini menggambarkan sosok lima pemuda, jumlah minimal yang dapat menggambarkan himpunan massa dengan sikap tekad, berani, optimistis, dengan memancangkan bendera Merah Putih. Monumen ini selesai dibangun pada 1 Februari 1988, peletakan batu pertamanya pada 19 September 1987, dan diresmikan pada 20 Mei 1988 oleh Gubernur DKI Jakarta, Wiyogo Atmodarminto. Gagasan pendirian monumen ini berasal dari Dewan Harian Daerah Angkatan 45, dan disambut baik ide itu oleh Gubernur DKI saat itu, R. Suprapto. Monumen IKADA dirancang oleh Sunaryo, seorang dosen ITB dan pematung terkenal. Patung tersebut dibuat dengan gaya modern dan saat menjadi Lapangan Pojok Timur Monas. Sumber :https://alatpenterjemahjakarta.wordpress.com/2015/02/13/1089/