|
|
|
|
Monumen Proklamator Soekarno - Hatta Tanggal 03 Jan 2019 oleh Roro . |
Sumber :Arsip.Dok DKI Jakarta
Monumen Soekarno-Hatta Jakarta terletak di Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta, beberapa puluh meter sebelum sampai di pertigaan Megaria. Meskipun sering melewati jalan itu, hampir setiap hari selama beberapa tahun saat masih bekerja di daerah Cikini, namun jauh setelah itu saya baru benar-benar menghentikan mobil dan parkir di pinggir jalan di depan monumen yang bersejarah ini.
Soekarno dan Mohammad Hatta, yang sempat terkenal dengan sebutan Dwitunggal Soekarno - Hatta, membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di rumah Soekarno yang lokasinya ada di dalam kompleks monumen. Soekarno kemudian diangkat menjadi Presiden pertama Republik Indonesia dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden pertama.
Kompleks dimana Monumen Soekarno – Hatta ini merupakan tempat yang sangat terbuka, dengan akses masuk lebar yang dilapisi keramik, tanpa pagar penutup sama sekali, saat itu. Dari tepi jalan hingga ke pinggiran area tengah jaraknya sekitar 25 meter, dan dari pinggir area hingga sampai ke depan patung Soekarno - Hatta jaraknya sekitar 25 meter lagi
Jalan masuk ke Monumen Soekarno – Hatta Jakarta Pusat ini cukup lega dan lebar, selebar 5 meter dengan keramik membentuk panah. Kondisinya masih dalam keadaan cukup baik. Tidak ada penjaga, dan tidak dipungut biaya untuk masuk ke dalam kompleks Monumen Soekarno – Hatta ini. Dari tempat saya berdiri sampai di patung itu jaraknya sekitar 50 meter.
Area sekitar Monumen Soekarno – Hatta Jakarta ini memang dibuat seperti layaknya taman kota atau ruang terbuka hijau yang rimbun dengan pepohonan dan tanaman bunga. Di pusat area taman kota inilah terdapat patung Soekarno – Hatta berdiri bersisian, sedikit berjauhan, dipisahkan oleh tengara peresmian dan tengara teks proklamasi.
Bangunan utama Monumen Soekarno – Hatta Jakarta adalah patung Soekarno yang berada di sebelah kiri memegang naskah proklamasi, dan patung Hatta di sebelah kanannya dengan kedua tangan melipat di balik punggung. Di belakang kedua patung terdapat pilar berjumlah 17 yang melambangkan tanggal dibacakannya naskah proklamasi.
Di kompleks Monumen Soekarno – Hatta Jakarta ini, di sebelah kanan patung proklamator, ada sebuah tugu peringatan berukuran kecil yang didirikan setahun setelah kemerdekaan untuk menghargai peran dari para pejuang wanita. Sayang karena areanya yang begitu terbuka, area terbuka di depan kedua patung sering menjadi ajang bermain anak-anak.
Prasasti yang terbuat dari bahan tembaga berisi teks proklamasi di Monumen Soekarno - Hatta Jakarta menggunakan sistem tahun kalender Jepang, yang sama dengan tahun Masehi 1945. Bentuk prasasti ini meniru kertas yang telah diremas hingga agak kusut. Di belakang kanan tampak sebagian anak yang tengah bermain-main di sekitar monumen
Prasasti yang berada diantara kedua patung dibuat untuk menandai peresmian Monumen Soekarno - Hatta yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada 16 Agustus 1980. Meskipun Soeharto yang menyingkirkan Soekarno dari kekuasaan, namun tampaknya ia masih berusaha menghormatinya, termasuk memberi nama Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Di dalam kompleks Monumen Soekarno - Hatta Jakarta juga Tugu Petir atau Tugu Proklamasi di tempat dimana teks proklamasi dibacakan, yang diresmikan pada 17 Agustus 1972. Pada Tugu Petir ada tengara yang berisi teks soal itu. Lokasi dimana Tugu Petir berada sebelumnya merupakan rumah Bung Karno, yang dihancurkan atas perintahnya sendiri.
Tulisan pada Tugu Petir di Monumen Soekarno - Hatta yang memakai ejaan lama, berbunyi "Disinilah dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta". Pembacaan teks proklamasi tentu saja hanya dibacakan oleh Soekarno, dan Hatta berdiri menyaksikan di sebelahnya.
Di sebelah kanan jalan masuk terdapat rumah jaga yang semula saya kira adalah sebuah museum di area Monumen Soekarno - Hatta. Akan lebih elok jika rumah ini digunakan sebagai museum dan cafe kecil dengan dek pandang ke arah monumen. Terakhir saya ke monumen ini adalah ketika ada bazaar makanan dan kami berjalan ke sana setelah menonton di bioskop Megaria.
Sumber :https://alatpenterjemahjakarta.wordpress.com/2015/02/13/1089/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |