Patung tersebut menggambarkan sosok Arjuna dan Batara Kresna yang tengah mengendarai kereta kuda. Patung Arjuna Wijaya sendiri memiliki pesan tersirat jika hukum yang harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Hal itu juga tergambar dari pertempuran Arjuna melawan Adipati, yang merupakan saudaranya sendiri.Patung yang dibuat pada 1989 silam ini memiliki panjang 15,8 meter. Sementara untuk tinggi patung kuda sekitar 1,87 meter dan fitur Arjuna setinggi 2 meter.Jika pertama kali dilihat, pasti kamu mengira ada lebih dari 10 ekor kuda. Namun, sebenarnya hanya ada 8 ekor saja, sementara sisanya merupakan bayangan.Kedelapan patung tersebut juga memiliki makna, yang berarti jika seorang pemimpin harus hidup berdasarkan delapan unsur penopang kehidupan. Delapan unsur itu juga sesuai dengan filsafat kepemimpinan 'Asta Barata'.Unsur pertama yaitu matahari atau surya yang bermakna pemimpin harus memberi semangat dan kehidupan bagi rakyat. Kemudian, ada bulan atau chandra yang berarti pemimpin harus mampu memberi penerangan, serta dapat membimbing rakyat yang berada dalam kegelapan.Selanjutnya, bumi atau pertiwi yang berarti bahwa pemimpin hendaknya memiliki watak jujur, teguh, dan murah hati. Lalu, angin atau bayu yang memiliki arti pemimpin harus dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabat.
Hujan atau indra, mengharuskan pemimpin berwibawa dan mampu mengayomi, serta memberi kehidupan. Unsur ketujuh ada samudera atau baruna yang menggambarkan hati pemimpin harus luas dan harus selalu menimbang sebelum memutuskan. Dan, terakhir unsur api atau agni berarti pemimpin harus menjadi contoh dan tauladan. Keseluruhan makna itu memiliki kedalaman rasa yang seharusnya direnungi oleh para pemimpin.Sosok di balik pencipta patung Arjuna Wijaya ternyata adalah Nyoman Nuarta. Seniman terkenal asal Bali yang juga menciptakan patung Garuda Wisnu Kencana, Monumen Jalesveva Jayamahe, dan Monumen Proklamasi Indonesia.Nyoman juga melengkapi patung dengan fogging agar memberikan kesan barisan kuda seolah berlari di atas awan. Sedangkan air mancur cascade dengan cipratan air memberikan efek kuda sedang berlari. Saat malam tiba, efek gerak ditimbulkan oleh paduan antara bayang-bayang kuda dan diperkuat oleh efek pencahayaan.
sumber :https://kumparan.com/@kumparantravel/memahami-makna-di-balik-megahnya-patung-arjuna-wijaya-27431110790543795
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja