tahun baru
369 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Prasasti Dawangsari
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prasasti Dawangsari merupakan  utpala pra Å›asti  yang terbuat dari batu andesit dengan tinggi 68,5 cm, lebar 34 cm, dan tebal 13 cm. Prasasti ini tidak berangka tahun dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno sebanyak 23 baris. Bentuk Sloka terdiri atas 9 bait. Setiap bait terdiri atas 4 baris dan jumlah suku kata dalam satu baris ada 8 buah, jadi bermetrum  anustubh.  Secara keseluruhan, aksara masih jelas kecuali pada baris 16, 17, 18, dan 19 ada beberapa aksara yang kabur. Hurufnya bulat dan miring ke kanan besarnya tidak sama yang digolongkan ke dalam aksara Kawi Awal.   Prasasti ini ditemukan pada 16 November 1979 oleh Pak Wongsorejo ketika hendak mengolah tanahnya di Dukuh Dawangsari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasasti Dawangsari kini disimpan di Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta dengan nomor inventaris BG 355.   Se...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Prasasti Huwung
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prasasti Huwung berangka tahun 744 Saka (822 M) dan bertuliskan bahasa Jawa Kuno. Prasasti yang terpahat dalam sebuah batu ini ditemukan di daerah Nanggulan, sebelah barat Kota Yogyakarta, dan sekarang menjadi koleksi Museum Nasional dengan No. Inventaris D.19.   Prasasti ini menyebutkan tentang Sang Watu Walai memberi perintah agar Desa Huwung dijadikan  sima .  ***  

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Prasasti Lintakan
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prasasti Lintakan bertarikh 841 Çaka atau bertepatan dengan 12 Juli 919 M dengan memakai aksara dan berbahasa Jawa Kuno. Prasasti Lintakan dipahatkan pada tiga buah lempeng tembaga masing-masing berukuran 55,5 x 24 cm dengan ketebalan 0,3 cm. Bagian atas terdapat lubang kecil, dan bertuliskan di satu sisi masing-masing berisi 17, 20 dan 22 baris.   Prasast ini berasal dari daerah Yogyakarta. Dulunya, prasasti ini dimiliki oleh Pangeran Ngabehi di Yogyakarta lalu diberikan kepada  Batavia Society  pada tahun 1856, dan sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris  E13a dan c. Prasasti ini pernah diterbitkan oleh Cohen Stuart dalam KO I, 1875: 1-6. Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1995: 51. Sarkar menerbitkan dalamnya Corpus vol. II, 1972: 162-182. Boechari bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 46-52. Prasasti Lintakan berisi tentang peresmian daerah perdikan di Kasugihan, Lintakan, Tunah...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Prasasti Pangumulan
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prasasti Pangumulan ditulis pada tanggal 26 Poça 824 Çaka atau 27 Desember 902 M. Prasasti Pangumulan A dan B terdiri dari tiga lempeng tembaga. Lempeng pertama berukuran 44,3 cm x 18 cm, ditulis pada satu sisi yang berjumlah 16 baris. Lempeng kedua yang berukuran 44 cm x 18,5 cm pun hanya ditulis pada satu sisinya yang berjumlah 18 baris. Lempeng ketiga berukuran 44,5 cm x 18,5 cm, ditulis pada kedua sisinya, sisi A berjumlah 20 baris dan sisi B berjumlah 13 baris. Sisi B terbagi atas dua bagian, baris pertama sampai pertengahan baris ke-8 merupakan sambungan dari lempeng pertama dan kedua yang berasal dari tahun 824 Çaka. Mulai pertengahan baris ke-8 sampai baris ke-13 memuat peristiwa dari tahun 825 Çaka.   Prasasti ini ditemukan di Desa Kembang Arum, Kecamatan Klegung, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasasti ini berisi tentang penetapan status sima bagi Desa Panggumulan di wilayah Puluwati (sekarang Puluwatu termas...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Prasasti Wukajana
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prasasti Wukajana tidak berangka tahun. Dalam prasasti ini dituliskan beberapa barang niaga:   II.A (9)  … tamwaga prakara kawah 1 dyun 1 daÅ‹ 1 buri panliwêttan 1 tarai 1 papañnjutan  (10)  1 saragi inuman 3 wsi-wsi prakara waduÅ‹ 1 patuk patuk 1 twak 1 tampilan 1 kris 1 lukai 1 kampi  (11)  t 1 tatah 1 jara 1 gurumbhagi 1 pamajha 1 nakhaccheda 1 gulumi 1 siku siku 1 lingis 4 landuk 1  (= barang-barang dari tembaga [berupa] 1 cerek, 1 periuk, 1 dandaÅ‹, 1 buri (bejana), 1  panliwêttan,  1 talam, 1 pelita, seperangkat cepuk. Barang-barang dari perunggu (berupa) seperangkat gamelan, 1 baki, 3 perangkat tempat minuman. Barang-barang dari besi [berupa] 1 kapak, 1 beliung, 1 pedang, 1  tampilan , 1 keris, 1 sabit, 1  kampit , 1 tatah, 1 bor, 1 pisau, 1 ketam, 1 alat pemotong kuku, 1 sekop kecil, 1 siku-siku, 4 linggis, 1 parang).   Sekarang prasasti...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Candi Abang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Candi Abang terletak di Dusun Candiabang, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bentuk candi ini sudah tidak utuh lagi, dan tertutup oleh tanah dan rerumputan sehinggu nampak seperti bukit. Dari bukit ini, kita dapat memandang Kota Yogyakarta dan sekitarnya.   Candi yang mirip piramida ini terbuat dari batu bata merah, bukan terbuat dari batu andesit yang biasa untuk pembuatan candi di Jawa Tengah maupun Yogyakarta. Karena terbuat dari batu bata merah, maka candi ini lebih dikenal sebagai Candi Abang.  Abang  merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang bermakna merah. Dari sejumlah temuan hasil ekskavasi pada tahun 2002, diperkirakan candi merupakan peninggalan Hindu, dan dibangun pada abad 9 dan 10 semasa Kerajaan Mataram Kuna.   Bentuk candi ini berdenah segi empat dengan ukuran 36 m x 34 m, yang sekarang ditumbuhi rerumputan sehingga dari kejauhan tampak seperti sebuah b...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Candi Sambisasri
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Candi Sambisasri terletak di Dukuh Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis terletak pada 07° 45’ 48.13” LS dan 110° 26’ 46.43” BT. Candi Sambisari pertama kali ditemukan pada bulan Juli 1966, yakni ketika seorang petani yang sedang mencangkul sawahnya, tiba-tiba terbentur mengenai sebuah bagian batu candi yang berukir. Setelah melalui penelitian ternyata temuan tanpa sengaja tersebut merupakan bagian kecil dari sebuah gugusan candi yang terpendam hingga kedalaman 6,5 meter di dalam tanah yang merupakan endapan lahar vulkanik dari gunung Merapi.   Pada bulan September 1966 untuk pertama kalinya dilakukan kegiatan penelitian sistematis berupa ekskavasi arkeologis yang dilaksanakan oleh Kantor Cabang I Lembaga Peninggalan Purbakala Nasional di Prambanan dengan dibantu oleh para mahasiswa Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tahun 1975 hin...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Candi Sari
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Candi Sari terletak di sebelah timur laut Candi Kalasan. Secara adminstratif candi bercorak Buddha ini berada di Dusun Bendan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis berada di 7⁰ 45' 42.52" LS dan 110⁰ 28' 22.89" BT.   Candi ini dibangun sekitar abad 8 Masehi yakni hampir bersamaan dengan  Candi Kalasan . Hal ini lebih didasarkan pada kesamaan pola hias serta keberadaan  bajralepa . Candi Sari merupakan salah satu candi yang unik dari sisi arsitektur yakni menampakkan bangunan bertingkat. Bangunan candi bertingkat yang lain adalah  Candi Plaosan  di Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Candi Sari pada saat pertama kali ditemukan dalam kondisi rusak, meski seluruh bangunan tidak menampakkan roboh yakni sesuai gambaran dari H.N. Sieburg di tahun 1840.   Di tahun 1929/1930 Candi Sari untuk pertama kalinya dipugar meski dalam kondis...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Aji Saka
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Daerah Istimewa Yogyakarta

Cerita Mytos (sejarah legendaris) mulai dengan kedatangan Ajisaka dari Arab ke tanah Jawa (Mendang Kamulan). Kemudian kematian Dewatacengkar oleh Ajisakayang mengantikannya sebagai raja di Mendhang Kamulan bergelar Prabu Jaka. Teks berahir dengan peperangan para Adipati Bang Wetan (Pesisir Timur) melawan Prabu Banjarsari di Galuh. Menurut kolofon pada h.1r dan 144v, salinan naskah ini dimulai senin pon, 23 besar, Be 1800, “Musna Nir Esti Raja” (=4 Maret 1872) dan selesai jumat wage, 10 SAPAR, Wuwu 1802 (seharusnya 1801) (= 19 april 1872). Untuk cerita yang sama lihat juga pretelan II:90-97. Pupuh 2-46 Pada h.144 terdapat catatan tambahan yang berbunyi “Kagungan Dalem Pangeran Harja.” Dibawahnya terdapat cap yang tidak terbaca. Sebuah ringkasan naskah ini telah dibuat oleh M. Simone Moendisoera pada tahun 1940, beserta daftar gatra-gatra pertama dari tiap pupuh, sebanyak 10 halaman.

avatar
Arum Tunjung