Sambal Kencur Hijau Dilihat dari namanya, keunikan sambal asli Betawi ini tentu ada pada penggunaan kencur yang membuat cita rasa sambal menjadi terasa hangat. Mirip seperti sambal lado hijau asal Padang, sambal kencur hijau juga terbuat dari cabe rawit dan tomat berwarna hijau. http://mahligai-indonesia.com/ragam-kuliner/sejarah-sambal-khas-nusantara-4458
Dahulu kala ada seorang janda yang sudah tua lagi pula sangat miskin. Dia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Ceceng. Janda tua tersebut tinggal di sebuah gubug yang sudah tua dan reot yang didirikan di atas tanah yang disewanya dari seorang Tuan tanah yang terkenal kikirnya. Setiap hari sebelum subuh mereka yaitu emak Ceceng dan si Ceceng sudah berangkat ke hutan mencari kayu bakar. Setelah kayu bakar tersebut terkumpul, sebagian besar dijual ke pasar sedangkan sebagian kecil ditinggal di rumah untuk persediaan sendiri. Emak si Ceceng pulang dahulu ke rumah sedangkan si Ceceng ke pasar untuk menjual kayu bakar tersebut. Hasil penjualan kayu itu dibelikan beras dan lauk pauk sedangkan sisanya ditabung yang nantinya dibayarkan kepada tuan tanah sebagai sewa tanah. Hari itu udara sangat dingin, sebab semalaman hujan turun terus menerus. Si Ceceng berangkat ke hutan seperti biasanya untuk mencari kayu. Sedangkan emaknya karena baru tidak enak badan, dia tinggal di ruma...
Hari sudah jadi malam. Pada waktu itu sudah bulan Mei dan udara sangat gelap. Lonceng dikota Betawi telah bunyi sembilan kali, hal ini adalah suatu tanda pintu-pintu benteng dari kota itu mesti ditutup. Kemudian sebagaimana biasa kunci-kuncinya diserahkan pada Gouverneur Generaal. Di dalam gelap gulita itu, dua orang Eropa keluar dari istananya Tuan Besar, dimana ia telah berdiam lama. Maksudnya dia mau buru-buru pulang kerumahnya masing-masing yang ada diluar kota Betawi, yaitu dalam bilangannya kota baru, sebab kalau tidak begitu dia tentu tidak bisa keluar dari benteng-benteng itu, kota yang sedikit itu saat kemudian telah ditutup. Diluar benteng itu, dua orang itu lantas menyeberang ditanah lapangan, dan dia terus melewati suatu jembatan yang telah dijaga oleh satuan soldadu. Biasanya apabila sudah pukul sembilan malam, orang-orang dilarang untuk jalan dijembatan itu. Tetapi pada waktu itu suatu soldadu pengawal sedang mengawasi kedua orang itu dan nyata soldadu itu sudah me...
"Ma Kesen, anak kau si Kesen semakin lama semakin jahat, Semalam tatkala aku berjalan ronda, aku melihat anak itu mencuri kelapa dipekarangan Pak Djiun. Tempo itu cuma kutempeleng dan kuusir ia pulang, sebab ia masih muda. Lagi pula kasihan, jikalau sekali lagi si Kesen mencuri, tentu kutangkep ia dan bawah ke rumah Cutak, supaya anak itu dikirim ke polisie Rol". Demikian suatu hari, kurang lebih5 tahun lamanya, ada seorang pencalang Nomo kasih nasehat pada seorang perempuan tua di kampung Rawabokor (Tangerang), orang ini bernama Ma Kesen, karena anaknya perempuan tua ini si Kesen namanya, seringkali mencuri di kampung itu. "Apa kau tidak bisa ngajar baik pada anak itu". Kata pencalang Nomo. "Bukankah kau nanti dapat susah, jikalau si Kesen dihukum? Sekarang engkau tidak ada laki dan tidak ada anak lain, siapakah nanti piara kau dihari tua?" "Saya tidak bisa bikin sesuatu apa, pak pencalang Nomo menyahut Ma Kesen. "Sering saya kasih ingat pada anak itu, tetapi selamanya ia tidak...
Pada kurang lebih tahun 1840-an di sebuah warung yang terletak di Meester Cornelis seorang nyonya Cina bernama Oeji Kim Nio duduk menyulam sepasang kasut sambil menantikan kedatangan kekasihnya yang bernama Tan Atjong. Nyonya Kim sebenarnya adalah istri dari Li Asam, akan tetapi ia telah bermain api dengan lelaki lain. Selagi nyonya Kim menanti-nanti kekasihnya tiba-tiba ia telah dipeluk dari belakang, sehingga sangat terkejut. Tetapi betapa gembiranya sesudah ia tahu bahwa yang memeluknya adalah Atjong yang telah masuk dari pintu belakang. Perbuatan durhaka kedua orang itu sudah sering diintip oleh Li Koe Nyan, anak Li Asam dengan istrinya yang pertama yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Li Asam sama sekali tidak mengetahui bahwa istrinya yang diharapkan dapat menemaninya dengan setia sampai akhir hayatnya telah berlaku serong. Ia sama sekali tidak menduga bahwa Tan Atjong yang telah berbuat baik dengan meminjami uang untuk mencukupi kebutuhan warungnya telah berlaku...
Sesudah peristiwa perkawinan adiknya, kehidupan pak Sailun yang semula lumayan, makin lama makin buruk. Pinjaman uangnya tidak bisa terbayar, bahkan semakin bertambah, hingga ia khawatir, kalau-kalau sawahnya yang tinggal satu petak dibeslah oleh orang yang mempunyai piutang. Oleh sebab itulah pak Sailun akhirnya menuruti anjuran Mandon Akhir, temannya sejak kecil, walau untuk mencari pekerjaan di kota. Saida ke Betawi mengadu nasib, pak Sailun terbebas dari belenggu hutang setelah menerima uang 10 ringgit dari Mandor Akhir. Pak Sailun mengantarkan anaknya ke stasiun Kalideres. Di sana telah menunggu, si Karut, suruhan Mandor Akhir yang diberi tugas menjemput dan membawa Saida ke Betawi, langsung mengantarkannya ke rumah tuan Brahami. Baru saja satu malam Saida tinggal di rumah Brahami, malam itu juga sudah terjadi peristiwa yang tak terduga sama sekali. Saida diperkosa oleh Brahami dengan cara membuatnya mabuk terlebih dahulu. Obat pemabuknya dicampurkan dalam segelas kopi....
Gouw Wi Wean yang kurus karena berpenyakitan bertambah kesal hatinya jika memikirkan penghasilannya sebagai kuli pada bengkel Droogdok Maatschappij di Ancol. Ia tinggal bersama keluarganya di Gang Lonceng Encim Soei istrinya dan Gouw Hian Nio anak gadisnya, yang terdidik menurut adat asli Tionghoa sehingga tingkah lakunya tidak seperti kebanyakan gadis-gadis lain. Lagi pula Hian Nio berparas sangat elok, bertabiat baik. Meskipun Wi Woen hanya bekerja sebagai tukang besi yang mendapat upah harian, tambahan pula ia sering sakit-sakit yang mengakibatkan acapkali kekurangan uang atau hidup penuh kemiskinan, akan tetapi adatnya tinggi sekali, wataknya terpuji. Ia benci kepada perbuatan jahat, memandang sesama manusia semua rata, tidak peduli hartawan, miskin, berderajat rendah, tinggi dan sebagainya serta suka akan perbuatan yang baik. Pada suatu hari Wi Woen merasa kesal sekali. Sudah dua hari tidak masuk bekerja karena sakit. Baru saja ia akan berangkat bekerja hujan turun deng...
Hasan anak Tabrani. Emak Hasan bernama Zainab. Mereka tinggal di Kramatjati, hidup miskin. Waktu Hasan berumur 3 tahun, emaknya meninggal. Hasan kemudian ikut neneknya, Ibu Tabrani. Umur 5 tahun Hasan kembali ke bapanya, yang sudah kawin lagi. Emak tirinya memperlakukan Hasan semaunya, suka memukul. Tatkala umur 10 tahun Hasan bertanya kepada bapanya: Siapa sebenarnya ibu kandungnya. Jawab ayahnya, ibu Hasan telah meninggal. Semula emaknya itu berasal dari Mampang. "Engkong dan nenekmu masih ada di Mampang. Engkongmu namanya Bisri dan onangmu Saonah." Dua hari kemudian Hasan pergi meninggalkan rumah menuju Mampang, rumah kakek dan neneknya. Di Mampang ia tinggal bersama engkong dan onangnya. Penghidupan Pak Bisri (engkong Hasan) mengerjakan tanahnya yang hanya 2 petak dan punya seekor lembu. Setelah Hasan dewasa ia sadar bahwa kehidupan orang-orang yang tinggal di daerah Mampang itu ditindas oleh tuan tanah bangsa Cina bernama Lie Ceng Hun, yang senantiasa menarik pungutan s...
Abon Peda Cilincing (s umber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)