Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat DKI Jakarta DKI Jakarta
Nasib Saida dan Dendam Katinah
- 27 Desember 2018

Sesudah peristiwa perkawinan adiknya, kehidupan pak Sailun yang semula lumayan, makin lama makin buruk. Pinjaman uangnya tidak bisa terbayar, bahkan semakin bertambah, hingga ia khawatir, kalau-kalau sawahnya yang tinggal satu petak dibeslah oleh orang yang mempunyai piutang. Oleh sebab itulah pak Sailun akhirnya menuruti anjuran Mandon Akhir, temannya sejak kecil, walau untuk mencari pekerjaan di kota.

Saida ke Betawi mengadu nasib, pak Sailun terbebas dari belenggu hutang setelah menerima uang 10 ringgit dari Mandor Akhir. Pak Sailun mengantarkan anaknya ke stasiun Kalideres. Di sana telah menunggu, si Karut, suruhan Mandor Akhir yang diberi tugas menjemput dan membawa Saida ke Betawi, langsung mengantarkannya ke rumah tuan Brahami.

Baru saja satu malam Saida tinggal di rumah Brahami, malam itu juga sudah terjadi peristiwa yang tak terduga sama sekali. Saida diperkosa oleh Brahami dengan cara membuatnya mabuk terlebih dahulu. Obat pemabuknya dicampurkan dalam segelas kopi.

Pagi harinya setelah ia bangun dan sadar apa yang telah terjadi atas dirinya, perasaan malu, sedih dan menyesal bercampur baur menjadi satu mengganggu pikiran Saida, akhirnya ia jatuh sakit demam panas. Betapa sedih dan malunya, padahal ketika ia berangkat, menanggapi pesan emaknya, Saida telah berjanji akan benar-benar menjaga diri agar ia tetap suci. Tetapi ternyata apa hendak dikata.

Katinah, istri si Karut dan bekas gundik Brahami yang masih tinggal serumah, mencoba membujuk Saida dengan perkataan lemah lembut agar supaya menerima keadaan dan perlakuan itu dengan penyerahan saja. Sebab dengan demikian apa yang diinginkan pasti akan segera terlaksana, karena dengan cepat pula akan mendapat uang banyak. Katinah juga memberi nasehat, bahwa tak ada gunanya melawan orang Belanda. Mereka kaya dan berkuasa, sehingga meskipun kita berada di pihak yang benar, tetapi tidak mungkin kita akan menang perkara melawan mereka. Belanda itu pintar, lagi licik dan banyak uang. Sehingga hamba-hamba wet, polisi-polisi, selalu akan memihak kepada Belanda.

Setelah nyata kepada Saida, bahwa mustahil ia untuk melawan tuan Brahami melalui saluran hukum, maka ia bersikap keras dan bertekad hendak melarikan diri. Ketetapan hatinya ialah hendak minta pertolongan kepada Mandor Akhir. Katinah yang sudah barang tentu dapat merasakan betapa penderitaan Saida waktu itu, akhirnya secara sembunyi-sembunyi mengantarkan Saida ke rumah Mandor Akhir.

Dalam pada itu, menyaksikan derita yang dialami oleh Saida serta teringat akan nasib dirinya sendiri, timbullah perasaan dendam dalam hati Katinah terhadap Brahami. Ia lalu berusaha keras membangkitkan perasaan cemburu dalam hati si Karut terhadap Brahami dengan tujuan supaya si Karut mau membutuhkannya. Darah si Karut mendidih juga setelah mengerti bahwa dirinya selalu ditipu oleh Brahami. Setiap kali pada waktu malam hari ia disuruh pergi keluar rumah oleh majikannya yang bermaksud hendak meniduri istrinya.

Ketika Brahami mengetahui bahwa Saida telah melarikan diri, serta merta ia menuduh Katinah dan si Karut telah bersekongkol, terlebih-lebih karena pada waktu itu si Karut tidak ada di rumah. Karena marahnya sudah meluap, Katinahlah yang menjadi korban. Katinah disiksa dengan cambuk dan tampar. Tiba-tiba si Karut datang. Melihat istrinya disiksa, pada saat itu bulatlah tekadnya hendak melaksanakan niatnya membunuh Brahami dengan sebilah arit. Tetapi ternyata lacur, karena ia kalah gesit dan waspada dari tuan Brahami. Akhirnya dialah yang dijadikan bulan-bulanan, dipukul dengan sebatang tongkat hingga babak belur. Karut luka parah sehingga terpaksa dirawat di rumah sakit.

Sementara itu Mando Akhir beserta istri tidak henti-hentinya dan tidak jemu-jemunya membujuk Saida agar supaya mau kembali ke rumah tuan Brahami. Dan berkat kelihaian kedua suami istri tersebut hati Saida menjadi lemah juga akhirnya.

Setelah usahanya membujuk Saida berhasil, Mandor Akhir lalu pergi menemui Brahami di rumahnya. Disitupun Mandor Akhir memanfaatkan keuletan lidahnya, membujuk-bujuk tuan Brahami agar supaya bersedia menerima kembali kedatangan Saida dengan baik-baik dan kelak memperlakukannya secara layak.

Secara kebetulan Mandor Akhir memang sudah lama menjadi orang kepercayaan tuan Brahami, dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Oleh sebab itu, kali inipun nasehat-nasehat Mandor Akhir perihal perlunya dan tepatnya tuan Brahami memelihara Saida dengan layak, dapat diterima dengan baik.

Saida kembali ke rumah tuan Brahami dan diterima dengan segala senang hati dan baik-baik serta dengan sambutan-sambutan tertentu sesuai dengan nasehat Mandor Akhir.

 

 

Sumber : Cerita Rakyat Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana