Upacara Adat Tulude merupakan rangkaian gelar budaya masyarakat adat Sangihe dengan menampilkan tari-tarian dan musik tradisionil. Upacara ini untuk mensyukuri berkat Tuhan dan memohon pengampunan dosa sebagai bekal hidup ditahun yang baru. Dan juga sebagai wadah persatuan dan kesatuan masyarakat etnis Sangihe Talaud yang mengandung nilai keagamaan dan nilai adat istiadat yang positif. Upacara Adat Tulude ini dilaksanakan bersamaan dengan Perayaan Hari Ulang Tahun Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe pada setiap tanggal 31 Januari. Selain itu Upacara Adat Tulude juga merupakan ajang pelestarian seni dan budaya daerah yang memiliki ciri khas etnis Sangihe. Upacara Adat Tulude ditandai dengan Pemotongan Kue Adat Sangihe yaitu kue “TAMO“
Di Banjar Pohgending, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Tabanan terdapat tradisi yang bernama ” Siat Sambuk “. Siat Sambuk (Perang Serabut Kelapa) biasanya dilaksanakan sehari sebelum hari raya Nyepi yaitu tepat pada hari pangrupukan sebelum matahari tenggelam (sandikala). Dijelaskan, sejak tahun 1995, ritual Siat Sambuk menerapkan strategi perang modern. Dalam Tradisi Siat Sambuk ini, ada pasukan ‘Serbu’ yang tugasnya khusus melempar lawan dan ada pula pasukan ‘Logistik’ yang tugasnya membawa sambuk membara untuk dijadikan senjata oleh pasukan ‘Serbu’. Pasukan siat sambuk biasanya di bagi 2(dua) yaitu Wong Kaja (kelompok utara) maupun Wong Kelod (kelompok selatan). Kedua kelompok ini sama-sama telah menyiapkan amunisi berupa tumpukan sambuk berisi bara api. Muda-mudi akan saling melempar sambuk yang sebelumnya sudah dibakar diiringi dengan gambelan Bale Ganjur yang semakin membakar semangat. Uniknya, tak ada yang pernah terluka ataupun terbakar dalam ritual tersebut. Selain untuk m...
Tradisi Sarin Taun yang sudah berlangsung sejak jaman dulu di Pura Ulunsuwi Candikuning yang berlokasi di Banjar Gunung Sari, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan. Tradisi Sarin Taun merupakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil pertanian yang telah diberikan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berlangsung setiap 3 (tiga) tahun sekali, untuk menggelar upacara Sarin Taun ini, masyarakat pada desa jatiluwih harus melalui piodalan alit dua kali, kemudian piodalan ageng satu kali, dilanjutkan piodalan alit dua kali lagi, kemudian baru ngaturan Sarin Taun ini. Tradisi Sarin Taun ini memang rutin dilaksanakan di Pura Ulunsuwi Candikuning oleh krama Subak Jatiluwih Tempek Gunung Sari. Ketika melakukan upacara Sarin Taun, maka masing-masing anggota subak membawa Dewa Nini yang sudah dirias cantik. Dewa Nini sendiri merupakan ikatan padi yang dibuat para petani usai panen padi Bali, yang kemudian diletakkan pada Lumbung padi yang ada di masing-masing rumah masyarakat.
Beberapa sebutan/nama untuk merujuk pada tarian joged yang tedapat di Banjar Suda Kanginan seperti : Joged Duwe: tarian ini berkait langsung dengan ritual keagamaan, dominan pada ritual sakral upacara piodalan yang dilaksanakan di banjar Suda Kanginan, dan pura-pura yang memiliki paiketan/kaitan dengan Ida Bhatara/i yang malingga di Sudha Kanginan. Joged Pingitan: tarian joged ini tidak seperti joged lain pada umumnya yang dipentaskan secar profan untuk hiburan dan bisa di ibingi oleh khalayak umum. Joged jenis ini memang dipingit, dan hanya dipentaskan pada acara-acar ritual magis tertentu saja dan pengibingnyapun adalah para sutri yang telah memiliki ayahan untuk hal tersebut. Joged Klasik: sebutan yang diberkan oleh orang-orang ”modern”, seperti kalangan seniman/akademisi, yang menurutnya bisa diklasifikasikan/ dikategorikan sebagai seni atau tarian klasik. Menurut penuturan para tetua banjar Suda Kanginan, bahwa joged Duwe telah diketahui ada sejak tahun 1920-an, atau bah...
Tradisi Tektekan di desa kerambitan tabanan diselenggarakan pada sasih kesanga yang dimana latar Belakang dari “Sasih Kesanga” merupakan sasih transisi, sasih yang dipandang oleh masyarakat bali merupakan sasih yang wayah dan kurang baik untuk padewasaan. Pada periode sasih kapitu, kawulu, dan kasanga biasanya masyarakat kebanyakan sudah mulai mengadakan parerebuan (penetralisir) dimasing-masing kahyangan desa tepatnya pada tilemnya. Pada sasih kesanga ini pula ditandai dengan mulainya binatang seperti anjing melakukan masa birahinya, setiap malam mulai berkumpul pada persimpangan jalan dengan suara yang melolong-lolong, berkelahi merebut betinanya. ltulah salah satu ciri bahwa sasih kesanga dikatakan sasih wayah, sehingga pada tilem kesanga (pangerupukan), pada masing-masing desa adat mengadakan upacara caru yang disebut Tawur Kasanga. Sudah menjadi tradisi yang tumbuh dan berkelanjutan untuk menetralisir kekuatan-kekuatan negatif (bhuta kala), dengan cara ” N e k t e k”, yang biasa...
Omed-omedan dalam bahasa Indonesia berarti tarik-menarik. Acara omed-omedan biasanya digelar sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi. Salah satu desa yang masih menyelenggarakan acara ini adalah Desa Sesetan, Denpasar, Bali. Para anak muda berusia 17-30 tahun di desa ini yang belum menikah akan turut berpartisipasi dalam acara omed-omedan. Omed-omedan, saling kedengin, saling gelutin. Diman-diman... Omed-omedan, besik ngelutin, ne len ngedengin. Diman-diman... Begitulah penggalan lirik lagu yang dinyanyikan para pemuda dan pemudi Desa Sesetan. Gelut berarti saling berpelukan, diman diartikan sebagai mengungkapkan rasa kasih sayang dengan ciuman, siam yang berarti siram, dan kedengin yang berarti tarik menarik. Ya, inti dari acara omed-omedan ini adalah peluk, cium, siram lalu tarik! Begitu terus, berulang sampai semua pemuda dan pemudi Desa Sesetan mendapatkan giliran. Tradisi Omed-omedan ini bertujuan untuk memperkuat rasa Asah, Asih, dan Asuh antar warga, khususnya warga Banja...
Drumblek adalah drumben tradisional yang berasal dari Kota Salatiga. Kesenian ini dipelopori oleh seorang seniman bernama Didik Subiantoro Masruri akibat keterbatasan biaya untuk membeli alat musik drumben dalam rangka memeriahkan acara Hari Ulang Tahun ke-41 Republik Indonesia pada 1986. Setidaknya hingga tahun 2020, drumblek rutin ditampilkan dalam berbagai acara festival kesenian Kota Salatiga. Asal-usul Menurut Supangkat, drumblek memang bisa dikatakan sebagai salah satu jenis kesenian baru, tetapi cikal bakal dari kesenian drumblek sebenarnya adalah klothekan yang sudah tergolong sebagai budaya lokal dan sudah lama ada dalam masyarakat Jawa. Drumblek dapat digolongkan sebagai seni budaya asli yang berasal dari Salatiga apabila kehadirannya dikatakan sebagai “penyempurnaan” dari budaya klothekan yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Kesenian drumblek pertama kali muncul tahun 1986 di Desa Pancuran, Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga den...
Godok Godok Olie Bollen Batak Tahun baru di rumah saja, kebetulan hujan terus, hal yang dapat di lakukan ketika hujan adalah membiarkan hujan ...selengkapnya Cocinero Michael Turnip Cocinero Michael Turnip Jakarta Selatan Bahan-bahan 250 gram tepung terigu 250 ml susu cair 1 sendok makan fermipan 1 sendok teh garam 1 butir telur ayam secukupnya minyak untuk menggoreng Langkah Siapkan tepung terigu dalam wadah, lalu tambahkan telur ayam, fermipan dan garam, kemudian masukan susu cair. lalu aduk rata sampai semua bahan tercampur rata. Godok Godok Olie Bollen Batak langkah memasak 1 foto Godok Godok Olie Bollen Batak langkah memasak 1 foto Godok Godok Olie Bollen Batak langkah memasak 1 foto Kemudian tutup adonan dengan kain lap bersih atau dengan plastik foil lalu sisihkan diamkan selama 40 menit agar adonan mengembang. Godok Godok Olie Bollen Batak langkah memasak 2 foto Setelah adonan mengembang kemudian aduk kembali dan goreng sampai berubah warna dan matang, gunakan sendok makan...
Daun ubi tumbuk rencah kepah tantanganakhirtahun#masakditahunbaru Wina Arsal Masari Wina Arsal Masari Medan Bahan-bahan 2 ikat daun ubi secukupnya Kepah 50 gr rimbang /cempokak 2 bh kencong / kecombrang 900 ml santan Garam Bubuk kaldu Sedikit Minyak Bumbu halus: 3 siung bawang merah 3 siung bawang putih Seruas jahe Seruas kunyit 5 bh Cabe rawit Langkah Cuci daun ubi lalu tumbuk bersama rimbang dan kencung sisihkan Tumis bumbu yang sudah dihaluskan tunggu hingga harum Lalu Masukkan santan ke dalam bumbu tumis tunggu sampai mendidih Kemudian masukan daun yang sudah di tumbuk berikan garam / bubuk kaldu masukan kepah tunggu hingga masak Angkat dan sajikan