Bahan-bahan: gude 1 kg kelapa setengah tua 3 butir Bumbu-bumbu: daun salam 2 lbr laos 2 ptg brambang 10 buah bawang 5 siung garam 1 sdt gula 1/4 kg Cara Membuat: Gude direndam semalam lalu dicuci bersih. Kelapa setengah tua diparut lalu dicampur dengan gude dan di-remas-remas sampai keluar santannya. Adonan bumbu-bumbu yang sudah halus dicampurkan dan diberi gula, diaduk sampai rata. Dibungkusi daun pisang lalu direbus sampai masak dan kalau sudah dingin dan kekal baru dimakan. RM/Toko yang Menyediakan : Rumah Makan Yogya Rumah Makan Alamat: Jl. Tebet Barat Dalam VII No.27, RT.9/RW.6, Tebet Bar., Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12870 Telepon: (021) 8292519 Sumber : Buku Mustika Rasa Sukarno
Grebeg Maulud merupakan upacara tradisi peninggalan Kerajaan Demak untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini memiliki beberapa agenda yang ditutup dengan pengarakan “gunungan” dari Keraton Yogyakarta ke halaman Masjid Agung, untuk dibagikan kepada pengunjung yang sudah menunggu sejak semalaman. Hampir semua orang Jogja tentu sudah tidak asing dengan istilah grebeg. Kata grebegsendiri berasal dari Bahasa Jawa ‘Gembrebeg’ yakni suara keras yang timbul ketika Sultan keluar dari keraton untuk memberikan “gunungan” kepada masyarakatnya. Gunungan merupakan tumpukan hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan dan makanan tradisional, dikawal oleh pasukan keraton dengan bunyi teriakan yang bersahut-sahutan serta diiringi suara tembakan. Seiring perjalanan waktu, nama gembrebeg berubah menjadi grebeg. source : blog.alfarish.com Dalam satu tahun Kalender Jawa, setidaknya terdapat 3...
Bahan: Kelapa setengah tua Kelapa muda Gula Pasir Esens Frambus Tepung beras Cara: Campurkan perutan kelapa setengah tua dan parutan kela[a muda. Masak dengan gula pasir dan tambahkan esens frambus dan aduk rata, masak hingga air mengering. bentuk serasi dan gulingkan di atas tepung sangrai RM/Toko yang Menyediakan : Rumah Makan Nusa Indah Restoran Alamat: Jl. KH. Ahmad Dahlan Kby. No.33, RT.3/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130 Telepon: (021) 7398883 https://books.google.co.id/books?id=An4g2gvsdkgC&pg=PA94&lpg=PA94&dq=resep+aik+sepang&source=bl&ots=J0lg_OpM8i&sig=KIO40Q-_GvR21TFiFNcqUqB7QcA&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiS3f3soObZAhXMQI8KHWD5A4gQ6AEINTAF#v=onepage&q=resep%20aik%20sepang&f=false
Slondok renteng merupakan makanan tradisional dengan bahan baku utama berupa singkong. Makanan ini dapat dijumpai di sekitar objek wisata Taman Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Makanan ini sudah ada sejak tahung 1960an, namun sempat meredup dan baru bangkit kembali sekitar tahun 2010. Rasa dari makanan ini gurih dan memiliki tekstur renyah. Sangat cocok untuk cemilan keluarga. Proses pembuatannya memakan waktu selama dua hari. Bahan baku singkong dibersihkan, dikukus sampai matang, kemudian dimasukkan ke mesin penggilingan. Singkong tersebut dibumbui dengan bawang putih serta garam. Tidak memakai tepung atau tambahan penyedap rasa. Kemudian, dijemur sampai terlihat agak kering, setelah itu dipelintir sampai membentuk bulatan lingkaran. Lalu digoreng dan dikemas.
Siwur adalah salah satu alat dapur yang berfungsi untuk mengambil air dari gentong atau tempat penampungan air lainnya. Siwur sama dengan gayung dalam bahasa Indonesia. Siwur biasanya dibuat dari bahan tempurung kelapa yang diberi pegangan bambu. Tempurung kelapa yang digunakan setidaknya separuh lebih. Di salah satu bagian atas berlubang. Lalu pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat untuk memasukkan dan mengikatkan bambu pegangan. Bentuknya memang sangat sederhana. Namun keberadaannya begitu penting di dapur. Berdasarkan rekaman kamus bahasa Jawa bernama “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta terbitan tahun 1939, pada halaman 566 kolom 2 disebutkan, siwur adalah “cidhuk sing digawe saka bathok lsp digarani” (dalam bahasa Jawa). Dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti ‘gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan sejenisnya yang diberi tangkai/pegangan’. Pencatatan siwur di kamus terseb...
Siwur adalah salah satu alat dapur yang berfungsi untuk mengambil air dari gentong atau tempat penampungan air lainnya. Siwur sama dengan gayung dalam bahasa Indonesia. Siwur biasanya dibuat dari bahan tempurung kelapa yang diberi pegangan bambu. Tempurung kelapa yang digunakan setidaknya separuh lebih. Di salah satu bagian atas berlubang. Lalu pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat untuk memasukkan dan mengikatkan bambu pegangan. Bentuknya memang sangat sederhana. Namun keberadaannya begitu penting di dapur. Berdasarkan rekaman kamus bahasa Jawa bernama “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta terbitan tahun 1939, pada halaman 566 kolom 2 disebutkan, siwur adalah “cidhuk sing digawe saka bathok lsp digarani” (dalam bahasa Jawa). Dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti ‘gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan sejenisnya yang diberi tangkai/pegangan’. Pencatatan siwur di kamus terseb...
Sanggul Paes Ageng Yogyakarta disebut sanggul Bokor Mengkurep, bentuknya njeruk sak ajar. Disebut demikian karena bentuknya seperti buah jeruk bila dibuka kulitnya. Berikut adalah langkah-langkah atau cara membuat sanggul bokor mengkurep : (a) Mengambil lungsen . Caranya dengan mengambil rambut di atas ubun-ubun selebar satu jari, dan diukel kecil kemudian dijepit agar tidak terlepas di atas ubun-ubun. (b) Rambut disisir rapi ke belakang, kemudian diikat setinggi telapak tangan dari tumbuhnya rambut bagian bawah atau tengkuk. (c) Memasang rajut pandan, yaitu rajut yang diisi dengan irisan daun pandan. Besar kecilnya disesuaikan dengan kepala pengantin. Sebagai pedoman besarnya sanggul ditentukan dari panjangnya rajut kurang lebih dua kilan. Rajut pandan dipasang melingkari ikatan rambut, ujung pangkalnya sebaiknya diletakkan di bagian bawah ikatan rambut, kemudian diperkuat dengan harnal dua buah. &nbs...
UKEL TEKUK 1. Pengertian Sanggul Ukel Tekuk dalah sanggul yang digunakan oleh masyarakat dalam lingkungan keraton Ngayogyadiningrat, dimulai dari permaisuri, selir, putri-putri raja dan para inang pengasuh (emban).yang menjadi pembeda dalam penggunaannya adalah ragam accessories serta pakaian yang dikenakan. Kaum wanita yang menggunakan sanggul ini menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia anak-anak dan mulai menginjak masa dewasa. Hal ini juga berlambang bahwa gadis itu bagaikan bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya dan dianggap telah layak menjadi seorang ibu rumah tangga. Cara penggunaannya disesuaikan dengan usia dan keperluan. Perbedaan ini terlihat dari kelengkapan perhiasan dan pakaian yang dikenakan, antara lain sebagai berikut: a) Putri remaja Putri yang berusia 11-15 tahun (sesudah haid) akan menggu...
Pengguna kuwali hanya tinggal para pedagang makanan, seperti soto dengan label soto kuwali, pedagang gudheg, bubur, dan lainnya. Sementara warga pedesaan yang menggunakan alat ini tinggal sebatas di kala ada keperluan hajatan saja. Kuwali, kwali atau dalam bahasa Indonesia disebut belanga, adalah sebuah alat masak yang sering digunakan oleh masyarakat Jawa tempo dulu. Namun sekarang, keberadaan alat ini telah diganti oleh peralatan yang lebih modern, seperti panci, dandang, magiccom, ricecooker, dan sejenisnya. Tentu saja peralihan barang ini karena modernisasi dan akibat perkembangan zaman. Kuwali setidaknya masih banyak digunakan oleh masyarakat Jawa sebelum kemerdekaan RI hingga di tahun 1970-an. Bahkan, istilah ini telah terekam dalam kamus Jawa “Boesastra Djawa” karangan WJS. Poerwadarminta tahun 1939. Hal itu membuktikan bahwa barang ini jamak digunakan oleh masyarakat Jawa, khususnya, kala itu, sebagai peralatan untuk memasak sayur atau air, sepe...