Tarian ini diciptakan oleh seniman bernama I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian Panji Semirang dianggap sebuah tari pertunjukan, yang demonstrasikan diluar pura. Tarian ini menceritakan tentang seorang putri bernama Galuh Candrakirana yang sedang mengembara dan menyamar sebagai laki – laki dengan nama Raden Panji. Pengembaraan tersebut dilakukan sang putri setelah dirinya kehilangan sang suami. Biasanya ditarikan oleh penari wanita yang berperan sebagai laki – laki. Awalnya ditarikan oleh Luh Cawan, salah seorang murid I Nyoman Kaler. Pada tarian ini, kamu akan melihat para penari yang membuka matanya lebar-lebar bak seseorang yang sedang sedang marah, dibumbui senyuman namun tetap dengan mata yang galak. Terdapat perubahan mimik di beberapa gerakan.
Puspanjali adalah sebuah tarian adat Bali yang merupakan satu bentuk penyambutan. Puspanjali merupakan gabungan dari arti kata “puspa” dan “anjali” dimana bila disatukan “menghormati bagai bunga”. Maknanya menghormati para tamu bagai sekuntum bunga. Tarian ini ditampilkan oleh sekelompok penari wanita berjumlah 5 hingga 7 orang. Tarian ini terinspirasi dari tarian – tarian yang dibawakan pada upacara Rejang yang menggambarkan sekelompok wanita yang senang dengan kedatangan para tamu yang mampir ke daerah mereka. Tarian ini diciptakan pada tahun 1989 oleh penata tari Bali bernama N.L.N. Swasthi Wijaya dan I Nyoman Windha yang merupakan penata tabuh pengiring.
Kata Margapati diambil dari kata Marga yang artinya jalan , dan pati berarti kematian . Bila disatukan artinya jalan menuju kematian. Diciptakan oleh Nyoman Kaler pada tahun 1942, tarian ini menggambarkan kesalahan perjalanan hidup seorang wanita. Oleh sebab itu, tarian ini banyak menghadirkan gerakan tari laki – laki meskipun penarinya biasanya wanita. Jika dilihat, gerak gerik tarian ini seperti mengintai dan siap-siap menerkam mangsanya.
Tari Puspanjali adalah sebuah tarian kreasi baru yang diciptakan oleh seorang seniman kawakan dai Bali yakni N.L.N. Swasthi Wijaya Badem 26 tahun yang lalu tepatnya tahun 1989. Seperti apa sinopsis, sejarah serta bagaimana gerakan dan keindahan tarian yang juga mendapat sentuhan dari I Nyoman Windha sebagai penata musik pengiring nya tersebut? Selengkapnya bisa kita simak di bawah ini. Nama dari Puspanjali sendiri berasal dari dua kata yakni puspa dan anjali yang masing-masing memiliki arti bunga dan menghormat. Dari nama tersebut tentu akan kita dapati tujuan tarian puspanjali yakni sebagai tarian penghormatan bagi para tamu. Adalah N.L.N. Swasthi Wijaya Badem seorang seniman profesional inilah yang menciptakan gerakan puspanjali. Selain dikenal sebagai pencipta puspanjali Swasthi Wijaya Badem juga terkenal akan tarian hasil karyanya yang lain seperti Tari Saraswati, Belibis, Siwa Nataraja, dan Tari Sekarjagad....
Tari Legong Tari Legong adalah tari tradisional Bali yang dianggap turunan dari tari Sang Hyang yang telah ada sejak zaman pra-Hindu. Namun, beberapa pendapat menyebutkan pula bahwa tarian ini baru mulai ada sejak awal abad ke 19. Menurut cerita yang beredar, tari Legong diperkirakan mulai dikembangkan di keraton Bali dari sebuah mimpi yang dialami seorang pangeran dari Sukawati. Ketika sang pangeran tengah sakit keras, ia memimpikan datangnya 2 gadis yang menari diiringi bunyi gamelan indah. Mimpi tersebut menginspirasinya dan setelah sembuh dari sakitnya, ia kemudian menuangkan setiap gerakan tersebut dalam repertoar tarian beserta gamelan sebagai pengiringnya. Repertoar ini kemudian dinamai tari Legong. Nama Legong sendiri berasal dari 2 kata, yaitu “Leg” yang berarti tarian dan “Gong” yang berarti gamelan, sesuai dengan unsur yang berpadu di dalamnya. 1. Tema dan Makna Filosofi Jika dirunut...
Tari Cendrawasih Sesuai namanya tari cendrawasih adalah tarian yang gerakannya terinspirasi dari kehidupan burung, sama seperti tari Manuk Rawa dan tari Belibis yang juga merupakan bagian dari seni tari Bali. Burung cendrawasih sendiri dalam mitologi Hindu Bali dianggap sebagai burungnya para dewa atau disebut Manuk Dewata. 1. Tema dan Makna Filosofis Secara sederhana, tari Cendrawasih adalah tari yang mengangkat tema atau kisah tentang sepasang burung cendrawasih yang tengah memadu kasih. Namun, jika dipahami lagi, secara eksplisit tarian ini memiliki makna filosofis tentang keindahan pulau Bali yang tiadak bandingnya, baik dari segi keindahan alam maupun dari segi keindahan budaya.
Genggong merupakan sebuah alat musik tradisional yang berasal dari Bali. Alat musik ini merupakan salah satu instrumen getar yang sangat unik, sebab suara yang ditimbulkannya seperti memberi kesan mirip seperti suara katak sawah yang bersahut-sahutan ketika di malam hari. Keunikannya lainnya yang ada di alat musik ini adalah memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator. Fungsi Alat Musik Genggong Di Bali sendiri, alat musik Genggong ini merupakan alat musik tradisional yang semakin jarang dikenal orang. Selain itu alat musik ini juga sering dimainkan di acara-acara hiburan, seperti di dalam acara perkawinan maupun di dalam pertunjukan seni tari. Cara Membuat Alat Musik Genggong Alat musik Genggong merupakan alat musik yang terbuat dari pelepah pohon enau (pugoug). Pelepah yang pilih pun harus yang cukup tua dan kering, dan lebih diutamakan lagi yang mengering di bagian batangnya sendiri. Cara membuat Genggong ini dim...
Calon arang merupakan sebuah kisah semi sejarah yang berkembang pada kalangan masyarakat Jawa dan Bali. Di dalam budaya Jawa, kisah ini tertulis dalam naskah kuno Serat Calon Arang. Lalu dalam budaya kontemporer, kisah janda tukang teluh ini diceritakan kembali di dalam novel yang berjudul Dongeng Calon Arang oleh sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Selain novel, kisah Calon Arang ini juga banyak diceritakan kembali melalui berbagai genre, seperti lukisan, film, komik, bahkan tarian. Tari Giri Gora Dahuru Daha merupakan salah satu sendratari dari Provinsi Jawa Timur yang menceritakan kembali kisah dari Calon Arang. Dalam sendratari ini, Calon Arang digambarkan sebagai seorang perempuan jahat tukang teluh yang sakit hati dikarenakan anaknya tidak ada yang mau meminang. Garapan dari sendratari Giri Gora Dahuru Daha mengambil setting di Kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Airlangga. Di kawasan Kahuripan ada sebuah desa yang bernama Daha, di desa terse...
Seperti dikutip dari ISI Denpasar, lahirnya tari Pendet adalah sebuah ritual sakral odalan di pura yang disebut mamendet atau mendet. Prosesi mendet berlangsung setelah pendeta mengumandangkan puja mantranya dan seusai pementasan topeng sidakarya--teater sakral yang secara filosofis melegitimasi upacara keagamaan. Hampir setiap pura besar hingga kecil di Bali disertai dengan aktivitas mamendet. Pada beberapa pura besar seperti Pura Besakih yang terletak di kaki Gunung Agung itu biasanya secara khusus menampilkan ritus mamendet dengan tari Baris Pendet. Tari ini dibawakan secara berpasangan atau secara masal oleh kaum pria dengan membawakan perlengkapan sesajen dan bunga. Tari Pendet bercerita tentang turunnya dewi-dewi kahyangan ke bumi. Biasanya menurut gentra.lk.ipb.ac.id, Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh para putri, dan lebih dinamis dari tari Rejang. Ditampilkan setelah tari Rejang di halaman Pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelin...