Nama saya Handika Munggaran, lahir di Sumedang, Tanggal 08 April 1999. Dari kecil sampai sekarang saya tinggal di Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Masuk SD pada tahun 2006-2012 di SDN Maruyung 2 yang tidak jauh dari rumah. Kemudian melanjutkan kejenjang menengah pertama, yakni SMPN 2 Tanjungsari pada tahun 2012-2015. Selanjutnya memilih SMA terbaik di Tanjungsari dan satu-satunya SMA Negeri di daerah saya, tahun 2015-2018 saya menjadi siswa di SMAN Tanjungsari. Baik di SD, SMP, dan SMA saya aktif dalam kegiatan kepramukaan sehingga mendapatkan berbagai kejuaraan. Tidak hanya itu, ketika SMP dan SMA pun saya aktif dalam kepengurusan OSIS. Setelah SMA saya memutuskan untuk melanjutkan Studi PTN melalui jalur SNMPTN. Alhasil saya masuk ke Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan yang sekarang namanya menjadi Perpustakaan dan Sains Informasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Di dunia perkuliahan pun saya cukup aktif dalam mengikuti berbagai kepanitiaan suatu event se...
Di era zaman sekarang ini dimana biaya pengobatan dan pemeliharaan kesehatan semakin mahal alangkah lebih baiknya jika kita kembali besinergi dengan alam untuk lebih memelihara sumber daya yang tersedia sehingga selain bisa menjaga lingkungan juga sebagai persediaan obat herbal yang bisa dimanfaatkan pada pertolongan pertama
" Seruling peninggalan Abah Ridwan, Ridwan (2018) Seruling peninggalan Abah. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta. ISBN 9786024375218 [img] Text Seruling Peninggalan Abah-Ridwan-Final.pdf Download (4MB) Abstract Seruling peninggalan Abah bercerita tentang seorang anak bernama Dio. ia mempunyai seruling bambu yang merupakan peninggalan Abah yang paling berharga. Kemana pun ia pergi, seruling itu akan selalu menemaninya meskipun tak pernah lagi dimainkannya. Dio tidak memainkannya karena khawatir bayangan Abah muncul dan membuatnya bersedih kembali. ITEM TYPE: Book SUBJECTS: Pendidikan > Siswa Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Bacaan siswa SMP Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Sastra Indonesia Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Cerita rakyat Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Alat Musik Tradisional Pendidikan > BUKU DIVISIONS: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan DEPOSITING U...
" Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.2 No.1 Tahun 1997 Ansdrisijanti, Inajati and Aziz, Fadhila Arifin and Siregar, Darwin A. and Soeroso, - and Istari, T.M. Rita and Budisantosa, Tri Marhaeni Sosiana (1997) Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.2 No.1 Tahun 1997. Jurnal Arkeologi Siddhayatra, 2 (1). Balai Arkeologi Palembang, Palembang. ISBN 0853-9030 [img] Text Mei 97.pdf Download (43MB) | Preview Official URL: http://siddhayatra.kemdikbud.go.id Abstract Pada edisi kali ini menampilkan lima tulisan. Inajati Andrisijanti dari Jurusan Arkeologi UGM membahas pola hias di pantai utara Jawa dari abad XVI untuk menjelaskan interaksi budaya. Satu tulisan tentang penggunaan ""hard science"" terhadap arkeologi dipaparkan oleh Fadhila Arifin Azizi dari Puslit Arkenas bekerjasama dengan Darwin Alijasa Siregar dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Tulisan tersebut membahas penggunaan pertanggalan kronometrik terhadap sisa rangka manusia dari Sit...
Asal-usul Mengenai nasi jamblang,sebenarnya olahan ini Pada waktu itu zaman penjajahan Belanda warga desa Jamblang membuat nasi yang dibungkus dengan daun jati. Dulunya lauk nasi jamblang hanya tempe dan sayuran saja, tapi sekarang semakin bertambahnya ilmu, Nasi Jamblang di inovasi dan sekarang ada banyak lauk sekitar 40 lauk yang bisa dipilih.Dalam satu porsinya nasi jamblang menggunkan sedikit Nasi dan akan ditumpuk dengan berbagai lauk. Yang membuat sensasinya berbeda adalah ditambahkanya daun jati untuk pembungkusnya sehinga bisa menciptakan aroma dan rasa yang khas terhadap nasi.i hanya nasi biasa yang didalamnya ditambahkan lauk, penyajianya menggunakan daun jati. Namun ada cerita dibalik lahirnya kuliner dari kota Cirebon ini. yakni dimulai ketika Belanda memerintahkan pembuatan jalan raya Anyer-Panarukan. Sumber https://sahabatnesia.com/makanan-khas-jawa-barat/
Drestharastra merupakan Adipati Gajahoya, yg berwajah warna kuning untuk adegan di Keraton, sedangkan bermuka hitam saat adegan murka/marah. Saat tokoh Trigantalpati dikejar Gandamana sampai hilang ketampanannya, Trigantalpati marah lalu mengadu ke Adipati Drestharastra, kakak iparnya. Adipati tersebut kemudian marah ke Prabu Pandhu karena pengikutnya bertindak tidak benar; hanya karena punya kekuatan, berani melampaui wewenang raja, menghukum Trigantalpati sampai cacat. Prabu Pandhu berganti marah pada Patih Gandamana yang bertindak di luar batas tersebut. Gandamana diusir, tidak boleh berada di Ngastina. Kedudukan Patih Ngastina lalu diberikan pada Trigantalpati, yang kemudian bergelar Patih Arya Sengkuni. Gandamana kembali ke Pancala
Kuliner Indonesia memang tidak ada habisnya. Setiap daerah memiliki cita rasa masakannya sendiri yang kaya akan bahan dari rempah-rempah Indonesia. Tidak hanya menu utama pendamping nasi, jajanan tradisional seperti kue dan manisan juga digemari banyak orang. Meskipun nama makanan antardaerah ada yang sama, pasti ada saja yang menjadi pembedanya, sehingga tidak jarang warga lokal menyematkan nama daerah di belakang nama makanan tersebut. Kelezatan suatu kuliner pasti bertambah apabila memiliki keunikan tersendiri. Salah satu kuliner tersebut adalah serabi hijau khas Rengasdengklok, Karawang. Kudapan berbahan dasar tepung beras ini digemari banyak orang, bahkan hingga ke wisatawan mancanegara. Pembeda yang paling mencolok dari serabi khas Rengasdengklok dengan serabi lain adalah warnanya yang hijau. Terdapat sepuluh objek kebudayaan berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan, antara lain: (1) tradisi lisan, (2) manuskrip, (3) adat istiadat, (4) ritus, (5)...
BAHAN-BAHAN : (untuk 6 porsi) Buntut sapi - 1 kg Wortel, iris serong - 4 buah Kentang, potong dadu - 2 buah Tomat, potong dadu - 2 buah Bawang putih, memarkan - 3 siung Daun bawang, iris tipis - 2 batang Seledri, iris tipis - 2 batang Jahe, memarkan - 3 cm Cengkeh - 3 butir Bumbu halus Garam - 1 sdt Lada bubuk - 1/2 sdt Pala bubuk - 1 sdt Minyak untuk menumis - secukupnya Perendam : Bawang putih, haluskan- 4 siung Bawang merah, haluskan - 4 butir Saus tiram - 2 sdm Kecap manis - 4 sdm Garam - 1/2 sdt Lada bubuk - 1/2 sdt Margarin - 1 sdm PROSES PEMBUATAN: Rebus buntut sapi hingga empuk. Agkat dan tiriskan. Sisihkan air rebusannya. Dalam wadah, campur semua bahan perendam hingga rata. Masukkan buntut sapi dalam bahan perendam. Diamkan selama 1 jam. Sisihkan. Didihkan kembali air rebusan buntut. Sisihkan. Panasan sedikit minyak. Tumis bawang putih hingga harum, lalu angkat dan masukkan ke dalam rebusan. Aduk ra...
BAHAN-BAHAN Tepung beras ketan 1 kg 2 buah kelapa parut Gula pasir secukupnya Garam secukupnya Penyedap rasa secukupnya PROSES PEMBUATA Siapkan wadah adonan lalu isi dengan semua bahan opak yang sudah disiapkan, aduk-aduk sampai menjadi adonan opak Kepal-kepal adonan hingga membentuk bulatan kecil lalu pipihkan dengan bantuan papan bersih atau kayu bulat, botol dan alat bantu lainnya Setelah itu, letakkan opak bulat pipih pada wadah besar yang terbuat dari anyaman bambu dan jemur di bawah terik matahari langsung sampai benar-benar kering. Pengeringan ini dapat memakan waktu sampai berhari-hari tergantung panasnya cuaca pada saat di jemur Selanjutnya opak yang sudah dijemur kering dipanggang di atas bara api sampai mengembang dan menjadi opak garing renyah. Bolak-balik opak saat pemanggangan supaya matang merata. Angkat dan sisihkan. Begitu seterusnya. Simpan opak yang sudah dipanggang matang dalam wadah toples dengan penutup supaya tetap renyah SUM...