Minuman es dawet atau es cendol merupakan kuliner biasa yang mudah ditemukan dimana-mana. Rasanya yang manis dan dihidangkan dengan tambahan santan kelapa, segar dan sangat cocok diminum dalam kondisi cuaca panas. Namun ada yang unik dari dawet yang satu ini, yaitu Dawet Goreng dan mungkin masih asing di telinga serta banyak orang yang belum tahu jenis kuliner yang satu ini. Dawet Goreng merupakan makanan khas masyarakat Padukuhan Pendem, Desa Pandanrejo, Kecamatan Keligesing. Dalam penyajian Dawet Goreng ini ditambah dengan taoge yang masih krispi, tahu goreng potong dadu, bawang merah goreng, larutan gula merah atau gula kelapa, dan sambal cabai hijau. Meski jarang ditemukan, tetapi Dawet Goreng ini telah ada sejak puluhan tahun silam dan pembuatannya diwariskan secara turun temurun. Rasanya sangat unik dan menggelitik lidah karena berbagai rasa tercampur jadi satu. Ada rasa gurih, manis, asin, dan pedas. Dawet Goreng tersebut hanya bisa dijumpai di P...
Es Dung-Dung merupakan salah satu sajian kuliner tradisional yang banyak digemari anak-anak kecil asal Yogyakarta. Kuliner jenis es krim ini merupakan makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat. Selain memiliki rasa lezat dan unik, es dung-dung juga sangat merakyat karena memiliki harga sangat murah dan terjangkau. Beberapa tahun lalu, Es Dung-Dung, banyak dijual secara keliling ke kampung-kampung oleh pedagang dengan menggunakan gerobak beroda. Para penjual biasanya memanggil pelanggan dan menawarkan dagangan dengan tabuhan gong kecil, hingga menimbulkan suara dung.. dung.. dung. Bunyi inilah yang kemudian menjadi asal nama dari Es Dung-dung. Meski pedagang keliling Es Dung-dung sudah sangat jarang ditemui, namun kuliner es krim Es Dung-dung masih bisa ditemukan di Yogyakarta hingga saat ini. Selain biasa disajikan di sejumlah acara hajatan, Es Dung-dung juga bisa ditemukan di acara festival kuliner tradisional seperti Pasar Kangen Y...
Selama ini, jamur ling zhie dikenal sebagai campuran ramuan jamu. Rasanya teramat pahit dan getir. Jamur berwarna coklat dan keras tersebut sementara ini belum ada yang bisa mengolahnya sebagai jenis makanan seperti jamur tiram, jamur kuping dan lainnya. Namun, upaya kreasi untuk membuat jamur ling zhie agar bisa lebih banyak dikonsumsi tetap ada. Salah satunya dengan membuatnya sebagai teh celup. Adalah Sumedi Purbo, warga desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, dengan upaya yang ulet mampu membuat beragam minuman berbahan jamu ling zhie seperti sirup dan teh. Sumedi bahkan berinisiatif membuat jamu itu dalam bentuk kapsul, agar masyarakat lebih mudah mengkonsumsi jamu berkhasiat tinggi tersebut tanpa merasakan rasa pahit dan getirnya. Namun karena rasanya yang teramat pahit, membuat jamur tersebut hanya dikonsumsi sebagai jamu, sehingga penjualannya menjadi terbatas. Maka, Sumedi berinisiatif mengkreasikannya menjadi beragam produk makanan. Sumedi mengawali uji c...
Grebeg Maulud merupakan upacara tradisi peninggalan Kerajaan Demak untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini memiliki beberapa agenda yang ditutup dengan pengarakan “gunungan” dari Keraton Yogyakarta ke halaman Masjid Agung, untuk dibagikan kepada pengunjung yang sudah menunggu sejak semalaman. Hampir semua orang Jogja tentu sudah tidak asing dengan istilah grebeg. Kata grebegsendiri berasal dari Bahasa Jawa ‘Gembrebeg’ yakni suara keras yang timbul ketika Sultan keluar dari keraton untuk memberikan “gunungan” kepada masyarakatnya. Gunungan merupakan tumpukan hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan dan makanan tradisional, dikawal oleh pasukan keraton dengan bunyi teriakan yang bersahut-sahutan serta diiringi suara tembakan. Seiring perjalanan waktu, nama gembrebeg berubah menjadi grebeg. source : blog.alfarish.com Dalam satu tahun Kalender Jawa, setidaknya terdapat 3...
Senjata pusaka berupa tombak yang dimiliki oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya. Cerita mengenai munculnya pusaka ini tertulis dalam Babad Mangir dan juga merupakan cerita lisan yang populer di kalangan masyarakat sekitar Bantul, Yogyakarta dan Madiun. Menurut versi tulis, saat ada persiapan pesta di Desa Mangir, tersebutlah Ni Rara Jlegong, seorang gadis dari Desa Jlegong yang meminjam pisau milik Ki Ageng Mangir Wanabaya. Saat meminjamkannya, Ki Ageng Mangir berpesan jika sudah selesai digunakan, pisau tersebut tidak boleh diletakkan di sembarang tempat, apalagi sampai terlangkahi oleh perempuan. Setelah menyanggupinya, gadis tersebut memakai pisau tersebut untuk membuat basung. Namun, setelah selesai, gadis itu menaruh pisaunya di bawah tikar dan tanpa sadar ia mendudukinya. Pisau tersebut pun lenyap, masuk ke dalam perutnya dan menyebabkan ia hamil. Saat mengetahuinya, Ki Ageng Mangir meninggalkan desa untuk bertapa karena tak kuasa menahan malu. Sama halnya dengan Ni Rar...
Anglo adalah jenis alat memasak lain selain dhingkel. Anglo juga disebut tungku yang terbuat dari tanah liat. Alat memasak ini masih sering digunakan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini, walaupun jumlah penggunanya terus berkurang. Namun, para pedagang makanan mulai dari warung angkringan, bakmi, soto, hingga gudeg banyak yang masih menggunakan “kompor tanah” itu. Para pedagang yang tetap menggunakan anglo punya alasan yakni untuk mempertahankan cita rasa masakannya yang khas. Mereka khawatir jika menggunakan alat memasak lain akan mempengaruhi rasa masakannya. Anglo dibuat secara tradisional oleh perajin gerabah, yang hingga saat ini masih banyak dijumpai di sejumlah desa di Jawa, termasuk di sentra-sentra gerabah seperti desa Kasongan dan desa Pundong Bantul. Sebagian perajin perorangan juga masih memproduksi. Mereka memproduksi anglo dan peralatan memasak lain dari gerabah biasanya mewarisinya secara turun-temurun. Anglo dan p...
Siwur adalah salah satu alat dapur yang berfungsi untuk mengambil air dari gentong atau tempat penampungan air lainnya. Siwur sama dengan gayung dalam bahasa Indonesia. Siwur biasanya dibuat dari bahan tempurung kelapa yang diberi pegangan bambu. Tempurung kelapa yang digunakan setidaknya separuh lebih. Di salah satu bagian atas berlubang. Lalu pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat untuk memasukkan dan mengikatkan bambu pegangan. Bentuknya memang sangat sederhana. Namun keberadaannya begitu penting di dapur. Berdasarkan rekaman kamus bahasa Jawa bernama “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta terbitan tahun 1939, pada halaman 566 kolom 2 disebutkan, siwur adalah “cidhuk sing digawe saka bathok lsp digarani” (dalam bahasa Jawa). Dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti ‘gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan sejenisnya yang diberi tangkai/pegangan’. Pencatatan siwur di kamus terseb...
Siwur adalah salah satu alat dapur yang berfungsi untuk mengambil air dari gentong atau tempat penampungan air lainnya. Siwur sama dengan gayung dalam bahasa Indonesia. Siwur biasanya dibuat dari bahan tempurung kelapa yang diberi pegangan bambu. Tempurung kelapa yang digunakan setidaknya separuh lebih. Di salah satu bagian atas berlubang. Lalu pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat untuk memasukkan dan mengikatkan bambu pegangan. Bentuknya memang sangat sederhana. Namun keberadaannya begitu penting di dapur. Berdasarkan rekaman kamus bahasa Jawa bernama “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta terbitan tahun 1939, pada halaman 566 kolom 2 disebutkan, siwur adalah “cidhuk sing digawe saka bathok lsp digarani” (dalam bahasa Jawa). Dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti ‘gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan sejenisnya yang diberi tangkai/pegangan’. Pencatatan siwur di kamus terseb...
UKEL TEKUK 1. Pengertian Sanggul Ukel Tekuk dalah sanggul yang digunakan oleh masyarakat dalam lingkungan keraton Ngayogyadiningrat, dimulai dari permaisuri, selir, putri-putri raja dan para inang pengasuh (emban).yang menjadi pembeda dalam penggunaannya adalah ragam accessories serta pakaian yang dikenakan. Kaum wanita yang menggunakan sanggul ini menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia anak-anak dan mulai menginjak masa dewasa. Hal ini juga berlambang bahwa gadis itu bagaikan bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya dan dianggap telah layak menjadi seorang ibu rumah tangga. Cara penggunaannya disesuaikan dengan usia dan keperluan. Perbedaan ini terlihat dari kelengkapan perhiasan dan pakaian yang dikenakan, antara lain sebagai berikut: a) Putri remaja Putri yang berusia 11-15 tahun (sesudah haid) akan menggu...