Nama Nagaratengah sudah ada sejak jaman Kerajaan Galuh Hindu, ketika kerajaan berbentuk federasi. Mahaprabu Galuh membagi kerajaan yang salah satu diantaranya adalah Kerajaan Galuh Nagaratengah yang diperintah oleh Prabu Agung Danumaya dengan jumlah rakyat mencapai ± 1000 orang. Kemudian dilanjutkan oleh Prabu Wangsa Dedaha, lalu oleh Prabu Agung Ranggakusumah. Ketika Cipta Sanghyang Permana naik tahta sebagai Mahaprabu Galuh, ibukota kerajaan (dayeuh) pindah ke Nagaratengah. Letak ibukota antara sungai Cihapitan dan Cibodas (Sayung Desa Karanglayung) Kemudian penggantinya adalah Mahaprabu Cipta Permana (sebelumnya berdiam di Cimaragas) yang sudah memeluk agama Islam dan membagi kerajaan menjadi 6 Kerajaan kecil (Kadaleman). Selanjutnya, Kadaleman Nagaratengah dibangun pada 1583 oleh Pangeran Aria Panji Subrata. jarak lk. 25 km dari pusat kota Tasikmalaya, luas 3 Ha, berbagai situs yang ada : 1. Desa Nagaratengah a. Du...
Gua yang terletak di kampung Samawa Dusun Nagaracina Desa Setiawaras Kecamatan Cibalong ini banyak dikunjungi oleh para penziarah dengan minat khusus(mistik). Menurut penuturan juru kunci yang dikuatkan oleh beberapa keterangan penduduk, gua ini banyak dikunjungi banyak penziarah, khususnya pada bulan Maulud dan Ramadhan di setiap tahunnya. Gua yang ruangan depannya cukup besar/luas ini, sangat di sakralkan oleh para penduduk setempat sehingga keasrian dan kelestarian gua cukup terjaga. Gua ini mempunyai dua lantai, lorong atas yang cukup luas(± 75 meter),biasa dipakai oleh para penziarah untuk melakukan ritual tapa (Meditasi/Samadhi), pada ruang ini terdapat stalactit yang khas dan unik seperti bentuk wayang golek berjajar sehingga masyarakat setempat menamai gua ini gua Wayang. Lorong bawah sepanjang ± 210 meter berupa saluran air yang berujung pada lorong tertutup(sump). Letak gua ± 124 meter dari jalan desa dan sekitar 1.5 km dari jalan raya Karang...
Situs Klasik Denuh terletak di Desa Cikuya Kecamatan Culamega merupakan situs yang berkaitan dengan Situs yang berada di Galunggung dll. Disekitar lokasi tersebut terdapat beberapa situs dan benda cagar budaya sebagai bukti peninggalan masa silam, antara lain : Situs Tugu, situs Bale Kambang, situs Lemah Badong, situs Gua Binuang, situs Gua Potong Kujang, situs Gua Cikuda Keling , situs Gua Pasir Leungit , serta Benda Cagar Budaya berupa dolmen (batu tempat sesaji), 2 sumur kecil (Sanghyang Lumpang), menhir (Sanghyang Bedil), yang tersebar disekitar situs klasik Denuh, selain terdapat Benda Cagar Budaya disekitar lokasi Situs juga terdapat Situ dengan panorama alam indah. Kondisi Lingkungan Alam Mengacu kepada peta fisiografi van Bemmelen (1949) seperti dikutip oleh Agus (1998/1999), kawasan Tasikmalaya termasuk dalam Zona Pegunungan Selatan...
Ciamis memiliki tradisi turun temurun dalam sejarah kerajinan batik. Ada yang menyebutnya sudah ada sejak Kerajaan Galuh berjaya. Tapi,yang pasti, ini sudah berlangsung sejak beberapa abad silam. Batik Ciamis memiliki karakter dan corak batik yang berbeda dengan batik Garut dan Tasik. Batik ciamisan tampil sederhana tapi penuh wibawa. Kesederhaan ini tak lepas dari sejarah keberadaannya yang banyak dipengaruhi daerah lain, seperti ragam hias pesisiran dari Indramayu dan Cirebon. Selain itu, pengaruh batik nonpesisiran, seperti dari Solo dan Yogyakarta, tak kalah dominan. Pengaruh dari wilayah pesisir dan nonpesisiryang berpadu dengan nilai-nilai budaya Sunda dan kehidupan sosial sehari-hari masyarakat Ciamis melahirkan ragam motif batik ciamisan yang sesuai dengan gaya dan selera masyarakat setempat, bersahaja tetapi elegant. Alhasil, corak batik ciamisan tidak memiliki makna filosofi, perlambang, nilai sakral, atau menunjukkan status sosial tertentu. Penciptaan motif atau r...
budaya ini sudah menjadi ciri khas warga jawa barat, terkhusus subang..dimana ketika ada seseorang yang disunat maka tari/seni semacam ini sering ditampilkan sebagai bentuk hiburan
budaya yang lahir tahun 1979 ini sudah cukup terkenal dikalangan masyarakat indonesia, selain menjadi daya tarik sendiri bagi turis maupun wisatawan, budaya ini juga sebagai tarian khusus karawang
Merupakan situs peninggalan jaman Prabu Siliwangi yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Prabu Kian Santang. secara administrasi Kabuyutan Ciburuy terletak Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut berada di titik koordinat 7° 17' 18" S, 107° 49' 43" E. Di daerah Situs Kabuyutan Ciburuy terdapat tiga buah rumah adat yang bernama Bumi padaleman (tempat menyimpan benda-benda naskah kuno,daun lontar dan nipah), Bumi Patamon (tempat penyimpanan benda tajam seperti keris, kujang trisula, dan alat kesenian goong renteng) dan lumbung padi atau “leuit”, (tempat menyimpan bahan makanan terutama padi). Alat kesenian goong renteng yang ditemukan di daerah ini merupakan cikal bakal dari kesenian degung yang ada sekarang ini. Luas daerah Kabuyutan Kabuyutan Ciburuy ini sekitar 1 hektar. Panorama indah serta suasana damai dengan udara yang sejuk akan dijumpai ketika kita berada di kawasan situs ini. Setiap hari rab...
Situs Kertabumi berada di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing tepatnya berada pada koordinat 7º20’43,4” LS dan 108º27’49,9” BT dengan luas sekitar 320 m2. Lokasi situs berada pada kawasan yang diapit Sungai Cileueur dan Sungai Cimuntur. Kedua sungai tersebut bertemu di sebelah timur laut Gunung Susuru. Gunung Susuru merupakan suatu tonjolan bukit yang terbentuk oleh batuan breksi vulkanik. Ketinggian daerah di Gunung Susuru dan sekitarnya kurang lebih 100 m di atas permukaan laut. Batas situs ini di sebelah utara adalah S. Cimuntur, timur pertemuan antara S. Cimuntur dengan Cileueur, selatan Sungai Cileueur, dan barat Kampung Bunder. Kawasan Kertabumi pertama kali diketahui dari laporan Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Ciamis yang memberitakan bahwa telah ditemukan tinggalan arkeologi di Dusun Bunder, Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Sehubungan dengan adanya laporan tersebut, Balai Arkeologi Bandung pada...
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu , dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.