Situs Kertabumi berada di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing tepatnya berada pada koordinat 7º20’43,4” LS dan 108º27’49,9” BT dengan luas sekitar 320 m2. Lokasi situs berada pada kawasan yang diapit Sungai Cileueur dan Sungai Cimuntur. Kedua sungai tersebut bertemu di sebelah timur laut Gunung Susuru. Gunung Susuru merupakan suatu tonjolan bukit yang terbentuk oleh batuan breksi vulkanik. Ketinggian daerah di Gunung Susuru dan sekitarnya kurang lebih 100 m di atas permukaan laut. Batas situs ini di sebelah utara adalah S. Cimuntur, timur pertemuan antara S. Cimuntur dengan Cileueur, selatan Sungai Cileueur, dan barat Kampung Bunder.
Kawasan Kertabumi pertama kali diketahui dari laporan Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Ciamis yang memberitakan bahwa telah ditemukan tinggalan arkeologi di Dusun Bunder, Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Sehubungan dengan adanya laporan tersebut, Balai Arkeologi Bandung pada tahun 2000 mengadakan penelitian awal. Selanjutnya pada tahun 2001, diadakan penelitian yang lebih mendalam di Kawasan Kertabumi.
Kawasan Kertabumi mencakup dua situs yaitu situs Gunung Susuru dan situs Bojong Gandu. Di situs Gunung Susuru terdapat tiga batu datar terbuat dari batuan beku andesitik. Batu datar I berada di bagian timur laut Gunung Susuru, batu datar II berada di sebelah barat daya batu datar I berjarak sekitar 350 m, sedangkan batu datar III berada di sebelah barat daya batu datar II berjarak sekitar 100 m. Di dekat batu datar I terdapat batu bersusun terbentuk dari tiga bongkah batuan beku andesit.
Di Gunung Susuru juga terdapat tiga punden berundak. Punden I berada di atas bukit kecil pada ujung timur laut Gunung Susuru. Punden II berada di antara punden I dan punden III. Punden III berada pada bagian barat daya Gunung Susuru. Ketiga punden terbentuk dari susunan bongkah batuan beku andesitik.
Pada tebing Gunung Susuru terdapat 5 gua terbentuk dari batuan breksi vulkanik. Berdasarkan keadaan fisiknya, terlihat gua-gua tersebut merupakan gua buatan (artificial caves) yang ditoreh pada tebing di tepi Sungai Cimuntur dan Cileueur dengan kemiringan lereng 75°. Di dalam gua, penduduk pernah menemukan pecahan tembikar, gigi Bovidae (kerbau purba), gigi Sus (babi), fragmen tulang, dan geraham manusia. Fragmen tulang dan gigi yang ditemukan di lokasi tersebut sudah mengalami proses pemfosilan (sub-fosil).
Situs Bojong Gandu berada di sebelah barat laut situs Gunung Susuru. Keadaan lahan di situs Bojong Gandu relatif datar. Tinggalan arkeologi di situs Bojong Gandu berupa sisa benteng yang terbuat dari susunan batu. Di situs Bojong Gandu banyak ditemukan fragmen keramik, fragmen tembikar, dan kerak besi. Fragmen keramik berasal dari Cina, Thailand, Vietnam, dan Eropa terbanyak berasal dari Cina masa dinasti Ming dan Qing.
Di Dusun Bunder terdapat beberapa objek arkeologis yaitu sumur taman, sumur batu, dan beberapa makam kuna. Sumur taman adalah dua sumur yang berada di pinggiran tebing batuan breksi, tepatnya pada 7?20’23,9” LS dan 108?27’26,3” BT di sisi selatan Cimuntur. Di seberang sungai (sisi timur) terdapat sumur batu. Sumur tersebut berupa bongkah batuan beku yang dilubangi. Lubang berada di sisi selatan dengan diameter lubang 50 cm. Berdasarkan hasil identifikasi objek, yang disebut sumur oleh masyarakat ternyata adalah lumpang batu. Makam kuna yang ada di Dusun Bunder dikenal dengan sebutan Makam Tanduran Ageung atau Tanduran Sari dan Komplek Makam Prabu Dimuntur.
Untuk mencapai kawasan ini sudah dibangun jalan aspal hingga menjelang Gunung Susuru. Untuk mencapai seluruh objek telah dibangun jalan setapak berplester semen. Lanskap kawasan sangat mendukung pengembangan wisata di kawasan ini, khususnya wisata minat khusus. Sementara ini wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini baru sebatas pada wisata alam. Pengembangan paket wisata yang menyertakan aspek budaya perlu ditunjang dengan informasi mengenai peninggalan budaya masa lampau.
Lokasi: Dusun Bunder, Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing,
Koordinat : 7º20’43,4” S, 108º27’49,9” E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas: jalan setapak berplester semen
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja