Dalam banyak tradisi lokal di Indonesia, minuman beralkohol memainkan peran yang cukup penting. Minuman-minuman ini dikenal dengan berbagai nama dan sebutan salah satunya adalah sopi. Sopi adalah minuman beralkohol lokal yang terkenal sepanjang Nusa Tenggara hingga Maluku. Di Maluku Tenggara Barat, sopi dibuat dari sari pohon enau (Arenga pinnata). Masyarakat lokal mengenal pohon ini dengan nama Pohon Koli atau Pohon Tuak. Sopi dibuat dari sari pohon yang telah disuling. Sopi hasil sulingan pertama biasanya memiliki kadar alkohol yang cukup kuat. Sopi ini pun dikenal dengan nama sopi kepala. Masyarakat Maluku Tenggara Barat percaya bahwa konsumsi sopi kepala seharusnya tidak boleh lebih dari satu sendok teh setiap hari. Dan fungsi utama sopi kepala adalah sebagai obat. Hasil sulingan setelahnya lah yang biasa hanya disebut dengan nama sopi. Dalam banyak kegiatan masyarakat, sopi memiliki peran yang cukup penting. Mulai dari menyambut tamu, pernikahan, kematian, hingga sebaga...
Lebih dari seabad lalu tepatnya tahun 1910, Pastor Clerk dan Capres mendarat di Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat. Misi mereka adalah menyiarkan agama Katolik di Pulau Yamdena dan Tanimbar secara keseluruhan. Di sisi lain Pulau Yamdena, kabar pembaptisan pertama orang Olilit tersiar pada 14 Agustus 1913. Kabar tersebut datang dari Pastor Mathias Nieuwenhuis dan lalu disampaikan ke negeri Belanda. Para misionaris yang datang jauh-jauh dari Negeri Kincir Angin pun gembira. Sejak itu mulailah pewartaan misi gereja di Tanimbar. Dengan beredarnya kabar itu, para pastor mulai meneruskan penyebaran agama ke desa-desa lain sampai ke Tanimbar Utara dan Fordata. Kisah itu adalah bagian dari catatan sejarah yang terekam dalam materi promosi Dinas Pariwisata dan Usaha Ekonomi Kreatif Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2016. Bentuk peringatan pembaptisan pertama di Desa Olilit itu kini diwujudkan dalam sebuah rupa patung. Patung pastor berdiri dikel...
Zaman dahulu, di daerah Baguala huduplah seekor Buaya besar yang berwarna kuning keemasan, yang dikenal dengan Buaya Tembaga. Buaya Tembaga tersebut tidak pernah memangsa hewan lain. Namun, sebaliknya ia selalu menolong ikan-ikan, hewan-hewan lainnya dan selalu melindungi mereka dari hewan buas. Keberadaannya Buaya Tembaga terdengar sampai pesisir selatan Pulau Baru. Hewan yang berada di Pulau Baru hidup dalam ketakutan karena ada seekor Ular besar yang selalu memangsa hewan-hewan. Akhirnya, mereka mengirim utusan untuk meminta bantuan kepada Buaya Tembaga. Yang diutus adalah seekor Ikan, Ikan tersebut harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Sang Ikan pun sampai di kediaman Buaya Tembaga. ‘’ Buaya Tembaga yang baik hati, aku datang dari Pulau Baru untuk meminta bantuanmu.’’ Ujar sang Ikan. ‘’ Apa yang bisa aku bantu?’’ jawab Buaya Tembaga. ‘’ Selama ini kami hidup dalam ketakutan karena ada seekor Ular besar yang melingkar pada pohon. Pohon tersebut melingk...
Pada zaman dulu ada seorang lelaki yang pekerjaanya mencari kayu bakar di hutan. Suatu ketika dengan menggunakan perahu ia tiba di pantai Latuhalat. Tepatnya di ujung tanjung Latuhalat, Dusun Waimahu kemudian ia berjalan mendaki bukit, menuruni lembah naik dan sampailah ia di puncak gunung lalu ia mencari kayu-kayu di situ. Ketika matahari mulai terbenam lalu ia beristirahat, ia hendak menuruni lembah menuju ke pantai. Tetapi hari sudah malam, maka ia menggambil keputusan untuk bermalam di situ. Kemudian ia melihat-lihat dan matanya tertuju disuatu tempat yang sangat bersih. Malam itu bulan purnama cahayanya terang-menerang menerangi tempat itu. Ia hendak tidur tetapi ia belum dapat memejamkan mata, ia diganggu binatang-binatang kecil antara lain, agas, nyamuk dan ular. Tiba-tiba seekor ular datang menelanya kemudian memuntahkanya kembali tiba-tiba bunyi gemuruh seakan-akan membelah bumi ini, ia menjadi takut dan merinding bulu romanya. Saat itu pula berdirilah seorang bapak tua,...
Suku Naulu memiliki beberapa tradisi yang sangat aneh, yaotu pengasingan wanita yang akan melahirkan dan baru melahirkan, serta wanita yang mengalami haid untuk pertama kali. Pengasingan ini dilakukan dengan menyediakan bilik atau gubuk kecil berukuran 2x2 meter yang disebut Tikusune. Bilik ini berfungsi sebagai tempat mengasingkan diri bagi kaum wanita yang akan dan telah melahirkan, serta wanita yang mengalami haid untuk pertama kali. Karena sudah menjadi tradisi, biasanya wanita tersebut secara otomatis langsung mengasingkan diri dari keluarga dengan masuk ke dalam Tikusune. Selama menjalani masa pengasingan, wanita tersebut dilarang dikunjungi dan melakukan kontak sosial dengan siapa pun. Kontak dengan dunia luar hanya dilakukan saat mereka mendapatkan makanan. Wanita yang mengalami haid pertama kali baru bisa kembali apabila masa haid telah selesai. Untuk wanita yang akan melahirkan anaknya, seorang dukun akan mengunjungi mereka dan membantu proses melahirkan dengan peralatan...
Tradisi ini sudah menjadi tradisi turun temurun sejak tahun 1646, yang dilaksanakan setiap tujuh hari setelah Lebaran. Dalam bahasa daerah Morella, masyarakat menyebutnya 'Palasa' atau 'Baku Pukul Manyapu' yang artinya saling memukul dengan sapu lidi. Pada pelaksanaannya, para peserta yang merupakan pemuda Morella dibagi dalam dua kelompok atau regu. Tiap regunya berjumlah minimal 10 orang dengan memakai celana pendek, bertelanjang dada, serta memakai pengikat kepala merah (kain berang). Kedua regu tersebut, saling berhadapan. Setiap orang memegang batang lidi 'enau' yang berukuran besar (lingkaran pangkal 0,5 cm dan bonggolnya selebar 3-5 cm). Kemudian mereka saling memukul tubuh lawannya hingga luka dan berdarah secara bergantian. Menariknya, meskipun tubuh para pemuda itu sudah terluka, tidak ada yang marah apalagi dendam. Sebab luka dan darah itu merupakan simbol perjuangan melawan penjajah. Alkisah, atraksi ini awalnya merupakan permainan anak-anak di Benteng Kapahaha, Morella....
Ritual kolano uci sabea adalah sebuah ritual wajib yang dilakukan oleh sultan dan masyarakat Ternate. Ritual kolano uci sabea yang bermakna turunnya sultan ke masjid untuk sholat dan berdoa. Ini adalah pesona religi yang menarik dan berbeda dengan kesultanan lainnya di Indonesia. karena dalam proses ini, sang sultan di tandu dan dikawal masyarakat adat Ternate dari kedaton menuju masjid sultan. Usai melaksanakan sholat teraweh, sultan akan kembali ke kedaton dengan ditandu seperti ketika keberangkatannya ke masjid. Di kedaton, sultan bersama permaisuri akan memanjatkan doa di ruangan khusus tepatnya diatas makam para leluhur. Usai berdoa, sultan dan permaisuri akan menerima rakyatnya untuk bertemu, bersalaman, bahkan mencium kaki sultan dan permaisuri sebagai tanda kesetiaan. Dalam satu tahun, ritual kolano suci sabea dilaksanakan empat kali. Malam qunut, malam lailatul qadar, serta pada hari raya idul fitri dan idul adha. sumber: https://www.asliindonesia.net/tradisi-dan-budaya-...
Tampurung adalah kata yang biasa dipakai sehari-hari untuk kata batok kelapa oleh penduduk di pulau Nusalaut khususnya di Desa Akon. Permainan ini dimainkan oleh anak-anak umur 10-12 tahun di daerah Lease yaitu di Pulau Haruku, Saparua, dan Nusalaut.
Tokoh Atuf yang legendaris ini hidup dalam memori masyarakat Maluku Tenggara, khususnya masyarakat yang mendiami Pulau Babar, Selaru, Yamdena, Kei Besar, dan sebagian Nusa Tenggara Timur. Pulau-pulau yang terpisah oleh lautan itu menjadi terhubung karena adanya kesamaan cerita tentang Atuf. Atuf hidup pada zaman purbakala, ketika jarak langit dan bumi sangat dekat. Saking dekatnya, orang di puncak gunung tinggi seakan sanggup menggapai langit dengan lambaian tangan. Pada masa itu, di langit hanya ada Matahari. Bila malam tiba, langit sangat hitam kelam karena belum ada bulan dan bintang-bintang. Bola Matahari berukuran sangat besar dibandingkan dengan Matahari yang ada saat ini. Jarak Matahari dengan bumi pun sangat dekat. Matahari terbit dan terbenam secara tidak teratur. Matahari berlaku seperti makhluk bernyawa sehingga sanggup mengatur pergerakan sendiri dengan seenaknya. Terkadang pada pagi hari, Matahari mengintip saja dari ufuk timur dan tidak menuju ke barat. Akibatnya, oran...